Teori Baru Menjelaskan Kekacauan Lini Masa Franchise X-Men

Sabtu, 08 Juni 2019 - 19:30 WIB
Teori Baru Menjelaskan Kekacauan Lini Masa Franchise X-Men
Teori Baru Menjelaskan Kekacauan Lini Masa Franchise X-Men
A A A
Ada masa ketika para penulis franchise film tidak peduli dengan kontinuitas. Misalnya, Gotham City berubah di tiap fim Batman pada era 80—90an. Ini pula yang terjadi pada film X-Men. Di awal perilisannya, penulis dan sutradaranya tidak terlalu peduli dengan kontinuitas. Mereka ingin tiap film itu bagus dan kadang mereka berhasil.

Anehnya, meskipun audiens menginginkan adanya keberlanjutan dan konsistensi antarfilm, penulis dan sutradara memilih untuk mengabaikannya. Namun, itu tidak berlangsung lama. X-Men: Days of Future Past kemudian berusaha membetulkan lini masa itu dengan memperkenalkan perjalanan menembus waktu, dengan mengirimkan karakter mereka kembali ke masa lalu untuk membetulkan lini masa untuk mengisi banyak plot hole. Namun, ini masih menyisakan banyak pertanyaan ketimbang jawaban mengenai jalan yang ditempuh film itu.

Sejumlah akun Reddit telah memperkenalkan sejumlah teori yang sangat meyakinkan tentang bagaimana urutan kronologis franchise film X-Men. Apakah mereka berhasil menguraikan kekacauan keberlanjutan X-Men? Berikut ulasan dari CBR.

Teori awal
Penting untuk membahas teori paling diterima semesta X-Men. Kontinuitas X-Men dimulai dengan lini masa tunggal dengan X-Men Origins: Wolverine sebagai awal mula lini masa aslinya karena menjadi film pertama franchise ini. Namun, dalam prolognya, Logan kecil (Troye Sivan) membunuh ayahnya, Sabretooth dan Logan kemudian bertempur di tiap perang dan Logan menyelamatkan Yashida dari Nagasaki—peristiwa di mana X-Men: First Class terjadi. Di awal-awal ini, Erik (nama asli Magneto) masuk kamp konsentrasi yang dioperasikan Sebastian Shaw, pemimpin masa depan Hellfire Club. Sebastian membunuh ibu Erik di depan matanya.

Sekarang, di sinilah lini masanya pecah: selama Perang Vietnam. Di lini masa asli, Bolivar Trask (Peter Dinklage) membuat Sentinels pertama. Mystique membunuhnya. Anak buah Trask menangkap Mystique dan memakai DNA-nya untuk membantu menciptakan Sentinel X yang—setengah abad kemudian—dipakai untuk mengambil alih Bumi—di masa depan alternatif di mana setelah peristiwa di Days of Future Past tidak pernah terjadi.

Setelah X-Men Origins: Wolverine, Profesor X, yang sudah botak dan masih bisa berdiri, mengumpulkan generasi berikutnya X-Men dari markas Stryker. Setelah itu, Magneto dan Profesor X yang masih berteman merekrut Jean Grey. Dari sini, lini masa peristiwa di trilogy asli X-Men dan The Wolverine terbuka, yang kemudian membawa ke lini masa gelap Days of Future Past.

Di lini masa lain, berkat intervensi Wolverine yang menjelajah waktu, Mystique tidak membunuh Trask, yang membawanya menjadi sosok messiah. Ini menciptakan lini masa baru yang menyebabkan peristiwa X-Men: Apocalypse, Dark Phoenix, film-film Deadpool dan masa depan cerah seperti terlihat di akhir Days of Future Past, dan mungkin, beberapa taunn kemudian, Logan. Ada juga Deadpool 2, tapi masih banyak lagi. Ini adalah teori yang biasa diterima sebelumnya, tapi ada model baru yang mungkin menggantikannya.

