Menilik Narasi Kemanusiaan Lafran Pane lewat Novel Merdeka Sejak Hati

Senin, 29 Juli 2019 - 11:48 WIB
Menilik Narasi Kemanusiaan Lafran Pane lewat Novel Merdeka Sejak Hati
Menilik Narasi Kemanusiaan Lafran Pane lewat Novel Merdeka Sejak Hati
A A A
JAKARTA - Novel Merdeka Sejak Hati tidak sekadar hikayat seorang karakter dari masa lalu tapi cerita ini terinspirasi oleh kehidupan seorang pahlawan nasional, yang mungkin kurang dikenal. Gramedia Pustaka Utama kemudian merilis buku karya A. Fuadi ini di Perpustakaan Nasional, Gambir, Jakarta Pusat pada Minggu (28/7).

Novel biografi 380 halaman yang diberi judul Merdeka Sejak Hati ini terinspirasi dari kehidupan Lafran Pane, seorang pejuang kemerdekaan, pendiri Himpunan Mahasrswa Islam (HMI) pada 1947.

"Kalau dari cerita lamanya digali, maka perjuangan dan pesannya sangat relevan dengan situasi sekarang. Dia adalah pribadi yang sederhana, tulus ikhlas, menampik jabatan dan selalu berusaha merdeka dari ikatan hutang jasa dan harta. Sejak belia dua sudah menunjukkan kematangan hati dalam memegang pnnsup kemerdekaan. naSionallsme, dan juga Islam," tutur Fuadi di dalam bukunya.

Sejak kecil, Lafran Pane hanya ingin menemukan kemerdekaan dan cinta yang hilang. Demi kebebasan, anak piatu yang lasak dan kaki Gunung Sibualbualu ini melabrak semua aturan. Kenakalan membuatnya dikeluarkan dari sekolah, minggat dari rumah. menjadi petinju dan anak jalanan, bahkan nyaris kena hukum mati. Perantauannya dari Sumatera ke Jawa penuh dengan tikungan tajam.

Hidup di bawah penjajahan Belanda dan Jepang-lah yang kemudian menyadarkan adik sastrawan Sanusi Pane dan Armijn Pane ini bahwa ada hal yang jauh lebih mulia dari kebebasan pribadinya. Dari tukang protes guru menjadi guru besar. Dari penjual es lilin dan jagoan geng motor menjadi pahlawan nasional. Bagi Lafran merdeka itu ketika berani jujur dan sederhana di tengah nuh rendah dunia. Baginya pula, merdeka itu sejak hati. Islam itu sejak nurani.

“Kisah dalam buku ini mencoba mengikuti lini masa hidup Lafran Pane yang asli. tapi ada pengembangan kreatif untuk karakter. waktu, tempat, dialog. dan adegan. Novel ini bisa hidup karena sumbangan cerita. ide. catatan, dan kenangan dari banyak orang yang pernah bersentuhan langsung atau tidak langsung dengan almarhum. Saya berterima kasih kepada semua pihak untuk berbagi cerita mereka tentang sosok Lafran Pane." tambah Fuadi.

Merdeka Sejak Hati menjadi buku ke-16 yang telah diselesaikan A, Fuadi. Novel pertamanya Negeri 5 Menara telah diangkat ke layar lebar pada 2012 dan novel Ranah 3 Warna dan juga dalam proses adaptasi ke layar lebar.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4282 seconds (0.1#10.140)