Slanking Forever, Slank Mencoba Berikan Nuansa Musik Rock 1970-an

Jum'at, 23 Agustus 2019 - 20:30 WIB
Slanking Forever, Slank Mencoba Berikan Nuansa Musik Rock 1970-an
Slanking Forever, Slank Mencoba Berikan Nuansa Musik Rock 1970-an
A A A
JAKARTA - Grup musik veteran Indonesia, Slank kembali merilis album baru. Band yang bermarkas di Gang Potlot, Jakarta itu meluncurkan album terbarunya yang diberi nama Slanking Forever. Dalam album ke-23 ini, Slank ingin menyebarkan pesan kebaikan melalui 10 lagu di album tersebut.

Album terbaru Slank ini juga menjadi album yang sangat spesial. Pasalnya, proses penggarapan Slanking Forever dilakukan di studio legendaris Tanah Air, Studio Lokananta, Solo, Jawa Tengah.

Para personel Slank merasa album ini merupakan fase klimaks atau paripurna dari tetralogi album Slank. Album ini bisa dikatakan menjadi pelengkap dari rangkaian beberapa album sebelumnya, seperti Slankissme (2005), I Slank U (2012), dan NgeSlank Rame Rame (2015).

Menurut sang penabuh drum Bimbim, Slanking Forever menjadi penanda bahwa Slank tak lekang oleh zaman, album ini mencoba memberikan nuansa musik rock era 1970-an. Sebelum masuk studio, seluruh personel Slank mencari ide lewat beberapa grup band legendaris semacam Genesis, Rush, dan King Crimson.

"Slank selalu ada quote di setiap album. Slanking Forever itu intinya abadi selamanya dan setiap kali Slank menggarap album selalu mencari referensi yang berbeda. Di sini (Slanking Forever) kita ambil nuansa hardrock 70's. Dari band semisal Genesis, Rush, biar energi itu masuk ke kita," ujar Bimbim saat ditemui SINDO seusai jumpa pers di kawasan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (22/8).

"Begitu kita rekaman dan pas bikin lagu polanya nggak bingung, gak ngelebar dan uniknya kita cari dulu musiknya baru liriknya kita masukan yang secara garis besar ungkapan refleksi kita agar selalu menebarkan kebaikan kepada semua orang yang mendengarkan karya kami," lanjutnya.

Bimbim menambahkan, album terbaru mereka itu semakin membuktikan Slank selalu punya cara untuk menyampaikan pesan-pesan positif kepada banyak orang. "Tiap tahun Slank selalu mau berkarya untuk mengajak berbuat kebaikan, kami tetap konsisten dalam hal itu," ucapnya.

Dari 10 materi lagu di album tersebut, satu lagu yang menarik dibahas adalah track Bercinta di Sorga, yang menurut Bimbim merupakan ungkapan spiritualnya tentang keabadian hidup dan cinta. "Liriknya itu, gua sebenarnya kalau posting (di medsos) sama bini gua, orang-orang selalu doain, 'semoga sampai kakek nenek', gua bingung, kok cuma sampai maut memisahkan," terang drummer berusia 52 tahun itu.

"Sementara konsep hidup kita kan abadi. Kita mati, transit, dan ke surga selamanya. Gua mencoba ngomong bahwa konsep beragama adalah abadi. Orang beragama itu abadi, dan di lagu itu kita tegasin," katanya lagi.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6751 seconds (0.1#10.140)