Kemenparekraf Optimistis IKN Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036

Senin, 12 Agustus 2024 - 23:03 WIB
loading...
Kemenparekraf Optimistis...
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam ‘The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU)’ di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (12/8/2024).. Foto/MPI/Wiwie Heriyani
A A A
JAKARTA - Olimpiade Paris 2024 telah sukses digelar. Ajang kompetisi olahraga paling akbar di dunia yang diadakan sejak 26 Juli itu berakhir pada Minggu, 11 Agustus 2024.

Namun, di balik kesuksesan dan kisah haru para atlet yang berhasil meraih juara, terselip berbagai ‘drama’ yang terjadi di kota yang terkenal dengan julukan ‘City Of Love’ tersebut. Salah satunya, drama beberapa atlet yang mengeluhkan akomodasi penginapan yang panas dan tidak layak. Bahkan, ada yang sampai memilih tidur di rumput karena tak kuat dengan kondisi kamar yang panas.

Ada juga drama faktor keamanan seperti maraknya kasus pencurian yang menimpa sejumlah tamu penting yang hadir. Banyak warganet yang menilai dan membandingkan, ternyata Indonesia tidak terlalu buruk dari Prancis.



Namun, berbagai drama yang terjadi di Olimpiade 2024 tersebut dinilai bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia, khususnya dalam sektor pariwisata.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, sebagai tuan rumah, tentu segala jenis persiapan harus diperhatikan saat menggelar event besar, terutama yang berskala internasional.

Tak hanya akomodasi penginapan, persiapan jaringan menurutnya juga tak kalah penting.

“Memang ketika kita harus siap menggelar event besar, seperti event internasional, hal tersebut harus ditemu kenali ya. Tentu akomodasi, jaringan jangan lupa,” ujar Nia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (12/8/2024).

“Jadi jangan sampai memilih tempat sebuah event atau pertandingan, tapi ternyata jaringan komunikasinya nggak kuat,“ lanjutnya.

Pasalnya, ujar Nia, terkadang kekuatan dalam penyelenggaraan event besar justru bisa membuat sesuatu yang tidak ada, menjadi ada karena dibutuhkan.

Nia menyebut, belajar dari berbagai drama Olimpiade 2024 di Paris, Indonesia harus bisa berbenah agar lebih siap meningkatkan sarana penginapan. Tak hanya hotel, namun juga dengan peningkatan penyediaan homestay yang fasilitasnya yang tetap mengutamakan keamanan dan kenyamanan.



“Kalau hotelnya kurang ya itu memang harus menjadi PR yang menjadi basic. Karena gini, mau event olahraga, event Olimpic atau event apa pun itu, tetapi yang digunakan itu adalah sarana-sarana pariwisata. Di situlah Kemenparekraf harus hadir,” tuturnya.

“Misalnya kalau tidak cukup akomodasi, maka homestay menjadi pilihan. Tapi itu harus kita bina, jangan dilepas. Dan faktor kebersihan itu nomor satu kalau untuk pariwisata. Itu kan soal kenyamanan, soal kebersihan dan hal lain adalah keamanan dan ketertiban,” lanjut Nia.

Karena itu Nia menegaskan, di sinilah peran pemerintah melalui Kemenparekraf dalam mempersiapkan segala sesuatu ketika akan mengadakan event besar, khususnya dalam skala internasional.

“Jadi, menurut saya, ketika kita menjadi tuan rumah event apa pun, karena supporting-nya itu adalah sektor parekraf, di situ parekraf harus hadir,” ungkapnya.

Nia juga optimistis Indonesia bisa dan siap menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 yang rencananya digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Harus optimis. Boleh dong mimpi besar, karena semua berangkat dari mimpi,” pungkasnya.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1385 seconds (0.1#10.140)