5 Pertanyaan Seputar Seksualitas yang Sering Ditanyakan Wanita

Rabu, 04 September 2019 - 21:30 WIB
5 Pertanyaan Seputar Seksualitas yang Sering Ditanyakan Wanita
5 Pertanyaan Seputar Seksualitas yang Sering Ditanyakan Wanita
A A A
JAKARTA - Rasa risih dan malu untuk membicarakan soal seksualitas, membuat banyak perempuan yang tidak aman dan percaya diri dengan organ kewanitaannya hingga berujung ke berbagai permasalahan ranjang. Beragam pertanyaan pun sering muncul dibenak perempuan tanpa berujung pada jawaban. Alasannya tak lain karena mereka takut bertanya kepada ahlinya.

"Perempuan cenderung tertutup dan tabu membicarakan seksualitas. Padahal menstruasi, pubertas dan tumbuh payudara itu hal alami dan semuanya merasakan. Kita tidak mau edukasi reproduksi seksual terhalang. Akibatnya banyak wanita malu bertanya, ujungnya mencari sumber yang salah," kata Maharani Anindita selaku Brand Manager Andalan Feminine Care saat acara Pillow Talks with Andalan di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Setidaknya ada lima pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh perempuan. Pertanyaan tersebut selanjutnya telah dijawab oleh aesthetic gynecologist, dr. Dinda Derdameisya Sp.OG dari sudut pandang kesehatan reproduksi dan juga sexologist, dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) berdasarkan sudut pandang seksualitas dan psikologis dengan pasangan. Berikut ulasannya.

1. Normalkah aroma vagina saya?
Kesehatan reproduksi: vaginal odor menjadi keywords yang paling banyak dicari oleh perempuan di dunia. Vagina yang sehat tidak beraroma atau sedikit asam tapi tidak menyengat. Namun apabila ada aroma yang menyengat dan mengganggu mengindikasikan adanya suatu infeksi yang dapat disebabkan oleh jamur, parasit ataupun infeksi lainnya.

Dampak seksologi: aroma vagina yang tidak sedap akan mempengaruhi kondisi pasangannya, yang tadinya sudah turn on akan turn off serta menyulitkan pria untuk melakukan penetrasi dan jika penetrasi dilakukan, pria cenderung ingin cepat-cepat menyelesaikan hubungan seksual tersebut padahal perempuan belum mencapai klimaks. Bila hal ini tidak diatasi, maka lambat laun akan menurunkan minat bagi perempyan bahkan pasangannya untuk berhubungan seksual.

2. Cantikkah bentuk genitalia saya?
Kesehatan reproduksi: belakangan ini perempuan mulai concern terhadap penampilan genitalia eksternal. Sama seperti wajah, ada wajah yang asimetris, simetris dan memiliki warna yang terang maupun gelap. Tidak ada standar kecantikan khusus untuk genitalia, sama seperti standar kecantikan wajah. Kecantikan genitalia masuk ke ranah estetik, apabila tidak ada indikasi tidak usah diubah karena dapat menimbulkan suatu komplikasi atau risiko.

Dampak seksologi: Bentuk genitalia tidak berpengaruh terhadap gairah seksual selama anatomi dan fungsinya normal. Namun, fungsi seksual tidak hanya dipengaruhi oleh faktor fisik saja, namun ada faktor psikis yang berperan. Ekspektasi yang berlebihan akan tampilan organ reproduksi yang indah dan sedap dipandang dapat menurunkan rasa percaya diri sehingga berpotensi mengganggu kehidupan seksual. Dengan demikian, sebaiknya kedua belah pihak bisa saling menerima kelebihan serta kekurangan pasangannya.

3. Pentingkah menggunakan sabun kewanitaan?
Kesehatan reproduksi: penggunaan sabun kewanitaan dapat membantu menjaga pH vagina tetap asam, sehingga mencegah bakteri dan jamur serta infeksi lainnya tidak mudah masuk. Apalagi dengan aktivitas perempuan mondern saat ini yang sangat sibuk. Sabun kewanitaan yang mengandung prebiotics alami dapat membantu untuk menjaga keasaman area vulva serta dapat mengaktifkan bakteri baik

Dampak seksologi: penting untuk menjaga vagina tetap sehat dan bebas dari bakteri jahat, jamur atau parasit. Vagina yang tidak sehat akan membuat perempuan tidak percaya diri saat melakukan hubungan seksual, serta membuat pasangan menjadi terganggu sehingga sulit untuk menaikkan dan mempertahankan gairah seksual. Selain itu, vagina yang tidak sehat berpotensi menularkan penyakit kepada pasangannya bila ternyata penyebabnya adalah infeksi. Jika hal ini dibiarkan, akan mengganggu kehidupan seksual dan keharmonisan rumah tangga.

4. Kenapa partner saya turn off di tengah-tengah aktivitas bercinta?
Kesehatan reproduksi: beri waktu pasangan untuk jeda terlebih dahulu, karena untuk mencapai suatu klimaks laki-laki mengalami beberapa tahapan. Setelah dia siap, mulai lagi untuk foreplay perlahan supaya bisa mencapai puncaknya. Dan jangan terlalu menyalahkan diri, serta komunikasikan dengan pasangan pada saat santai dan tanyakan apa yang diinginkan pasangan dari kita untuk membantu proses foreplay lebih maksimal.

Dampak seksologi: jangan memaksakan diri untuk membangkitkan gairah yang turn off di tengah sesi bercinta, lebih baik berhenti dulu sambil berkomunimasi secara terbuka untuk mengatasi penyebabnya. Karena penyebabnya bisa berupa psikis maupun fisik. Tujuan melakukan hubungan seksual adalah untuk mendapatkan kehidupan seksual yang menyenangkan yang dapat dicapai jika memenuhi tiga syarat yaitu pertama ada keterlibatan emosional di antara pasangan, kedua tidak ada gangguan fungsi seksual baik fisik maupun psikis, ketiga dapat memberikan kepuasan seksual bagi kedua belah pihak.

5. Bagaimana cara menjaga kekencanagan vagina?
Kesehatan reproduksi: metode tradisional yang paling mudah dilakukan untuk menjaga kekencangan vagina yaitu kegel exercise yang dapat mengencangkan otot dasar panggul. Ini wajib dilakukan oleh perempuan yang sudah melahirkan, yang dilakukan dengan cara seperti menahan buang air kecil selama satu menit dalam jeda 1 detik selama 20 kali, tiga set sehari, lalu frekuensinya dinaikkan 30 kali dalam hari berikutnya hingga sampai 40 kali di hari berikutnya, selama tiga set.

Dampak seksologi:
vagina adalah organ yang sangat elastis, bahkan bisa melebar hingga 100 cm untuk memudahkan bayi keluar pada saat proses persalinan. Namun, ada beberapa faktor yang membuat otot vagina meregang atau melemah, antara lain persalinan (terutama yang sudah lebih dari satu anak), penuaan, serta faktor genetik. Kondisi tersebut dapat membuat diameter vagina membesar sehingga dapat mengurangi sensasi seksual. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah labioplasti dan vaginoplasti dengan tujuan untuk memperbaiki tambilan luar vulva, serta mengencangkan otot vagina.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7481 seconds (0.1#10.140)