Core Economy Indonesia, Pariwisata Hadir di Pacific Exposition

Sabtu, 15 Juni 2019 - 17:00 WIB
Core Economy Indonesia, Pariwisata Hadir di Pacific Exposition
Core Economy Indonesia, Pariwisata Hadir di Pacific Exposition
A A A
JAKARTA - Pariwisata semakin kuat menjadi core economy bangsa! Presiden Jokowi di berbagai forum selalu mempromosikan atraksi di destinasi wisata, peluang bisnis dan investasi di sektor pariwisata yang makin menjanjikan.

“Baik natural maupun cultural resources, Indonesia selalu top 20 in the world versi Travel and Tourism Competitiveness Index, World Economic Forum,” sebut Menpar Arief Yahya di Jakarta.

Menurut Menteri Arief di pariwisata, Indonesia bisa bersaing di global level! Bisa menjadi juara dunia. Dan sudah terbukti sejak 2016, 46 penghargaan dari 22 negara. Tahun 2017, 27 penghargaan dari 13 negara. Tahun 2018, ada 66 dari 15 negara. Termasuk yang official dari UNWTO.

Dengan background profesionalnya, Arief Yahya memang lebih luwes berkolaborasi membangun Indonesia Incorporated. Baik dengan industri, asosiasi, maupun kementerian yang terkait, seperti Kemenhub, Kemen PU PR, Kemenlu, KemenLHK, Pemprov-Pemkot-Pemkab, KBRI-KJRI, dan lainnya. “Pentahelix Model, Academician, Business, Community, Government, Media, adalah stakeholder pariwisata Indonesia,” ungkapnya.

Termasuk di kawasan Pasifik, pariwisata hadir dan menjadi bagian dalam Pacific Exposition. Kegiatan ini akan digelar 12-14 Juli di Skycity, Auckland, Selandia Baru. Pameran dagang, investasi dan pariwisata untuk negara-negara di Pasifik merupakan kegiatan yang diinisiasi Indonesia. Hal ini mendapatkan dukungan penuh Selandia Baru dan Australia.

Sebanyak 16 dari 18 negara pasifik sudah memastikan keikutsertaannya dalam kegiatan ini. Mereka adalah Australia, Caledonia Baru, Cook Islands, Federated States of Micronesia, Fiji, Kiribati, Marshall Islands, Nauru, Nieu, Palau, Papua Nugini, Samoa, Selandia Baru, Solomon Islands, Tuvalu dan Indonesia sendiri.

Rangkaian acara Pasific Exposition ini akan diawali dengan Tourism Forum, 11 Juli mendatang. Kegiatan ini berupa seminar pariwisata. Tema yang diangkat adalah ‘Menuju Pasar Tunggal Pasifik’. Sesi ini akan dipercayakan kepada Menteri Arief Yahya yang bakal menjadi pembicara kunci.

Kepercayaan yang diberikan ini membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya bangga. Karena bisa mempromosikan bahwa pariwisata Indonesia semakin siap menjadi destinasi kelas dunia.

“Pariwisata sudah menjadi sektor penting buat bangsa. Apalagi, pariwisata adalah salah satu penyumbang devisa negara. Sektor yang akan menjadi nomor satu dalam hal devisa,” papar Menpar Arief Yahya, Sabtu (15/6/2019).

Lulusan ITB Bandung, Surrey University dan Program Doktor Trategic Management ini menambahkan, kepercayaan ini juga membuat pariwisata kian yakin untuk menggarap kawasan Asia Pasifik.

“Kita ingin menjadi yang terdepan. Untuk itu, kita juga akan menggarap pasar Asia Pasifik. Kita sudah memiliki modal. Tepatnya saat dipercaya menjadi pimpinan sidang komisi UNWTO Asia Pasifik. Kepercayaan-kepercayaan yang kita dapat, membuat Kementerian Pariwisata kian percaya diri,” katanya.

Awal Juni 2019, Kemenpar melalui Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan memang dipercaya menjadi pimpinan sidang UNWTO Asia Pasifik di Bhutan. Indonesia juga dipercaya menjadi Vice President mewakili kawasan Asia Timur dan Pasifik pada Sidang Umum UNWTO di Rusia, 9-13 Septemmber nanti.

Semakin masifnya peran Indonesia di kawasan Pasifik, menjadi jawaban atas keinginan Presiden Joko Widodo agar Indonesia mulai banyak berkiprah di Pasifik. Tentunya dengan memanfaatkan status Indonesia sebagai anggota G20 dan bagian dari Middle Income Countries.

“Dalam kaitan kerja sama luar negeri, Indonesia harus datang dengan tangan di atas. Kita sudah saatnya memberi, jangan lagi meminta" ucap Presiden Jokowi, beberapa waktu lalu.

Indonesia sendiri tidak bisa dipisahkan dari Pasifik. Karena, lima provinsi Indonesia mayoritas pendudukannya dari ras Melanesia dan Polinesia. Ada Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT. Kelima provinsi ini juga dilibatkan dalam Pacific Exposition.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam berbagai kesempatan juga menegaskan jika Pasifik penting dan strategis buat Indonesia. Pasifik adalah pasar baru yang potensial untuk berbagai produk eskpor. Serta menjadi tetangga terdekat setelah ASEAN.

“Guna meningkatkan kerja sama ekonomi, investasi dan pariwisata sesama negara di kawasan ini, Indonesia menggagas Pacific Exposition,” paparnya.

Sementara Dubes RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya, menyambut harapan Menlu dan Presiden dengan serangkaian kegiatan berbasis sosial dan budaya.

"Kita mengajak Australia dan Selandia Baru untuk datang lebih sebagai pasar dan pembeli dibanding sebaliknya dalam berbagai program ekonomi yg kita bangun. Negara-negara di Pasifik itu membutuhkan bantuan. Tidak lagi berupa ikan, tapi berupa kail," ujar Tantowi.

Dengan Indonesia masuk dalam kelompok negara-negara Pasifik, lompatan besar terjadi. Kawasan ini akan mempunyai kekuatan 300 juta penduduk dengan US$ 2.8 triliun GDP. Lompatan jauh dari yang tadinya 30 juta penduduk dengan US$ 1.2 triliun GDP.
(alf)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7484 seconds (0.1#10.140)