Ini Penyebab Utama Iron Man Tewas di Avengers: Endgame

Rabu, 13 November 2019 - 19:30 WIB
Ini Penyebab Utama Iron Man Tewas di Avengers: Endgame
Ini Penyebab Utama Iron Man Tewas di Avengers: Endgame
A A A
Avengers: Endgame sudah berlalu dari bioskop. Orang-orang pun kini sedang menantikan Fase 4 Marvel Cinematic Universe (MCU) yang akan dimulai tahun depan. Meski begitu, pembahasan mengenai film fenomenal itu sampai saat ini belum usai. Bahkan, teori-teori baru terkait jalan cerita dan peristiwa di film itu masih bermunculan.

Endgame mengirimkan sejumlah tim pahlawan untuk melakukan ‘pencurian waktu’ dengan bepergian ke empat titik bersejarah di MCU. Di titik-titik itu, mereka mengambil Batu Keabadain untuk dipasangkan di Sarung Tangan Keabadian buatan mereka. Semua dilakukan untuk membatalkan aksi Thanos yang telah melenyapkan separuh populasi alam semesta di Avengers: Infinity War. Menurut Screen Rant, ini adalah rencana ambisius dan sayangnya, salah satunya tidak pernah berhasil di komik Marvel yang merupakan dasar film ini.

Di film, Bruce Banner alias Smart Hulk mengatakan, kalaupun aksi Avengers itu mengubah masa lalu, perubahan itu sebenarnya tidak mengubah inti lini masa MCU yang mereka singgahi. Yang ada, mereka akan menciptakan realitas alternatif. Bruce memang benar, tentu saja, tapi inilah alasan mengapa rencana Avengers itu kacau dari awal.

Untuk mengetahui kekacauan itu, perlu dikaji peraturan perjalanan menembus waktu yang dibuat di Marvel Comics. Kemudian, menemukan alasan mengapa itu akan mencegah Avengers MCU membuat Sarung Tangan Keabadian. Terakhir, mencari tahu mengapa pengabaian terhadap peraturan ini membuat tangan Hulk terluka dan Tony Stark mati.

1. Bagaimana perjalanan waktu bekerja di Marvel Comics?
Para pahlawan di Marvel Comics sudah beberapa kali melakukan perjalanan menembus waktu sejak awal. Sayang, penulis dan artinya memainkannya dengan cepat dan terlalu longgar dengan perjalanan waktu sehingga kesalahan yang berlanjut terus muncul. Sebagai respons, Kepala Redaksi Marvel Mark Gruenwald membuat peraturan perjalanan waktu resmi untuk cerita komik Marvel. Menurut Mark, ketika seorang tokoh Marvel melakukan perjalanan waktu, dia tidak akan bergerak maju atau mundur dalam waktu tertentu, tapi dia melangsir ke samping ke salah satu realitas alternatif di multiverse Marvel. Realitas alternatif ini sama dengan waktu yang ingin disinggahi tokoh ini, yang membuat tokoh ini yakin dia berada di masa depan atau masa lalu yang sebenarnya. Namun, perubahan apa pun yang dibuat tokoh ini hanya mempengaruhi realitas alternatif dan bukan lini masa aslinya.

Peraturan ini membuat penulis dan artis tetap menceritakan kisah kreatif tentang masa depan atau masa lalu Marvel tanpa menyebabkan paradoks sementara. Hulk bisa pergi ke masa depan alternatif dan bertarung mlawan para penjahat versi dirinya seperti Maestro sementara masa depan ‘nyata’ dia tetap misterius. Sebagaimana juga, Spider-Man bisa kembali ke masa lalu dan terlibat dalam aksi heroik super tanpa khawatir mengubah ceria aslinya. Pada akhirnya, superhero mulai mereferensi peraturan perjalanan waktu Mark itu sebagai Doktrin Richards. Ini mengindikasikan bahwa di Marvel Universe, Reed Richards dari Fantastic Four membuat peraturan perjalanan waktu ini sebagai fakta ilmiah.

Sayang, itu berarti para karakter ini tidak bisa mengubah masa lalu mereka dengan melakukan perjalanan waktu. Thing dari Fantastic Four belajar dengan cara yang keras di Marvel Two-In-One #50 (1979) ketika dia pergi ke masa lalunya dan memberikan serum kepada dirinya yang lebih muda. Ini membuat dia kembali ke bentuk manusia secara permanen. Ben menyembuhkan dirinya di masa lalu, tapi dia tetap menajdi Thing, karena dia hanya menyembuhkan versi alternatif dirinya. Perjalanan Ben ke masa lalu pada realtias ini di Marvel Two-In-One #100 dan menemukan kalau selalu ada semesta terpisah di mana New York dinamakan New Amsterdam. Dia juga tahu Galactus nyaris menghancurkan Bumi setelah dia menyembuhkan dirinya dan Red Skull berusaha menakhlukkan apa yang tersisa.

