ChocoTrenz 2024, Bangkitkan Nostalgia lewat Kue-Kue Jadul
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren sajian jadul kembali booming belakangan ini. Di tengah gempuran menu modern yang dipengaruhi budaya luar, kue klasik selalu ada di hati masyarakat Indonesia. Bahkan banyak bakery masih bertahan menjual kue klasik yang tetap ramai peminat.
Ada alasan mengapa tren kue ini diminati. Yakni karena banyak orang Indonesia yang suka dengan tekstur kue lembut dan isian yang padat.
“Orang Indonesia cenderung menyukai rasa manis. Tapi faktor utama yang membuat orang jatuh cinta dengan kue klasik karena teksturnya yang lembut dan legit di lidah. Contohnya saja chiffon cake, makanan yang dibuat dari kuning telur dalam jumlah cukup banyak ini membuat Chiffon menjadi sangat lembut,” papar Eka Sri Aryianti, Marketing Manager PT Gandum Mas Kencana (GMK).
Banyak orang menjadikan kulineri layaknya fashion dan gaya hidup, yang terus berulang dan mengikuti zaman. Faktor lain yang tidak bisa dipungkiri di tengah era media sosial ini adalah mudahnya bakery menjangkau banyak peminat baru.
Dengan mengangkat tema nostalgia, tak pelak tren kue jadul mampu menjadi hal yang banyak dicari orang.
Meski banyak digemari pecinta kue, sajian klasik rentan gagal dan tidak konsisten karena proses pembuatan yang cukup panjang. Salah satunya chiffon cake yang tergolong sebagai foam cake. Kue yang diolah dari putih dan kuning telur serta minyak sayur ini memiliki tantangan tersendiri dalam pembuatannya secara manual.
“Pembuatan kue klasik seperti chiffon cake, black forest, sponge cake maupun brownies dari scratch tidaklah mudah. Kekhawatiran hasilnya akan gagal atau tidak konsisten, dapat membuat kerugian bahkan merusak reputasi toko. Dari sinilah perlunya bahan baku dalam pembuatan kue yang menjamin kualitas rasa dan tekstur yang sama, salah satunya dengan solusi menggunakan produk premiks,” jelas Eka.
Banyak produsen kue gagal mendapat orderan karena membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembuatan. Belum lagi proses mengembangkan rasa yang enak membutuhkan banyak biaya dan tenaga. Semua permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan produk Haan Cake Mix.
“Rangkaian produk Haan Cake Mix didesain untuk memberikan solusi dan kemudahan di tengah hectic-nya kitchen commercial. Premiks ini menjamin konsisten dari segi hasil, mudah dibuat, dan enak rasanya. Dengan kemudahan dan konsistensi ini, food creator bisa mendapatkan lebih banyak waktu untuk berkreasi,” ujar Eka.
Salah satu event yang mengangkat tema cake jadul adalah ChocoTrenz 2024: NOWstalgia a delicacy from past to present. Event ini merupakan perpaduan antara ‘sekarang’ dan ‘nostalgia’ yang terinspirasi dari kue-kue klasik dengan gaya masa kini.
"NOWstalgia mengusung beragam inspirasi, salah satunya classic yang merupakan kreasi favorit sepanjang masa. Selain itu ada juga inspirasi nostalgic, cita rasa dari suatu kreasi makanan di masa lalu yang menjadi tren di masa kini karena dapat membangkitkan momen nostalgia bagi para penikmatnya," kata Creative dan Corporate Communication Manager PT GMK Iman Setia Nugraha.
Tidak ketinggalan secara penampilan juga menawarkan visual yang eye candy, kreasi dengan sentuhan tampilan yang cantik dan kekinian, Ketiga inspirasi ini diharapkan dapat menarik perhatian dan menambah nilai jual.
"NOWstalgia memberikan inspirasi tren pastry klasik yang disajikan dengan rasa dan tampilan kekinian. Inspirasi ini tampil dalam buku kreasi resep Collaze NOWstalgia, salah satunya Klapertaart Entremet, sajian klasik khas Manado dengan sentuhan cake chiffon yang modern, Cakalang Vol-au-vent, hidangan klasik mewah dari Prancis dengan dominasi rasa khas Nusantara, hingga Assorted Kue Lumpur, jajanan khas Indonesia dengan tampilan yang lebih sophisticated,” sambung Eka Sri Aryianti.
Di event yang berlangsung di She La Vie Grand Ballroom, Alam Sutera Tangerang, pada 4 September 2024 ini juga turut menghadirkan guest chef Nicky Tirta, yang memberikan inspirasi kue jadul yang terbukti banyak peminatnya. Kreasi cake, pastry hingga cokelat ini dapat memacu kreativitas Food Creators untuk terus berinovasi dan #jadiHaandalan.
