Pergelaran Tenun Masalili di Hutan Bakau

Selasa, 28 Mei 2019 - 12:04 WIB
Pergelaran Tenun Masalili di Hutan Bakau
Pergelaran Tenun Masalili di Hutan Bakau
A A A
DESAINER Wignyo Rahadi memperkenalkan tenun Masalili ke masyarakat dengan adanya fashion show koleksi modest wear mulai dari gaya kontemporer hingga syari.

Wignyo menggunakan kain tenun Masalili hasil produksi UMKM binaan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara. Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerja sama dengan berbagai pihak berupaya mengembangkan tenun Masalili sebagai kekuatan ekonomi lokal, antara lain melalui program pelatih an peningkatan kualitas, motif, desain, serta pengembangan produk dan pemasaran.

Karya desainer Wignyo Rahadi dan desainer asal Kendari Irma Intan tertarik dengan keindahan hutan bakau di Kota Kendari. Karenanya, fashion show tersebut diselenggarakan di area hutan bakau.

Desainer Wignyo Rahadi menampilkan koleksi modest wear bertema “Re-Masalili” yang dikembangkan dari inspirasi gaya busana retro dengan menonjolkan permainan cutting yang bervolume, seperti model lengan setali, celana harem, rok draperi, dan dress aksen tumpuk, dilengkapi turban dan hijab model capuchon.

Tenun Masalili dalam pilihan warna kuning, hijau, biru, hingga ungu, dikombinasi dengan tenun lurik dan tenun ATBM (alat tenun bukan mesin) corak Sobi dan Bintik yang menjadi ciri khas Tenun Gaya, brand yang dibuat oleh desainer Wignyo Rahadi. Sentuhan ornamen tumpuk, draperi, dan asimetris turut menjadi daya pikat koleksi dari olahan tenun Masalili.

Sementara, desainer Irma Intan yang merupakan desainer kelahiran Kendari, menampilkan koleksi busana muslim syari bertema “Himeka” yang dalam bahasa Sanskerta berarti sorot mata yang bercahaya.

Koleksi ini menghadirkan kombinasi tenun Masalili dengan material tule, katun, dan organza yang dituangkan dalam siluet A-line serta ornamen zipper dan beads yang dramatis. Dominasi warna hitam diberi sentuhan warna cerah dari tenun Masalili, antara lain warna merah, biru, hijau tosca, dan ungu.

Dengan program pengembangan yang dilakukan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sultra, tenun tradisional Masalili dapat diaplikasikan menjadi ragam gaya busana ready to wear untuk menunjang gaya hidup masa kini. (Dwi Nur Ratnaningsih)

(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5277 seconds (0.1#10.140)