The Sounds Project 7 Hadirkan Lebih dari 90 Nama untuk Line Up Utama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satu bulan menuju kehadirannya, The Sounds Project resmi mengumumkan line up utama yang akan memeriahkan festival selama tiga hari penuh di Ecovention & Ecopark Ancol pada 9 hingga 11 Agustus 2024 mendatang.
Lebih dari 90 nama siap bergantian mengisi The Sounds Project Stage, MG Stage, Garden Stage, Musicverse Stage, dan Joged Stage selama rentang waktu tersebut. Setidaknya, ada tiga hal menarik yang patut untuk disimak lebih lanjut dari line up utama The Sounds Project 7.
Pertama, secara kejutan The Sounds Project 7 menghadirkan tiga nama internasional sebagai penampil pamungkas. Mereka adalah Neck Deep (UK), Secondhand Serenade (USA), dan Jamie Miller (USA). Spesial untuk Neck Deep, karena aksi mereka di hari pertama (09/08) bakal menjadi penampilan eksklusif untuk Asia Tenggara di tahun 2024.
“Sebenarnya, mereka tidak ada jadwal untuk ke Asia di tahun ini. Kami sempat menghubungi mereka namun tidak ada balasan, namun pada akhirnya malah mereka yang approach duluan dan jadi set eksklusif di Asia Tenggara untuk tahun ini,” ujar Gerhana Banyubiru (Ghana), festival director dari The Sounds Project.
Bagi The Sounds Project dan Secondhand Serenade, ini menjadi lembar terbaru dari kisah keduanya setelah sebelumnya sempat memboyong sang unit rock asal Amerika ke Surabaya dan Jogjakarta pada tahun lalu dengan payung Musicverse. Sementara untuk nama Jamie Miller sendiri sebenarnya sudah dijadwalkan untuk tampil di festival tahun lalu, namun baru berjodoh di tahun ini.
Kedua, aksi kolaborasi antar penampil dipastikan siap untuk mencuri perhatian. Mereka yang akan berkolaborasi adalah Vierratale x Killing Me Reunion, Efek Rumah Kaca x Barasuara, Bilal Indrajaya x SORE, Winky Wiryawan x Whisnu Santika, dan juga The Rain x Rocket Rockers.
“Kami ingin kolaborasi yang dari sisi genre masih ‘nyambung’, dari sisi chemistry band-nya tidak jauh-jauh amat, dan juga segi teknis yang tidak terlalu repot, jadi saat tampil juga sudah siap,” tutur Ghana mengenai beberapa kolaborasi di The Sounds Project 7.
Terakhir, The Sounds Project 7 bakal menjadi pertama kalinya bagi beberapa nama lintas generasi untuk unjuk kebolehan di hadapan ribuan penonton. Mulai dari Alexa, Ali, Baale, Bagas Ran, Bernadya, Biru Baru, Dongker, Eleventwelfth, FSTVLST, Jinan Laetitia, J-Rocks, Nadhif Basalamah, Radja, Rub of Rub, Summerlane, hingga The Bandells dan Wali.
Selain tiga hal tersebut, beberapa set spesial juga pantang untuk terlewat. Sebut saja The Changcuters dengan special 20th Anniversary Set, Banda Neira yang dibawakan oleh Ananda Badudu, Parade Hujan yang merupakan panggung nostalgia Payung Teduh dengan Pusakata, serta kemungkinan panggung terakhir TRIAD dengan sang maestro, Ahmad Dhani sebelum mencari sosok vokalis baru.
Jika mengikuti jejak dari The Sounds Project 7, tahun ini festival mencatat sejarah dengan menggelar total 19 pre-event bersama Musicverse yang tersebar di Jabodetabek serta Bandung dan Serang. Sebuah rangkaian yang dimulai sejak bulan Maret lalu, berkolaborasi dengan 14 kampus bersama program Authenticators yang memberikan wadah bagi para mahasiswa untuk turut terlibat dalam perjalanannya.
“Bahkan, anak-anak kampus itu ada yang ngerjain sendiri. Dari situ, lalu dikurasi bersama program Authenticators, di mana mereka yang sudah terlibat di Musicverse bakal dilibatkan di festivalnya juga. Jadi journey-nya si Authenticators ini dari pre-event sampai festival,” kata Ghana.
Lebih jauh, slogan “Discover Miracle” yang disematkan oleh The Sounds Project 7 bukan hanya sekedar kalimat belaka. Sedikit kilas balik, di tahun 2015 mereka berangkat dari sebuah acara kampus hingga menjadi festival musik skala nasional seperti sekarang.
Rekam jejak yang teringat jelas dengan perpindahan venue di tiap tahunnya yang selaras dengan bertambahnya antusias penonton, perjalanan yang dimulai dari Rolling Stone Cafe, Gudang Sarinah, Kuningan City Mall, hingga Ecovention & Ecopark Ancol di tiga tahun ke belakang. Bagi Ghana, hal tersebut adalah sebuah keajaiban yang dialami oleh The Sounds Project.
“Ajaib banget kami bisa sampai di titik saat ini di tengah-tengah festival yang lain. Kami harap, The Sounds Project bisa memberi keajaiban ke penonton yang datang, dan juga kami berharap para penonton akan menemukan keajaibannya sendiri di sini,” tutur Ghana.
Saat ini, The Sounds Project 7 masih membuka beberapa kategori untuk pembelian tiket yang bisa dilakukan melalui situs ticket.thesoundsproject.com. Kategorinya adalah:
♦ Three Days Pass seharga Rp650.000
♦ Daily Pass seharga Rp300.000
♦ Couple Package (2 tiket) seharga (Rp225.000) → Rp450.000
♦ Group Package (6 tiket) seharga (Rp150.000) → Rp900.000
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi laman Instagram @thesoundsproject.
