Angkat Budaya Papua, Film Tonotwiyat Masuk Nominasi Piala Citra 2019

Kamis, 14 November 2019 - 20:30 WIB
Angkat Budaya Papua, Film Tonotwiyat Masuk Nominasi Piala Citra 2019
Angkat Budaya Papua, Film Tonotwiyat Masuk Nominasi Piala Citra 2019
A A A
JAYAPURA - Film Tonotwiyat atau Hutan Perempuan karya sineas muda Yulika Anastasya berhasil masuk nominasi Piala Citra Festival Film 2019 untuk kategori film dokumenter terpanjang terbaik.

Film yang mengangkat budaya warga Kampung Engros Kota Jayapura ini adalah satu- satunya film dokumenter asal Papua yang masuk nominasi.

“Rekan-rekan terkasih, saya sungguh tidak menyangka dan sama sekali di luar ekspektasi bahwa film ini berhasil masuk dalam ajang tertinggi bagi sineas Indonesia, yakni Festival Film Indonesia 2019. Saya sangat bersyukur karenanya,” kata Yulika di Kota Jayapura, Kamis (14/11/2019).

Film garapannya itu diproduksi secara independen oleh Imaji Papua, yakni komunitas yang mengembangkan konten-konten kreatif di Jayapura dan salah satunya adalah memproduksi film independen yang digarap sejak Februari-Maret 2019.

“Kami memproduksi film ini sebagai sebuah kepedulian terhadap lingkungan dan kearifan lokal yang ada di Kota Jayapura. Sekaligus mengaktualisasikan jiwa seni dalam hal ini seni film,” jelas Yulika.

Keberhasilannya masuk nominasi FFI 2019 ini tentu sangat membanggakan. Apalagi jika melihat proses pengerjaannya yang membutuhkan perjuangan. Pada masa pra-produksi hingga produksi ada banyak kendala yang dihadapi, seperti minimnya budget dan peralatan yang minimal. Kendati demikian Yulika dan tim tetap bertekat untuk bisa menghasilkan sebuah karya yang mengangkat nilai-nilai luhur budaya Papua.

“Saya pribadi berterima kasih kepada Kepala Kampung Enggros Bapak Orgenes Meraudje, Mama Lian Youwe, Mama Ani Meraudje dan warga Kampung Enggros karena dengan keterbatasan yang bersedia menjadi subyek dalam film ini dan banyak membantu kami di lapangan,” tutur dia.

Film documenter ini pun sudah diputar perdana di di Abepura, Kota Jayapura pada 24 Juni lalu. Setelah itu, dia mengirimkan film tersebut untuk mengikuti kompetisi Festival Film Dokumenter (FFD) Jogja yang diselenggarakan pada 1-7 Desember mendatang dan menjadi world premiere atas film ini.

Pada waktu yang sama, lanjut Yulika, penyelenggara festival yakni Forum Film Dokumenter sedang menjaring film-film dokumenter karya sineas Indonesia untuk mengikuti FFI. (Baca juga: Menuju Miss World 2019, Princess Megonondo Siap Harumkan Indonesia ).

Sebagai catatan, Forum Film Dokumenter adalah lembaga yang resmi ditunjuk oleh komite FFI untuk menjaring film-film dokumenter karya anak bangsa. “Penyelenggara FFD menelpon saya langsung dan mengirimkan email untuk meminta kesediaan saya untuk menyertakan film ini mengikuti FFI 2019. Secara resmi FFD telah memberikan rekomendasi agar film berdurasi 92 menit ini dikirimkan kepada Festival Film Indonesia,” bebernya.

Atas rekomendasi itu film arahannya dikirimkan untuk dikurasi oleh tim juri dan di Desember mendatang akan dilakukan pemutaran di Jakarta atas inisiatif East Cinema. Untuk tempat pemutaran masih dikoordinasikan.

“Saya mohon dukungan doa dan support dari warga Kota Jayapura dan Papua. Saya bersyukur film produksi Imaji Papua lolos kurasi dan masuk nominasi. Saya juga berharap, kaum muda Papua juga bisa terjun ke dunia film, karena kearifan lokal Papua bisa dikampanyekan melalui bidang ini,” harap Yulika.
(sms)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5526 seconds (0.1#10.140)