Penyakit Jantung Penyebab Kematian Terbanyak Kedua di Indonesia

Jum'at, 11 Oktober 2019 - 06:28 WIB
Penyakit Jantung Penyebab Kematian Terbanyak Kedua di Indonesia
Penyakit Jantung Penyebab Kematian Terbanyak Kedua di Indonesia
A A A
JAKARTA - Penyakit jantung masih menjadi ancaman di Indonesia bahkan di dunia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dr. Cut Putri Arianie mengatakan, berdasarkan Sample Registrasion System (SRS), penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbanyak kedua setelah stroke.

Selain itu, akibat dari penyakit ini pula negara mengalami kerugian secara ekonomi. Data BPJS Kesehatan menunjukkan adanya peningkatan biaya kesehatan untuk penyakit jantung dari tahun ke tahun.

Pada 2014, penyakit jantung menghabiskan dana BPJS Kesehatan Rp4,4 triliun. Kemudian meningkat menjadi Rp7,4 triliun pada 2016, dan masih terus meningkat pada 2018 sebesar Rp9,3 triliun.

"Hal ini menunjukkan besarnya beban negara terhadap penanggulangan penyakit jantung yang harusnya dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko," kata dr. Cut di Jakarta, belum lama ini.

Penyakit jantung koroner terdiri dari penyakit jantung koroner stabil tanpa gejala, angina pektoris stabil, dan sindrom koroner akut. Penyakit jantung koroner stabil tanpa gejala biasanya diketahui dari skrining. Sedangkan angina pektoris stabil didapatkan gejala nyeri dada bila melakukan aktivitas yang melebihi aktivitas sehari-hari.

Dari 10 orang penderita penyakit tidak menular hanya 3 orang yang terdeteksi. Selebihnya tidak mengetahui bahwa dirinya sakit, karena penyakit tidak menular tidak ada gejala sampai terjadi komplikasi.

Penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular yang kejadiannya bisa dicegah dengan pola hidup sehat. Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit jantung, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) fokus pada upaya promotif dan preventif.

Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melakukan Germas (Gerakan Masyarakat Sehat) antara lain aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, makan buah dan sayur, dan cek kesehatan secara berkala. Lebih lanjut, dr. Cut mengajak masyarakat melakukan perubahan kecil dalam hidup dengan cara membuat sebuah janji sederhana untuk kesehatan jantung.

Seperti halnya berkomitmen mengkonsumsi makanan yang lebih sehat, beraktivitas fisik dan berhenti merokok. "Kemenkes juga mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan sederhana dalam aktivitas sehari-hari. Perubahan itu contohnya cek kesehatan berkala, tidak merokok, diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stres dengan baik," tandasnya.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6133 seconds (0.1#10.140)