10 Tradisi 17 Agustusan dari Berbagai Daerah di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perayaan HUT ke-79 RI sudah di depan mata. Tak hanya di IKN ataupun Jakarta, beberapa daerah lain di Indonesia juga turut memeriahkannya.
Beberapa daerah di Tanah Air biasanya menyelenggarakan tradisi yang membuat perayaan HUT RI semakin meriah. Nah, berikut beberapa tradisi unik perayaan HUT RI di berbagai daerah Indonesia, melansir dari laman Wonderful Indonesia.
Acara ini biasanya dihadiri oleh para sesepuh dan pejabat desa, serta warga setempat. Susunan acaranya meliputi pembacaan sajak atau mengenang jasa pahlawan, mengheningkan cipta, doa bersama, lalu kemudian dilanjutkan dengan makan bersama satu kampung.
Biasanya, dalam acara ini juga akan ada penyerahan hadiah untuk berbagai macam lomba yang sudah diadakan sebelumnya.
Dalam pawai ini akan ada tandu besar yang berisi aneka hasil bumi, hasil kerajinan masyarakat setempat, serta berbagai macam makanan. Hasil bumi yang ada pada tandu tersebut kemudian diperebutkan oleh peserta pawai dan warga yang ikut menyaksikan pawai.
Lalu, makanan yang juga ada pada tandu akan disantap bersama-sama. Wah, sungguh wujud persatuan dan kekompakan yang luar biasa, ya!
Masyarakat melakukan lari obor estafet. Acara ini sudah dilakukan sejak lama, kurang lebih 30 tahun. Yang menjadi peserta dalam lomba lari sambil membawa obor ini adalah para atlet terbaik di Semarang.
Melalui lomba obor estafet ini, masyarakat diharapkan dapat mencontoh semangat para pahlawan dan melanjutkan perjuangan mereka dalam mengisi kemerdekaan.
Acara ini terus diselenggarakan setiap tahun sejak 1965. Lomba ini biasanya dilaksanakan setelah upacara peringatan HUT RI. Akan ada banyak perahu kayu warna-warni yang berlayar dan membuat suasana kian semarak.
Karena sudah cukup populer, acara ini bahkan bukan hanya diikuti oleh warga Batam saja, tetapi wisatawan domestik hingga ke mancanegara.
Sejak saat itulah pemerintah dan masyarakat Aceh menganggap bahwa Pacu Kude merupakan simbol dari perjuangan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan. Maka, dari sinilah tradisi Pacu Kude terus digalakan dalam rangka merayakan HUT RI setiap tahun.
Biasanya, kuda yang ikut serta dalam pacuan ini berasal dari enam daerah yakni Aceh Tengah yang merupakan tuan rumah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Besar, dan Sumatera Barat.
Acara ini bukan kegiatan baru, melainkan sudah dilakukan sejak 1924. Lomba dayung ini bukan hanya dijadikan hiburan ketika menyambut ulang tahun kemerdekaan, tetapi juga menjadi sarana untuk mencari bibit-bibit pendayung andal.
Awalnya acara ini memang hanya diperuntukkan bagi warga setempat. Namun karena semakin terkenal, pesertanya pun semakin beragam, termasuk dari provinsi tetangga.
Mainan dari gabus yang dibentuk menjadi kapal laut, pesawat terbang, atau kereta ini sudah lekat dan menjadi bagian dari tradisi perayaan HUT RI. Selain gabus yang berwarna kuning serta berbagai kertas yang ditempelkan sebagai hiasan, Telok Abang juga dilengkapi dengan telur rebus. Uniknya, telur tersebut dicat dengan warna merah, kemudian ditancapkan di bagian tengah kapal.
Dalam acara ini, biasanya akan ada acara doa bersama, renungan kemerdekaan, menyanyikan lagu kebangsaan, dan makan bersama. Acara ini dilakukan sebagai wujud syukur serta ajang silaturahmi untuk mempererat persaudaraan antartetangga.
