Mengenal Penyakit Sonny Septian, Suami Fairuz yang Alami Penyempitan Pembuluh Darah di Otak

Selasa, 20 Agustus 2024 - 17:31 WIB
loading...
Mengenal Penyakit Sonny...
Mengenal penyakit Sonny Septian, suami Fairuz A Rafiq yang mengalami penyempitan pembuluh darah di otak. Foto/ Instagram
A A A
JAKARTA - Mengenal penyakit Sonny Septian , suami Fairuz A Rafiq yang mengalami penyempitan pembuluh darah di otak,salah satu faktor risiko stroke yang kerap ditemui pada masyarakat di Asia

Ya, masih banyak orang yang tidak tahu tentang penyakit penyempitan pembuluh darah seperti yang dialami Sonny Septian ini.


Mengenal Penyakit Sonny Septian

Dilansir Unair, penyempitan pembuluh darah arteri otak atau yang dikenal sebagai stenosis intrakranial merupakan salah satu faktor risiko dari stroke yang sering ditemui untuk populasi Asia.

Adanya stenosis dapat menghambat aliran darah menuju otak dan menyebabkan terjadinya stroke hemodinamik akibat kurangnya aliran darah otak.

Salah satu modalitas yang paling peka untuk melihat kerusakan jaringan otak pada fase awal stroke iskemik adalah Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang dapat mendeteksi perubahan jaringan otak pada jam-jam awal serangan stroke. Namun, pemeriksaan MRI tidak selalu berhasil dalam mendeteksi adanya lesi stroke, bahkan setelah berulang kali serangan.

Pada suatu studi kasus yang dipublikasikan oleh Choriqoh et al (2022), seorang pasien yang mengalami stroke berulang hingga tiga kali serangan memiliki hasil MRI kepala normal. Tidak ada lesi ataupun abnormalitas yang nampak pada pemeriksaan imaging walaupun secara klinis didapatkan adanya gejala kelemahan separuh tubuh sisi kiri yang menetap.

Tim dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan angiografi menggunakan modalitas digital subtraction angiography dan didapatkan adanya stenosis derajat berat pada arteri serebri media kanan.

Hal ini mungkin saja mengakibatkan gejala kelemahan yang dialami oleh pasien karena terganggunya aliran darah ke capsula interna yang merupakan tempat berkumpulnya seluruh serabut saraf motorik. Pemeriksaan perfusi dengan modalitas MRI menunjukkan adanya penurunan aliran darah otak sisi kanan dibandingkan sisi kiri.

Adanya stenosis intrakranial dapat diibaratkan sebagai pipa air yang mengalami penyempitan, sehingga tidak bisa mengalirkan air dengan volume yang cukup. Tubuh mensiasati kelainan ini dengan cara meningkatkan tekanan darah, dengan harapan dapat mencukupi kebutuhan aliran darah pada otak.

Apabila kita menurunkan tekanan darah tersebut, jumlah volume darah yang diterima otak juga akan berkurang, sehingga otak mengalami kekurangan aliran darah untuk mempertahankan fungsi metaboliknya. Hal inilah yang dapat bermanifestasi sebagai stroke akibat hipoperfusi jaringan otak.

Bila kita menghitung di atas kertas, dengan derajat stenosis arteri otak yang sangat berat, pasien seharusnya mengalami gangguan klinis yang lebih berat seperti kelumpuhan total pada anggota gerak tubuh sisi kiri.

Namun, pasien hanya mengalami kelemahan ringan pada tangan dan kaki sisi kiri, dan berangsur mengalami perbaikan kondisi. Inilah peran penting dari adanya pembuluh kollateral, yakni pembuluh darah lain yang turut memberikan suplai pada area otak yang sama. Adanya pembuluh kollateral dapat mempertahankan aliran darah otak agar tetap adekuat, walaupun terjadi sumbatan pada satu segmen pembuluh darah otak.

Sebagai penutup, stenosis intrakranial merupakan salah satu penyebab serangan stroke berulang yang perlu diwaspadai. Pada pasien yang telah memenuhi kriteria diagnosis stroke, walaupun pada pemeriksaan MRI tidak ditemukan kelainan, kita perlu melakukan terapi layaknya pasien stroke sambil melakukan pemeriksaan imaging lanjutan untuk mencari faktor risiko vaskular pada pasien.

Gejala penyempitan pembuluh darah

1. Kesulitan berbicara
Orang yang mengalami penyempitan pembuluh darah akan sulit berbicara dan membuat orang lain sulit memahami apa yang dikatakan. Seseorang yang terkena stroke mungkin mengalami kebingungan, kata-kata yang diucapkannya tidak jelas, atau mungkin tidak dapat memahami pembicaraan.

2. Mati rasa
Selain itu, mereka juga mengalami mati rasa, lemah, hingga lumpuh wajah di lengan atau kaki. Kondisi ini sering kali hanya memengaruhi satu sisi tubuh.

3. Masalah penglihatan
Gejala masalah penglihatan juga akan muncul di satu atau kedua mata. Penglihatan orang tersebut mungkin tiba-tiba kabur atau menghitam pada satu atau kedua mata. Atau orang tersebut mungkin melihat dua kali.



4. Sakit kepala
Sakit kepala yang parah dan tiba-tiba bisa jadi merupakan gejala stroke. Muntah, pusing, dan perubahan kesadaran bisa terjadi bersamaan dengan sakit kepala.

5. Kesulitan berjalan
Seseorang yang terkena stroke dapat tersandung atau kehilangan keseimbangan atau koordinasi.

Kapan harus ke dokter?
Ketika mengalami gejala di atas sebaiknya langsung cari pertolongan medis, meskipun gejalanya muncul dan hilang atau hilang sama sekali.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1003 seconds (0.1#10.140)