Nikmatnya Mencicipi Bandeng Ikonis di Kota Seribu Wali

Sabtu, 25 Mei 2019 - 10:13 WIB
Nikmatnya Mencicipi Bandeng Ikonis di Kota Seribu Wali
Nikmatnya Mencicipi Bandeng Ikonis di Kota Seribu Wali
A A A
Gresik memang bukan satu-satunya daerah penghasil bandeng. Namun, untuk olahan makanan berbahan bandeng, Kota Seribu Wali ini jagonya. Kalau mau bukti, sambangi saja Rumah Makan Pak Elan yang menjadi ikon masakan khas berbahan bandeng dan berdiri sejak 1956. Meski sudah berusia puluhan tahun, sampai saat ini rumah makan tersebut masih mampu beroperasi.

Di Gresik, ada tiga rumah makan yang memiliki embel-embel nama “Pak Elan”. Pemiliknya memang masih bersaudara dan sudah dikelola oleh generasi ketiga. Ada Rumah Makan Bandeng Pak Elan Asli, ada Pak Elan I, dan Pak Elan II. Menunya juga sama. Ada bandeng bakar, goreng, kuah, dan otak-otak.

Semuanya dipadu dengan dadar telur, tempe, serta minuman legen yang khas. “Kalaupun ada penambahan menu, ya nggak banyak. Paling hanya bandeng bumbu sapit,” ungkap Anggara Afreido Yuda Mardika, pemilik RM Bandeng Pak Elan Asli.

Di antara menu-menu bandeng itu, hampir semua menjadi favorit pengunjung. Baik yang dibakar, kuah, maupun goreng. Semuanya bisa langsung dimakan, tanpa takut terkena duri. “Jangan takut ada durinya. Sebab, durinya sudah diambil sehingga dapat langsung dimakan,” tandas Ninis Trisilowati, owner salah satu RM Bandeng Pak Elan.

Yang tidak pernah berubah sejak dulu hingga sekarang adalah rasanya. Gurihnya khas. Tidak berbau tanah. Ukurannya juga harus berberat 1/2 kilogram per ekor. Untuk menjaga rasa khasnya, bandeng yang menjadi bahan baku utama harus dihasilkan dari tambak berair payau. Bandeng-bandeng itu dihasilkan oleh tambak-tambak dari Mengare, Bungah, Gresik.

“Kami sangat menjaga rasa. Maka itu, bandengnya juga dari dulu sampai sekarang pemasoknya sama, dari Mengare. Karena bandeng dari Mengare rasanya gurih,” kata Ninis. Sebagai pelengkap, yang tidak ditemukan di rumah makan lain, tersedia sambal terasi yang pedasnya khas.

Saat daging bandeng yang tak berduri itu dicelupkan ke dalam sambal, rasanya jadi semakin kaya. “Pokoknya beda rasa bandeng di sini (Pak Elan) dengan di rumah makan lain. Rasanya gurih dan renyah,” nilai Daniel (45), pelanggan RM Pak Elan yang berasal dari Surabaya.

Harga menu di sini juga cukup terjangkau. Satu ekor bandeng dibanderol nominal antara Rp48.000-Rp60.000. Begitu juga legennya, dihargai antara Rp12.000-Rp48.000. Tidak sulit mencari RM Bandeng Pak Elan. Ketiganya berada di Jalan Veteran. Dua berlokasi di Jalan Raya Vereran dan satu lagi di Gang V. Masing-masing punya pelanggan fanatis.

Meski lokasi rumah makan ini ada di tengah kota, namun tidak jauh dari tol Roomokalisari. Hanya berjarak sekitar 800 meter, sehingga para pelanggan yang dari luar kota tidak perlu takut macet. Para pelanggan RM Pak Elan bukan hanya berasal dari Gresik.

Melainkan datang dari hampir semua kota-kota di Jawa Timur. Bahkan, tidak sedikit yang datang dari luar Jawa. “Saya punya pelanggan orang Jakarta. Demi merasakan bandeng kami, rela berangkat dari Jakarta hanya untuk membeli bandeng. Setelah itu balik lagi ke Jakarta,” ujar Ninis.

Khusus Ramadan, RM Bandeng Pak Elan Asli tidak banyak membuat perubahan menu. Bandeng masih menjadi andalan. RM Pak Elan tidak membuka cabang di daerah lain. Karena itu, pewaris RM Bandeng Pak Elan Asli ingin mempertahankan pandangan bahwa makan bandeng itu di Gresik. “Ada pandangan yang tidak dapat diubah, yaitu kalau makan bandeng ya di Gresik,” pungkas Anggara.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3932 seconds (0.1#10.140)