Kisah Para Budak yang Harus Kenakan Topeng Pemakan Kotoran agar Tak Makan Berlebihan

Sabtu, 22 Agustus 2020 - 00:24 WIB
loading...
Kisah Para Budak yang...
Salah satu bentuk penyiksaan itu adalah penggunaan topeng pemakan kotoran untuk mereka. Foto : Istimewa
A A A
MAKASSAR - Banyak hal mengerikan terjadi pada zaman dulu, ketika perbudakan manusia masih dilegalkan. Penyiksaan terhadap budak dilakukan secara terus menerus. Salah satu bentuk penyiksaan itu adalah penggunaan topeng pemakan kotoran untuk mereka. Baca : Bersama Kapal Berbentuk Kura-kura, Yi Sun Tumpas Jepang Selama 7 Tahun

Topeng pemakan kotoran atau The Dirt Eating Mask, merupakan sebuah topeng yang pembuatannya diperuntukkan untuk kalangan budak sekitar abad 16 hingga 19. Topeng ini sengaja dibuat sebab saat itu para budak terlebih mereka yang berasal dari Afrika, berperilaku aneh memakan tanah, lumpur atau kotoran lain.

Lantaran memakan makanan yang tak biasa, para pedagang pun mengambil keuntungan dengan memperdagangkan varietas tanah yang disukai para budak tersebut. Fenomena ini membuat para pemilik budak ketakutan. Baca Juga : Siapa Sangka, Wanita Paling Cantik di Dunia Ini Ternyata Penemu Teknologi WiFi

Tuan-tuan yang umumnya berasal dari Amerika Serikat dan Karibia ini takut praktik tersebut tidak sehat dan membuat para budak depresi, sakit perut, gembur, nafsu makan kurang, nafas pendek dan vertigo. Sehingga akhirnya berinisiatif menciptakan topeng pemakan kotoran . Baca Lagi : 100 Perang Tak Pernah Kalah, Dialah Manusia Berjuluk Pedang Allah yang Terhunus

Topeng yang menutupi bagian mulut ini lantas dipakaikan kepada para budak untuk melindungi budak sebagai 'properti' dari sang pemilik. Namun dibalik itu, beberapa berpendapat bahwa pemberian topeng ini untuk menghindari budak bunuh diri, makan berlebihan atau mengonsumsi hasil panen si pemilik.

(Baca juga : Fitnah Perempuan dan Bahayanya Ikhtilat )
(sri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1600 seconds (0.1#10.140)