Masyarakat rutin mengadakan lomba sepakbola, namun uniknya, mereka mengganti bola dengan durian. Karena cukup ekstrem, perlombaan ini biasanya hanya diikuti oleh orang tertentu, misalnya anggota laskar Densus 99 dan anggota forum spiritual.
Sebelum perlombaan pun akan diadakan doa bersama untuk keselamatan para peserta.
Tradisi ini mempertemukan pepadu dari berbagai pelosok Lombok untuk beradu ketangkasan dan saling serang dengan bersenjatakan rotan dan perisai yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau.
Meskipun termasuk dalam kesenian tradisional yang ekstrem, Peresean memiliki pesan moral yang bukan sekadar adu ketangkasan semata. Acara ini mengandung makna persaudaraan dan sikap ksatria seorang laki-laki yang diuji melalui permainan ini.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
Beberapa daerah di Tanah Air biasanya menyelenggarakan tradisi yang membuat perayaan HUT RI semakin meriah. Nah, berikut beberapa tradisi unik perayaan HUT RI di berbagai daerah Indonesia, melansir dari laman Wonderful Indonesia.
1. Tirakatan, Jawa
Bagi Anda yang tinggal di wilayah Jawa, mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Tirakatan. Tirakatan adalah tradisi wajib yang biasa dilakukan setiap tanggal 16 Agustus malam.Acara ini biasanya dihadiri oleh para sesepuh dan pejabat desa, serta warga setempat. Susunan acaranya meliputi pembacaan sajak atau mengenang jasa pahlawan, mengheningkan cipta, doa bersama, lalu kemudian dilanjutkan dengan makan bersama satu kampung.
Biasanya, dalam acara ini juga akan ada penyerahan hadiah untuk berbagai macam lomba yang sudah diadakan sebelumnya.
2. Pawai Jampana, Bandung
Selanjutnya adalah tradisi dari Bandung, Jawa Barat. Dalam menyambut HUT RI, masyarakat Kota Kembang biasanya akan mengadakan pawai yang disebut Pawai Jampana.Dalam pawai ini akan ada tandu besar yang berisi aneka hasil bumi, hasil kerajinan masyarakat setempat, serta berbagai macam makanan. Hasil bumi yang ada pada tandu tersebut kemudian diperebutkan oleh peserta pawai dan warga yang ikut menyaksikan pawai.
Lalu, makanan yang juga ada pada tandu akan disantap bersama-sama. Wah, sungguh wujud persatuan dan kekompakan yang luar biasa, ya!
3. Obor Estafet, Semarang
Tradisi yang tidak kalah unik dan meriah juga dilakukan oleh warga Semarang, tepatnya di Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah.Masyarakat melakukan lari obor estafet. Acara ini sudah dilakukan sejak lama, kurang lebih 30 tahun. Yang menjadi peserta dalam lomba lari sambil membawa obor ini adalah para atlet terbaik di Semarang.
Melalui lomba obor estafet ini, masyarakat diharapkan dapat mencontoh semangat para pahlawan dan melanjutkan perjuangan mereka dalam mengisi kemerdekaan.
4. Lomba Sampan Layar, Batam
Tidak kalah meriah dengan daerah lain, warga Batam juga memiliki permainan tradisional yang kemudian menjadi tradisi tahunan dalam rangka perayaan ulang tahun kemerdekaan, yakni lomba sampan layar.Acara ini terus diselenggarakan setiap tahun sejak 1965. Lomba ini biasanya dilaksanakan setelah upacara peringatan HUT RI. Akan ada banyak perahu kayu warna-warni yang berlayar dan membuat suasana kian semarak.
Karena sudah cukup populer, acara ini bahkan bukan hanya diikuti oleh warga Batam saja, tetapi wisatawan domestik hingga ke mancanegara.