Ada alasan mengapa tren kue ini diminati. Yakni karena banyak orang Indonesia yang suka dengan tekstur kue lembut dan isian yang padat.
“Orang Indonesia cenderung menyukai rasa manis. Tapi faktor utama yang membuat orang jatuh cinta dengan kue klasik karena teksturnya yang lembut dan legit di lidah. Contohnya saja chiffon cake, makanan yang dibuat dari kuning telur dalam jumlah cukup banyak ini membuat Chiffon menjadi sangat lembut,” papar Eka Sri Aryianti, Marketing Manager PT Gandum Mas Kencana (GMK).
Banyak orang menjadikan kulineri layaknya fashion dan gaya hidup, yang terus berulang dan mengikuti zaman. Faktor lain yang tidak bisa dipungkiri di tengah era media sosial ini adalah mudahnya bakery menjangkau banyak peminat baru.
Dengan mengangkat tema nostalgia, tak pelak tren kue jadul mampu menjadi hal yang banyak dicari orang.
Meski banyak digemari pecinta kue, sajian klasik rentan gagal dan tidak konsisten karena proses pembuatan yang cukup panjang. Salah satunya chiffon cake yang tergolong sebagai foam cake. Kue yang diolah dari putih dan kuning telur serta minyak sayur ini memiliki tantangan tersendiri dalam pembuatannya secara manual.
“Pembuatan kue klasik seperti chiffon cake, black forest, sponge cake maupun brownies dari scratch tidaklah mudah. Kekhawatiran hasilnya akan gagal atau tidak konsisten, dapat membuat kerugian bahkan merusak reputasi toko. Dari sinilah perlunya bahan baku dalam pembuatan kue yang menjamin kualitas rasa dan tekstur yang sama, salah satunya dengan solusi menggunakan produk premiks,” jelas Eka.
Banyak produsen kue gagal mendapat orderan karena membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembuatan. Belum lagi proses mengembangkan rasa yang enak membutuhkan banyak biaya dan tenaga. Semua permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan produk Haan Cake Mix.
“Rangkaian produk Haan Cake Mix didesain untuk memberikan solusi dan kemudahan di tengah hectic-nya kitchen commercial. Premiks ini menjamin konsisten dari segi hasil, mudah dibuat, dan enak rasanya. Dengan kemudahan dan konsistensi ini, food creator bisa mendapatkan lebih banyak waktu untuk berkreasi,” ujar Eka.
Salah satu event yang mengangkat tema cake jadul adalah ChocoTrenz 2024: NOWstalgia a delicacy from past to present. Event ini merupakan perpaduan antara ‘sekarang’ dan ‘nostalgia’ yang terinspirasi dari kue-kue klasik dengan gaya masa kini.
"NOWstalgia mengusung beragam inspirasi, salah satunya classic yang merupakan kreasi favorit sepanjang masa. Selain itu ada juga inspirasi nostalgic, cita rasa dari suatu kreasi makanan di masa lalu yang menjadi tren di masa kini karena dapat membangkitkan momen nostalgia bagi para penikmatnya," kata Creative dan Corporate Communication Manager PT GMK Iman Setia Nugraha.
Tidak ketinggalan secara penampilan juga menawarkan visual yang eye candy, kreasi dengan sentuhan tampilan yang cantik dan kekinian, Ketiga inspirasi ini diharapkan dapat menarik perhatian dan menambah nilai jual.
"NOWstalgia memberikan inspirasi tren pastry klasik yang disajikan dengan rasa dan tampilan kekinian. Inspirasi ini tampil dalam buku kreasi resep Collaze NOWstalgia, salah satunya Klapertaart Entremet, sajian klasik khas Manado dengan sentuhan cake chiffon yang modern, Cakalang Vol-au-vent, hidangan klasik mewah dari Prancis dengan dominasi rasa khas Nusantara, hingga Assorted Kue Lumpur, jajanan khas Indonesia dengan tampilan yang lebih sophisticated,” sambung Eka Sri Aryianti.
Di event yang berlangsung di She La Vie Grand Ballroom, Alam Sutera Tangerang, pada 4 September 2024 ini juga turut menghadirkan guest chef Nicky Tirta, yang memberikan inspirasi kue jadul yang terbukti banyak peminatnya. Kreasi cake, pastry hingga cokelat ini dapat memacu kreativitas Food Creators untuk terus berinovasi dan #jadiHaandalan.
(tsa)