Film Lords of Chaos Dinilai Tidak Sepenuhnya Kisah Nyata

Jum'at, 07 Juni 2019 - 22:08 WIB
Film Lords of Chaos Dinilai Tidak Sepenuhnya Kisah Nyata
Film Lords of Chaos Dinilai Tidak Sepenuhnya Kisah Nyata
A A A
STOCKHOLM - Kehadiran film Lords of Chaos, yang menceritakan tentang band Mayhem dan awal scene black metal di Norwegia, mendapatkan berbagai macam tanggapan. Salah satu yang mengomentari film tersebut adalah gitaris dan pendiri band black metal Dark Funeral, Mikael Svanberg alias Lord Ahriman.

Saat ditanya webzine The Offer tentang film Lords of Chaos, Lord Ahriman mengatakan bahwa film tersebut akan menarik audiens baru untuk black metal, dan bakal banyak orang-orang baru. "Selain itu, saya tidak tahu. Itu film yang aneh," katanya lagi.

Lord Ahriman merasa terhubung dengan sejumlah hal dalam film tersebut, bahkan dia sangat mengenalinya. "Banyak hal yang sedikit saya rasa mungkin tidak 100 persen benar. Itu bukan film dokumenter," tegasnya.

(Baca juga: Film Black Metal "Lords of Chaos" Segera Tayang di Bioskop )

Sementara itu, jauh sebelumnya, Varg Vikernes, salah satu tokoh yang terdapat dalam film Lords of Chaos, menegaskan bahwa film tersebut banyak memperlihatkan omong kosong. Vikernes, yang pernah menjadi personel Mayhem pada 1992-1992, juga menuangkan pemikiran antisemit terkait aktor yang memerankan dirinya, yakni Emory Cohen.

"Jadi, Anda telah menyaksikan Lords of Chaos, film yang menempatkan aktor Yahudi tambun untuk memerankan saya. Ngomong-ngomong, saya orang Skandinavia," kata Vikernes dalam video yang diunggahnya di YouTube dan dikutip Consequence of Sound, beberapa bulan lalu.

Pendiri proyek solo Burzum itu mengungkapkan jika perkataan-perkataan yang ada dalam film tersebut tidak pernah diucapkannya dalam kehidupan nyata. "Dia (sang aktor) melakukan hal-hal yang tidak pernah saya lakukan. Dia melakukan sesuatu dengan alasan yang tidak pernah saya miliki," lanjut Vikernes, yang merupakan seorang teetotaler.

(Baca juga: Ditanya Soal Rumor Jadul Mayhem, Morgan Marduk: Itu Berita Usang! )

Vikernes pun menilai jika film Lords of Chaos hanyalah pembunuhan karakter dan benar-benar mengabaikan fakta. "Pembunuhan karakter adalah senjata umum yang digunakan oleh orang-orang yang tidak menyukai orang Eropa," ucap musisi kelahiran Bergen, Norwegia, 11 Februari 1973.

Akibat pembunuhan terhadap rekannya yang juga pendiri Mayhem, Euronymous, serta aksi pembakaran tiga gereja yang dilakukannya, Vikernes dijatuhi hukuman maksimal di Norwegia, yakni 21 tahun pada 1993. Namun, akhirnya dia mengirup udara bebas pada 2009.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9195 seconds (0.1#10.140)