5. Tradisi Pacu Kude, Aceh
Tradisi yang sudah dilakukan oleh masyarakat Aceh ini merupakan permainan rakyat yang sudah ada pada masa kolonial Belanda yang biasa dimainkan setelah panen. Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 1956, permainan ini secara resmi diambil alih oleh pemerintah setempat.Sejak saat itulah pemerintah dan masyarakat Aceh menganggap bahwa Pacu Kude merupakan simbol dari perjuangan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan. Maka, dari sinilah tradisi Pacu Kude terus digalakan dalam rangka merayakan HUT RI setiap tahun.
Biasanya, kuda yang ikut serta dalam pacuan ini berasal dari enam daerah yakni Aceh Tengah yang merupakan tuan rumah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Besar, dan Sumatera Barat.
6. Lomba Dayung, Banjarmasin
Bergeser ke Pulau Kalimantan, tepatnya di Banjarmasin, ada sebuah perlombaan yang selalu menarik perhatian banyak orang. Apalagi kalau bukan Lomba Dayung Perahu Naga yang rutin dilakukan setiap tahun di Sungai Martapura.Acara ini bukan kegiatan baru, melainkan sudah dilakukan sejak 1924. Lomba dayung ini bukan hanya dijadikan hiburan ketika menyambut ulang tahun kemerdekaan, tetapi juga menjadi sarana untuk mencari bibit-bibit pendayung andal.
Awalnya acara ini memang hanya diperuntukkan bagi warga setempat. Namun karena semakin terkenal, pesertanya pun semakin beragam, termasuk dari provinsi tetangga.
7. Telok Abang, Palembang
Jika Anda kebetulan sedang ada di Palembang pada bulan Agustus, mungkin akan menemukan banyak sekali penjual Telok Abang di sepanjang jalan. Ini adalah mainan khas bulan Agustus yang selalu diburu oleh masyarakat.Mainan dari gabus yang dibentuk menjadi kapal laut, pesawat terbang, atau kereta ini sudah lekat dan menjadi bagian dari tradisi perayaan HUT RI. Selain gabus yang berwarna kuning serta berbagai kertas yang ditempelkan sebagai hiasan, Telok Abang juga dilengkapi dengan telur rebus. Uniknya, telur tersebut dicat dengan warna merah, kemudian ditancapkan di bagian tengah kapal.
8. Barikan, Malang
Barikan adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh warga Malang setiap tanggal 16 Agustus malam. Acara ini merupakan syukuran di setiap kampung atau lingkungan warga.Dalam acara ini, biasanya akan ada acara doa bersama, renungan kemerdekaan, menyanyikan lagu kebangsaan, dan makan bersama. Acara ini dilakukan sebagai wujud syukur serta ajang silaturahmi untuk mempererat persaudaraan antartetangga.
9. Sepakbola Durian, Kebumen
Bulan Agustus memang identik dengan berbagai macam perlombaan unik di masyarakat. Mulai dari lomba makan kerupuk hingga lomba yang cukup ekstrem seperti yang diadakan oleh masyarakat Kebumen, Jawa Tengah.Masyarakat rutin mengadakan lomba sepakbola, namun uniknya, mereka mengganti bola dengan durian. Karena cukup ekstrem, perlombaan ini biasanya hanya diikuti oleh orang tertentu, misalnya anggota laskar Densus 99 dan anggota forum spiritual.
Sebelum perlombaan pun akan diadakan doa bersama untuk keselamatan para peserta.
10. Peresean, Lombok
Setiap tahun, dalam rangka menyambut HUT kemerdekaan RI, Lombok menggelar lomba Peresean yang menghadirkan pepadu-pepadu (jagoan) terkenal untuk adu ketangkasan. Peresean sendiri merupakan kesenian tradisional masyarakat suku Sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat.Tradisi ini mempertemukan pepadu dari berbagai pelosok Lombok untuk beradu ketangkasan dan saling serang dengan bersenjatakan rotan dan perisai yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau.
Meskipun termasuk dalam kesenian tradisional yang ekstrem, Peresean memiliki pesan moral yang bukan sekadar adu ketangkasan semata. Acara ini mengandung makna persaudaraan dan sikap ksatria seorang laki-laki yang diuji melalui permainan ini.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
(tsa)