Serial komik Marvel What If—? yang akan menjadi serial Disney+ memainkan konsep ini dengan memperlihatkan kejadian masa lalu di Marvel Comics yang terjadi di lini masa alternatif—mengungkap sejarah di mana Spider-Man menghentikan perampok sebelum dia membunuh Paman Ben atau Iron Man menjadi Sorcerer Supreme. Komik lain Marvel, Exiles, memperlihatkan versi lain X-Men yang pergi ke momen kunci dalam sejarah—seperti Pengadilan Phoenix—dan turun tangan dalam peristiwa itu, sering kali dengan kekerasan dan berdarah-darah. Namun, karena penulis dan artisnya sering kali melanggar peraturan, maka ada contoh di mana perjalanan waktu Marvel tidak mengikuti peraturan Mark/Doktrin Richards. Namun, secara umum, dalam level semesta, peraturan ini berlaku di komik.

2. Bagaimana Batu Keabadian bekerja di Marvel Comics?

Sejauh ini, sepertinya peraturan perjalanan waktu di Marvel Comics dan MCU sama-sama cocok. Jadi mengapa pencurian waktu Avengers di Avengers: Endgame tidak berhasil di komik? Jawabannya ada di Fantastic Four #571 (2009). Di cerita ini, Reed Richards bertemu Dewan Antardimensional Reeds, sebuah lembaga think-tank multiverse yang terdiri atas versi alternatif dirinya. Tiga Reeds yang membentuk grup ini masing-masing memiliki Sarung Tangan Keabadian dari realitas masing-masing, yang membuat mereka mampu memiliki kekuatan dewa. Namun, ketika Reed dari lini masa utama bertanya kepada para Reeds ini mengapa mereka tidak menggunakan Sarung Tangan Keabadian itu untuk menyelesaikan semua persoalan mereka. Jawabannya cukup mengejutkan. Menurut para Reeds itu, Batu Keabadian hanya bekerja di realitas asli mereka.

Dengan kata lain, begitu sebuah Sarung Tangan yang meninggalkan semesta asal Batu Keabadiannya, tidak bisa bekerja sampai dia kembali ke realitas aslinya. Pada dasarnya, Dewan Reeds memutuskan, seluruh Sarung Tangan Keabadian tidak berguna jika dipindahkan dari semesta yang menciptakannya dan dari masa dia diciptakan.

Berdasarkan bukti ini, karena Batu Keabadian yang dikumpulkan di Avengers: Endgame datang dari 4 lini masa realitas alternatif terpisah, maka batu-batu itu seharusnya tidak cocok satu sama lain—apalagi di realitas asing MCU—kalau mereka mengikuti peraturan di komik. Karena Marvel menyebut MCU sebagai Semesta 199999, yang keberadaannya paralel dengan semesta komik, Batu Keabadian mereka seharusnya mengikuti peraturan di komik. Namun, Avengers MCU berhasil membuat Sarung Tangan Infinity buatan mereka bekerja.

3. Mengapa tangan Hulk dan tubuh Tony hancur?

Ketidakkonsistensian ini menawarkan penjelasan mengapa Sarung Tangan Keabadia di Avengers: Endgame tampil dengan cara yang brutal dan maut ketika dipakai Hulk dan Iron Man. Baik Infinity War dan Endgame mengindikasikan jika Batu Keabadian mengandung kekuatan yang sangat besar dan hanya makhluk seperti Thanos atau Hulk yang bisa menahannya tanpa harus sekarat. Itu perbedaan besar dengan komik, di mana para pahlawan dan penjahat menggunakan Sarung Tangan Keabadian tanpa efek menyakitkan. Dan, kalau Sarung Tangan Keabadian menyalurkan batu dari realitas berbeda dengan volatiles yang seharusnya, ini mengindikasikan kalau Sarung Tangan Keabadian yang dikalibrasikan dengan tepat (dengan batu dari realitas tunggal) seharusnya aman bagi sebagian orang yang mengenakannya.

Karena Sarung Tangan Keabadian dari Endgame adalah kreasi yang memaksa menyandingkan Batu Keabadian agar mau bekerja sama di lingkungan yang asing, tidak heran jika batu-batu itu bereaksi dengan keras ketika Bruce atau Tony menggunakannya. Sarung Tangan Keabadian yang dibuat pada dasarnya adalah lapisan kekuatan dengan terlalu banyak peralatan berkekuatan tinggi yang masuk di dalamnya. Dengan begitu, bisa dipahami mengapa tangan Hulk terbatas ketika mengaktifkannya dan Tony mati setelah menggunakan sarung tangan itu. Mereka pada dasarnya memasukkan tangan basah ke stopkontak.

Memang, para pahlawan ini mungkin berusaha menyelamatkan semesta mereka—tapi mereka menggunakan ilmu yang sangat tidak bertanggung jawab. Namun, mereka beruntung hanya membunuh diri mereka sendiri tanpa meledakkan seluruh MCU.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6016 seconds (0.1#10.140)