Meski Tergolong Ringan, Jangan Menganggap Remeh Hepatitis A

Jum'at, 19 Juli 2019 - 08:43 WIB
Meski Tergolong Ringan, Jangan Menganggap Remeh Hepatitis A
Meski Tergolong Ringan, Jangan Menganggap Remeh Hepatitis A
A A A
Sekira 1000 warga di kabupaten Pacitan, Jawa Timur terjangkit hepatitis A. Akhir Juni, Bupati Pacitan Indartato pun menetapkan status Kejadian Luar Biasa wabah hepatitis A di wilayahnya. Sampai awal Juli, korban terjangkit mencapai 975 orang. Kabar ini cukup menggegerkan, tidak hanya di daerah kelahiran mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, itu, tapi juga di Jawa Timur, bahkan di Ibu Kota.

Kementerian Kesehatan menilai kegegeran itu sebenarnya tidak perlu terjadi. Hepatitis merupakan penyakit akibat peradangan pada hati. Memang dibanding jenis hepatitis lainnya, hepatitis A terbilang ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi meski ringan, tetap jangan sepelekan penyakit ini.

Penderita hepatitis A umumnya menunjukkan gejala seperti demam, rasa lelah, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, mata berwarna kuning, hingga urin yang berwarna seperti teh pekat. Masa inkubasi virus ini dalam tubuh selama 15-50 hari (rata-rata 28 hari), sementara masa penyembuhannya kurang lebih dua minggu.

Spesialis Penyakit Dalam dr Ari Fahrial Syam, SpPD, menilai bahwa sepanjang pengalaman klinisnya, jumlah kasus penyakit ini akan meningkat di akhir musim kemarau dan di masa awal musim hujan seperti sekarang.

"Hepatitis A merupakan infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A, ditularkan melalui makanan dan minuman. Pada beberapa kasus juga bisa karena kontak langsung," kata dr. Ari. Ia mengingatkan, hubungan seksual juga dapat menularkan virus ini baik secara anal atau oral. Virus ini, lanjut dr Ari, terdapat pada feses pasien yang terinfeksi, oleh karena itu makanan dan minuman menjadi media utama penyebab penularan infeksi ini.

Dibenarkan oleh dr. Olivia Ekaputri bahwa hepatitis A disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi. "Hampir semua pasien Hepatitis A yang sembuh memiliki imunitas. Hanya sebagian kecil yang dapat mengalami hepatitis fulminan (akut) dan dapat menyebabkan kematian karena kerusakan sel hati yang masif," kata dr. Olivia. Menyikapi kasus hepatitis A yang terjadi, akhir Juni lalu Bupati Pacitan Indartato resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa wabah penyakit tersebut di wilayahnya.

Sampai awal Juli, korban terjangkit mencapai 975 orang. Meski begitu, menurut Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr. Achmad Yurianto, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kejadian itu. “Sebab hepatitis A adalah penyakit hepatitis yang paling ringan. Penderita bisa sembuh sendiri dengan beristirahat total,” paparnya.

Ya, dampak yang ditimbulkan akibat hepatitis A tidaklah separah hepatitis B, C, D dan E. Hepatitis B dan C misalnya, bersifat kronis dan berisiko menimbulkan sirosis hati maupun kanker hati yang bisa berujung kematian. Adapun penanganan hepatitis A sebetulnya tidak ada penanganan khusus, mengingat pemulihannya hanya bergantung pada sistem kekebalan tubuh.

Yang bisa dilakukan adalah langkah pengobatan untuk meringankan gejala yang dialami, yaitu istirahat total, penggunaan obat pereda nyeri, demam, seperti parasetamol dan ibuprofen sesuai resep dokter, menghindari makanan berlemak dan makan dengan porsi sedikit. Lebih jauh, Kementerian Kesehatan mengidentifikasi meluasnya hepatitis A di Pacitan dilatarbelakangi oleh perilaku hidup masyarakat yang kurang bersih.

Sebut saja berbagi alat makan bersama ataupun minum air isi ulang yang tidak terjamin higienitasnya.Penularan seperti ini disebut penularan fecal-oral. Di kabupaten terjangkit, Kementerian Kesehatan RI telah melakukan penyehatan lingkungan guna mencegah penyebaran virus hepatitis A. Salah satunya lewat pembagian lysol pada penderita dan keluarganya.

Disamping itu, aparat di kementerian dan dinas juga sudah menggelar penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian hepatitis A. Yang tak kalah penting adalah menggiatkan kampanye Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tatanan individu, rumah tangga, hingga masyarakat.

Kementerian Kesehatan RI juga menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan sarana yang diperlukan untuk penderita Hepatitis A, termasuk memperluas akses masyarakat terhadap perawatan dan pengobatan dengan membuka Pos Kesehatan.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6268 seconds (0.1#10.140)