Kamila Batavia Debut di Industri Musik Jerman lewat Single 'Als Ich Einschlief' yang Beraliran Retro-pop
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setelah berhasil menapakkan kaki di industri musik Indonesia dengan single perdana bertajuk “Berakhir dan Berlalu”, Kamila Batavia kini meluncur ke industri musik Jerman dengan single keduanya yang berjudul “Als Ich Einschlief”. Perilisan single kedua yang terjemahan judulnya adalah “Ketika Aku Tertidur” ini merupakan langkah berani yang Kamila ambil karena lagu tersebut melawan arus stereotip genre musik di Jerman, yaitu upbeat pop-rock.
“Musikku memang terkesan melankolis dan sentimental, tapi secara pribadi aku justru orangnya bold dan fearless,” kata penyanyi dan pencipta lagu indie asal Indonesia yang sekarang tinggal di Hamburg, Jerman, itu.
Lagu “Als Ich Einschlief” menceritakan tentang hubungan asmara yang tidak menemukan kejelasan sehingga angan-angan yang belum bisa diraih di kehidupan nyata malah terproyeksi secara berulang-ulang di alam mimpi.
Dengan lirik puitis yang dibalut majas retoris dan chord progressions turun bertahap (descending stepwise) di bagian chorus dan bridge, lagu “Als Ich Einschlief” melahirkan nuansa nostalgia yang intens dan emosional bagi pendengarnya. Dibandingkan dengan “Berakhir dan Berlalu” yang memiliki chord progressions naik di bagian chorus, chord progressions yang turun bertahap di lagu “Als Ich Einschlief” memang Kamila Batavia rangkai agar secara impresionistik, pendengar dapat meraih gambaran perasaan murung yang dihasilkan dari angan-angan yang tak kunjung terwujud.
Masih diproduseri oleh Faizal Saputra yang merangkap sebagai audio engineer, lagu “Als Ich Einschlief” kental dengan permainan synthesizer, ambience, dan orkestra yang cinematic serta seakan-akan mengantar pendengarnya ke alam mimpi.
Kamila Batavia tidak hanya menciptakan lagu tersebut untuk pendengarnya di Jerman, namun juga semua penikmat musik retro-pop sentimental di mana pun berada.
“Musik itu universal. Terlepas dari kendala bahasa, dengan rangkaian nada dan emosi yang diantarkan oleh penyanyi, pendengar dapat menjelajahi palung perasaan terdalam tanpa harus memahami kata demi kata,” ujar Kamila.
Keberanian Kamila Batavia untuk menciptakan lagu retro sentimental di tengah arus musik elektronik repetitif di kancah industri musik Jerman membuktikan dedikasi yang kuat untuk berpijak di jalur artistiknya.
Menurutnya, penting bagi seorang musisi dan seniman untuk bisa berpegang teguh dengan apa yang ia tekuni dan tidak selalu mengikuti arus tren. Kamila berharap, keberaniannya bisa menjadi inspirasi pendengar dan penikmat karya-karya dia.
“Musikku memang terkesan melankolis dan sentimental, tapi secara pribadi aku justru orangnya bold dan fearless,” kata penyanyi dan pencipta lagu indie asal Indonesia yang sekarang tinggal di Hamburg, Jerman, itu.
Lagu “Als Ich Einschlief” menceritakan tentang hubungan asmara yang tidak menemukan kejelasan sehingga angan-angan yang belum bisa diraih di kehidupan nyata malah terproyeksi secara berulang-ulang di alam mimpi.
Dengan lirik puitis yang dibalut majas retoris dan chord progressions turun bertahap (descending stepwise) di bagian chorus dan bridge, lagu “Als Ich Einschlief” melahirkan nuansa nostalgia yang intens dan emosional bagi pendengarnya. Dibandingkan dengan “Berakhir dan Berlalu” yang memiliki chord progressions naik di bagian chorus, chord progressions yang turun bertahap di lagu “Als Ich Einschlief” memang Kamila Batavia rangkai agar secara impresionistik, pendengar dapat meraih gambaran perasaan murung yang dihasilkan dari angan-angan yang tak kunjung terwujud.
Masih diproduseri oleh Faizal Saputra yang merangkap sebagai audio engineer, lagu “Als Ich Einschlief” kental dengan permainan synthesizer, ambience, dan orkestra yang cinematic serta seakan-akan mengantar pendengarnya ke alam mimpi.
Kamila Batavia tidak hanya menciptakan lagu tersebut untuk pendengarnya di Jerman, namun juga semua penikmat musik retro-pop sentimental di mana pun berada.
“Musik itu universal. Terlepas dari kendala bahasa, dengan rangkaian nada dan emosi yang diantarkan oleh penyanyi, pendengar dapat menjelajahi palung perasaan terdalam tanpa harus memahami kata demi kata,” ujar Kamila.
Keberanian Kamila Batavia untuk menciptakan lagu retro sentimental di tengah arus musik elektronik repetitif di kancah industri musik Jerman membuktikan dedikasi yang kuat untuk berpijak di jalur artistiknya.
Menurutnya, penting bagi seorang musisi dan seniman untuk bisa berpegang teguh dengan apa yang ia tekuni dan tidak selalu mengikuti arus tren. Kamila berharap, keberaniannya bisa menjadi inspirasi pendengar dan penikmat karya-karya dia.
(tsa)