Lebih dari 90 nama siap bergantian mengisi The Sounds Project Stage, MG Stage, Garden Stage, Musicverse Stage, dan Joged Stage selama rentang waktu tersebut. Setidaknya, ada tiga hal menarik yang patut untuk disimak lebih lanjut dari line up utama The Sounds Project 7.
Pertama, secara kejutan The Sounds Project 7 menghadirkan tiga nama internasional sebagai penampil pamungkas. Mereka adalah Neck Deep (UK), Secondhand Serenade (USA), dan Jamie Miller (USA). Spesial untuk Neck Deep, karena aksi mereka di hari pertama (09/08) bakal menjadi penampilan eksklusif untuk Asia Tenggara di tahun 2024.
“Sebenarnya, mereka tidak ada jadwal untuk ke Asia di tahun ini. Kami sempat menghubungi mereka namun tidak ada balasan, namun pada akhirnya malah mereka yang approach duluan dan jadi set eksklusif di Asia Tenggara untuk tahun ini,” ujar Gerhana Banyubiru (Ghana), festival director dari The Sounds Project.
Bagi The Sounds Project dan Secondhand Serenade, ini menjadi lembar terbaru dari kisah keduanya setelah sebelumnya sempat memboyong sang unit rock asal Amerika ke Surabaya dan Jogjakarta pada tahun lalu dengan payung Musicverse. Sementara untuk nama Jamie Miller sendiri sebenarnya sudah dijadwalkan untuk tampil di festival tahun lalu, namun baru berjodoh di tahun ini.
Kedua, aksi kolaborasi antar penampil dipastikan siap untuk mencuri perhatian. Mereka yang akan berkolaborasi adalah Vierratale x Killing Me Reunion, Efek Rumah Kaca x Barasuara, Bilal Indrajaya x SORE, Winky Wiryawan x Whisnu Santika, dan juga The Rain x Rocket Rockers.
“Kami ingin kolaborasi yang dari sisi genre masih ‘nyambung’, dari sisi chemistry band-nya tidak jauh-jauh amat, dan juga segi teknis yang tidak terlalu repot, jadi saat tampil juga sudah siap,” tutur Ghana mengenai beberapa kolaborasi di The Sounds Project 7.
Terakhir, The Sounds Project 7 bakal menjadi pertama kalinya bagi beberapa nama lintas generasi untuk unjuk kebolehan di hadapan ribuan penonton. Mulai dari Alexa, Ali, Baale, Bagas Ran, Bernadya, Biru Baru, Dongker, Eleventwelfth, FSTVLST, Jinan Laetitia, J-Rocks, Nadhif Basalamah, Radja, Rub of Rub, Summerlane, hingga The Bandells dan Wali.
Selain tiga hal tersebut, beberapa set spesial juga pantang untuk terlewat. Sebut saja The Changcuters dengan special 20th Anniversary Set, Banda Neira yang dibawakan oleh Ananda Badudu, Parade Hujan yang merupakan panggung nostalgia Payung Teduh dengan Pusakata, serta kemungkinan panggung terakhir TRIAD dengan sang maestro, Ahmad Dhani sebelum mencari sosok vokalis baru.
Jika mengikuti jejak dari The Sounds Project 7, tahun ini festival mencatat sejarah dengan menggelar total 19 pre-event bersama Musicverse yang tersebar di Jabodetabek serta Bandung dan Serang. Sebuah rangkaian yang dimulai sejak bulan Maret lalu, berkolaborasi dengan 14 kampus bersama program Authenticators yang memberikan wadah bagi para mahasiswa untuk turut terlibat dalam perjalanannya.
“Bahkan, anak-anak kampus itu ada yang ngerjain sendiri. Dari situ, lalu dikurasi bersama program Authenticators, di mana mereka yang sudah terlibat di Musicverse bakal dilibatkan di festivalnya juga. Jadi journey-nya si Authenticators ini dari pre-event sampai festival,” kata Ghana.
Lebih jauh, slogan “Discover Miracle” yang disematkan oleh The Sounds Project 7 bukan hanya sekedar kalimat belaka. Sedikit kilas balik, di tahun 2015 mereka berangkat dari sebuah acara kampus hingga menjadi festival musik skala nasional seperti sekarang.
Rekam jejak yang teringat jelas dengan perpindahan venue di tiap tahunnya yang selaras dengan bertambahnya antusias penonton, perjalanan yang dimulai dari Rolling Stone Cafe, Gudang Sarinah, Kuningan City Mall, hingga Ecovention & Ecopark Ancol di tiga tahun ke belakang. Bagi Ghana, hal tersebut adalah sebuah keajaiban yang dialami oleh The Sounds Project.
“Ajaib banget kami bisa sampai di titik saat ini di tengah-tengah festival yang lain. Kami harap, The Sounds Project bisa memberi keajaiban ke penonton yang datang, dan juga kami berharap para penonton akan menemukan keajaibannya sendiri di sini,” tutur Ghana.
Saat ini, The Sounds Project 7 masih membuka beberapa kategori untuk pembelian tiket yang bisa dilakukan melalui situs ticket.thesoundsproject.com. Kategorinya adalah:
♦ Three Days Pass seharga Rp650.000
♦ Daily Pass seharga Rp300.000
♦ Couple Package (2 tiket) seharga (Rp225.000) → Rp450.000
♦ Group Package (6 tiket) seharga (Rp150.000) → Rp900.000
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi laman Instagram @thesoundsproject.
(ars)