Teori tiga lini masa

Masalah dengan teori sebelumnya adalah terlalu banyak plot hole. Sementara Days of Future Past memperlihatkan kalau Profesor X bisa meminum obat yang memberinya kemampuan berjalan, dia kehilangan kekuatannya. Terlebiih, dia tidak botak sampai X-Men: Apocalypse, yang hanya bisa terjadi di lini masa Days of Future Past, ketika Apocalypse ditemukan sebagai akibat gagalnya Mystique membunuh Trask. Xavier di Origins: Wolverine dan X3 itu botak, berjalan dan punya telepatinya. Jadi bagaimana itu mungkin?

Seorang pengguna Reddit punya solusi potensial. Teori itu berfokus pada Sebastian Shaw, antagonis utama X-Men: First Class. Di teori lini masa pertama ini, Sebastian adalah mutan yang bereksperimen dengan kemampuannya. Dia tidak terlibat dalam penakhlukan dunia dan dia tidak membantu Nazi atau dia tidak membunuh ibu Erik, yang menyebabkan Magneto muncul dari Perang Dunia II dengan penuh amarah. Namun, Profesor X mampu menyelamatkan Erik dan membawanya ke sisinya. Sentinel Project tidak pernah terjadi karena peristiwa First Class tidak terjadi.

Event lain di film setelahnya memperlihatkan Sebastian menjadi salah satu pelayan Apocalypse. Dari sini, peristiwa ini membawa ke peristiwa Logan. Sebastian melihat pertumpahan darah dan kekejaman manusia, terutama dengan Penyembuhan X3.

Sekarang, di X-Men Origins: Wolverine, salah satu mutan yang diselamatkan Profesor X adalah Emma Frost—Emma Frost yang lebih muda dari yang muncul di X-Men: First Class. Di lini masa ini, Sebastian merekrut Emma dan berkat perjalanan menembus waktu, kembali ke masa lalu, yang memulai serangkaian peristiwa yang disebutkan di atas.

Teori lima (atau enam) lini masa

Teori ini tidak terlalu berfokus pada teori lini masa ketiga dengan memfokuskan pada film yang sudah ada. Ada masalah keberlanjutan antara trilogi asli dan X-Men: First Class yang mana teori ini menyebut lini masa First Class dan trilogi asli punya lini masa terpisah.

Akun itu mengatakan, lini masa kedua menampilkan trilogi asli yang agak berbeda, dengan mengabaikan The Wolverine dan pindah ke Days of Future Past—mungkin karena antara The Wolverine dan Bad Future, Wolverine mendapatkan cakar adamantium-nya. Kemudian, ada lini masa berbeda yang diciptakan Days of Future Past … atau ada empat lini masa.

Lini masa ini membangun salah satu lini masa berbeda dari Days of Future Past ini mengarah pada peristiwa di Logan. Namun, sisanya mempengaruhi film lain, yaitu Deadpool 2.

Deadpool 2 memanfaatkan perjalanan menjelajah waktu sebagai komponen inti plot-nya, dengan Cable dan Deadpool sama-sama menempuh perjalanan menembus waktu untuk meneyelesaika sejumlah masalah. Teori ini menyebut, film ini menyebabkan tiga lini masa berbeda, yaitu peristiwa di Deadpool 2, yang menyebabkan masa depan buruk Cable, peristiwa yang mengarah ke masa depan yang baik dan lini masa ketika Deadpool menyelamatlkan kekasihnya, Vanessa, yang mengubah apa yang terjadi sebelumnya.

Sementara teori lini masa ini lekat dengan insiden di film ketimbang lini masa teoritis, ini memang sedikit meyakinkan. Dengan sebagian mungkin mempertanyakan mengapa The Wolverine punya lini masa terpisah—bukankah Wolverine bisa mengganti adamantiumnya sebelum Days of Future Past?—sisanya sejajar dengan lini masa yang sebelumnya sudah dibangun dengan cukup baik.

Pada akhirnya, plot hole antara film bisa ditorehkan penulis, tapi teori penggemar ini membantu mengatasi keberlanjutan di dunia fiktif yang masuk akal. Dengan franchise X-Men berakhir di Dark Phoenix yang akan tayang pada 14 Juni mendatang, keberlanjutan bisa dibuat dengan sedikit kepedulian di lini masa ini. Namun, sekali lagi, dengan semua orang masih memperdebatkan perlakuan perjalanan menembus waktu dan kontinuitas di Avengers: Endgame … ya, siapa tahu?
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9143 seconds (0.1#10.140)