4 Penyebab Masalah Kesehatan Jamaah Haji di Tanah Suci

Senin, 22 Juli 2019 - 09:19 WIB
4 Penyebab Masalah Kesehatan Jamaah Haji di Tanah Suci
4 Penyebab Masalah Kesehatan Jamaah Haji di Tanah Suci
A A A
JAKARTA - Kasus kesakitan dan kematian yang terjadi pada jamaah haji Indonesia setiap tahun disebabkan empat faktor utama, yakni air, suhu, kelelahan dan adaptasi.

"Seluruh petugas kloter, Karu, Karom, dan jamaah harus berkolaborasi untuk mengendalikan faktor-faktor tersebut, salah satunya dengan program minum air bersama," kata Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc selaku Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Secara prinsip ada empat faktor utama yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan haji, yaitu masalah kekurangan cairan atau dehidrasi, suhu atau cuaca yang panas, kelelahan fisik jemaah, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Bagaimana pun, penanganan kondisi kesehatan jamaah haji harus dengan melakukan rehidrasi untuk mengembalikan kecukupan cairan. Bagi jamaah yang sehat, dianjurkan untuk sesering mungkin minum air mineral atau air zam-zam tanpa menunggu haus. Sementara, bagi yang sedang sakit atau terlihat lemas, segera diberikan infus yang kuat.

"Waktu kunjungan ke kloter, saya lihat memang banyak sekali jemaah haji itu yang belum terpapar betul tentang pentingnya minum air, atau tahu tapi perilakunya belum," jelasnya.

Menghadapi suhu yang tinggi di Arab Saudi, sengatan panasnya harus dikendalikan atau dihindari. Caranya adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang benar dan lengkap. Jamaah juga harus bisa mengendalikan aktivitasnya, jangan terlalu memaksakan diri. Masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi selama sekitar 40 hari tentu harus diatur dengan baik.

Jamaah harus mengatur waktu istirahat yang cukup, agar pada saat puncak haji punya stamina prima. Keempat adalah kemampuan beradaptasi. Sejauh mana jamaah bisa menyesuaikan diri dengan kondisinya saat di Tanah Suci.

“Karena kalau kita tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar, maka salah satunya dapat terjadi stres atau bahkan gangguan kejiwaan berat,” ujar dia.

"Jadi ini adalah kunci di mana saya sampaikan kepada seluruh TKHI dan PPIH untuk memperhatikan empat faktor ini," pungkas Eka.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4436 seconds (0.1#10.140)