Review Film Doctor Sleep

Rabu, 06 November 2019 - 13:30 WIB
Review Film Doctor Sleep
Review Film Doctor Sleep
A A A
Film The Shining yang dirilis pada 1980 masih menjadi salah satu film horor terbaik hingga saat ini. Kini, hampir 40 tahun setelah peristiwa di film itu, Warner Bros. Pictures membuat kelanjutannya dengan judul Doctor Sleep. Apakah seseram dan semenegangkan yang pertama?

Doctor Sleep mengisahkan tentang Danny Torrance (Owen McGregor) yang telah beranjak dewasa. Setelah berhasil lolos dari maut di Hotel Overlook di The Shining, Danny dan ibunya, Wendy, tinggal di Florida. Namun, dia terus dihantui sosok wanita di bathup kamar mandi. Hantu Dick Hallorann membantunya mengunci hantu-hantu itu di dalam kotak yang ada di pikirannya.

Ketika beranjak dewasa, kehidupan Danny jadi kacau. Dia mabuk-mabukan dan berusaha keras menekan Shining yang ada di dalam dirinya. Lelah dengan kehidupannya, dia pergi ke sebuah kota kecil di New Hampshire. Di sana, dia berteman dengan Billy Freeman yang memberinya pekerjaan di taman kota dan mengajaknya untuk keluar dari kecanduan alkohol. Di pertemuan para pecandu alkohol, Danny bertemu seorang dokter yang memberinya pekerjaan sebagai perawat di sebuah klinik. Di klinik itu, Danny menggunakan kemampuan Shining-nya untuk menemani orang-orang sekarat yang hendak menjemput ajal. Karena inilah, dia kemudian dijuluki Doctor Sleep.

Di sisi lain, sebuah sekte, True Knot, yang dipimpin Rose si Topi (Rebecca Ferguson), bertahan hidup dengan menyantap uap orang-orang yang memiliki Shining. Utamanya, mereka mengincar anak-anak dengan Shining yang dianggap kuat. Mereka telah beraksi sejak lama. Pada 1980, ketika Danny mengalami kejadian mengerikan di Hotel Overlook, sekte ini telah beraksi dengan memakan uap seorang anak bernama Violet Hansen. Di masa kini, mereka terus berburu anak-anak ini dan merekrut Snakebite Andi, seorang ABG yang memiliki kemampuan hipnosis.

Suatu hari, Danny mendapatkan telepati dari seorang ABG yang juga memiliki kemampuan Shining bernama Abra Stone (Kyliegh Curran). Mereka kemudian sering berkomunikasi dan menjadi akrab lewat telepatio ini. Suatu hari, Abra melihat aksi True Knot yang membunuh Bradley, seorang bocah laki-laki dengan kemampuan Shining, untuk dimakan uapnya. Aksi Abra ini diketahui Rose, tapi wanita itu tidak tahu siapa Abra.

Abra yang kalut dan panik menghubungi Danny dan mengatakan ada pembunuhan. Namun, Danny malah meminta Abra agar tidak ikut campur masalah itu dan menyembunyikan kemampuan Shiningnya. Abra yang penasaran mencari tahu siapa anak yang dibunuh tersebut. Setelah mendapatkan datanya, dia pergi menemui Danny. Namun, Danny menolak bertindak. Dia memperingatkan Abra bahwa Rose akan memburunya. Namun, Abra justru menjebak Rose di dalam pikirannya. Ini membuat Rose panik dan bertekad untuk menangkap Abra dan memakan uapnya. Menurut Rose, uap Abra sangat kuat dan dia belum pernah melihat uap sebesar itu.

Sama seperti The Shining, Doctor Sleep juga memiliki durasi yang panjang dan sama-sama diangkat dari novel karya Stephen King. Selama 2,5 jam, penonton akan diajak untuk memasuki dunia orang-orang yang memiliki kemampuan di luar nalar. Puncak film ini ada ketika Hotel Overlook kembali muncul. Tempat ini kembali untuk menjadi pengingat masa lalu, lengkap dengan semua makhluk-mahkluk aneh dan kamar-kamar yang mencurigakan. Di sinilah bagian film itu yang paling menarik. Sayangnya, adegan di tempat ini sepertinya hanya menjadi pelengkap dan terasa sia-sia. (SPOILER ALERT) Endingnya jadi terasa seperti, ‘Ya, gitu doang?’ karena menurut saya adegan klimaksnya kurang menegangkan.

Sebagai sebuah film horor, Doctor Sleep sangatlah lamban dalam membangun cerita. Sutradara film ini, Mike Flanagan, sepertinya sangat ingin penonton larut dalam cerita film ini dan memahami A-Z-nya dengan mendalam. Banyak detil yang disampaikan Mike di film ini. Sayang, bagi saya, film ini menjadi terasa terlalu lama dan hampir membosankan. Titik ketegangan yang harusnya membuat jantung berdebar hampir tidak ada. Satu-satunya yang membuat saya terganggu adalah adegan pembunuhan Bradley. Selebihnya, terasa biasa saja.

Yang paling bisa dinikmati dari film ini adalah penampilan para cast-nya. Penampilan Ewan McGregor sebagai Danny dewasa cukup solid. Sementara, Rebecca Ferguson pun bisa menampilkan sosok Rose yang aneh, jahat, keji, tapi punya penampakan yang manis dan cukup memikat. Catatan tersendiri bisa disematkan pada pemeran Abra, Kyliegh Curran. Meski tergolong pemain baru, Kyliegh mampu menyeimbangi akting para aktor senior di film ini.

Doctor Sleep adalah sebuah perjalanan panjang untuk satu film horor. Alurnya yang lambat membuat penonton bisa memahami seluruh detil cerita, tapi bisa juga menjadi bosan. Namun, memori atas hotel Overlook di film ini cukup menarik untuk diikuti.

Doctor Sleep sudah bisa Anda saksikan di bioskop kesayangan Anda. Film ini diberi rating Dewasa atau 17 tahun ke atas karena adegannya yang penuh kekerasan, adegan telanjang dan berdarah-darah yang tak layak ditonton anak di bawah umur. Salah satunya sudah saya sebutkan di atas. Bijaklah memilih tontonan untuk keluarga. Selamat menyaksikan!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7165 seconds (0.1#10.140)