Terungkap Penyataan Mendiang Tupac Shakur soal Kejahatan P. Diddy, Disampaikan Setahun sebelum Kematiannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Tupac Shakur mencuat seiring skandal yang melibatkan P. Diddy. Hal itu lantaran klaim mengejutkan musisi bernama lengkap Tupac Amaru Shakur tersebut kembali muncul, meski ia sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu.
Klaim Tupac ini disampaikan saat sang musisi di-interview oleh sebuah media satu tahun sebelum kejadian penembakan pada 7 September 1996 di Las Vegas, Amerika Serikat, yang membuatnya tewas. Isi interview itu memberikan bukti tambahan terhadap kejahatan Sean Combs alias P. Diddy.
P. Diddy sendiri telah ditangkap oleh polisi pada 16 September 2024 atas tuduhan perdagangan seks dan pemerasan.
Tupac lahir pada 16 Juni 1971 di Manhattan, New York, Amerika Serikat. Tupac menempuh pendidikan di Dunbar High School, Baltimore School for the Arts, dan Tamalpais High School.
Tupac memulai karier musiknya dengan merekam lagu di bawah nama MC New York. Selama bernaung di bawah MC New York, Tupac mulai menghadiri kelas puisi Leila Steinberg, di mana Leila akhirnya menjadi manajer mendiang rapper tersebut.
Tupac memulai debut musik dengan nama 2Pac di bawah label Interscope Records pada November 1991 dengan merilis album 2Pacalypse Now. Selama kariernya, Tupac telah mendapatkan 2 Diamond Album, 6 Multi-Platinum Album, 7 Platinum Album, dan 4 Gold Album.
“Apakah Puffy (P. Diddy) berhubungan terhadap penembakan yang terjadi?" tanya wartawan dari VIBE.
“Hanya mereka yang bisa menjawab karena saya tidak ingin merusak nama baik mereka, seperti apa yang mereka lakukan kepada saya,” jawab Tupac.
Penembakan itu terjadi di Quad Studios, Times Square, New York, pada 30 November 1994, atau 2 tahun sebelum penembakan terhadap Tupac yang mengakibatkan kematiannya. Tupac juga memiliki bukti untuk mendukung klaimnya, yang mana dia percaya bahwa P. Diddy memiliki hubungan dengan penembakan di Quad Studios. Namun, Tupac tak ingin merilisnya ke publik demi menjaga nama baik para pihak yang terlibat.
Tupac juga mengekspresikan kekhawatirannya pada saat penembakan studio tersebut, di mana P. Diddy dan Notorious BIG terlibat dalam peristiwa itu.
“Saya menekan tombol lift, berbalik, dan saat itulah orang-orang keluar dengan senjata mereka, dua senjata 9 mm yang identik,” ungkap Tupac.
Tupac pada saat itu merasakan bahwa orang tersebut “mengenal” dia.
“Mereka merampas barang-barangku saat aku sedang berbaring di lantai. Mataku terpejam, tetapi aku gemetar, karena situasi itu membuatku gemetar. Aku merasakan mereka menendang dan menginjak-injakku, mereka tidak memukul orang lain,” kisah Tupac.
“Kami melompat ke dalam lift dan naik ke atas. Saya pincang dan sebagainya, tetapi saya tidak merasakan apa-apa. Mati rasa. Ketika kami sampai di atas, saya melihat sekeliling, dan itu membuat saya sangat takut,” kata Tupac lagi.
Bukti tambahan lain adalah, Duane “Keffe D” Davis, tersangka pembunuhan Tupac pada 13 September 1996, pernah menyebut Diddy akan memberinya uang USD1 juta jika berhasil membunuh Tupac dan produser musik dari Death Row Records, Suge Knight. Duane sendiri bukan yang membunuh Tupac secara langsung, melainkan salah satu pemimpin komplotan dari pelaku pembunuhan Tupac.
Terdapat dalam tulisan dokumen pengadilan Clark County bahwa Duane pernah menyarankan P. Diddy agar membayar Erich Von Marthin USD1 juta dolar untuk pembunuhan tersebut dan juga menawarkan untuk mengatur panggilan telepon diam-diam dengan Terrence Brown, pengemudi yang membawa Tupac pada saat itu.
Duane Davis juga melaporkan ke pihak penyidik bahwa Diddy akan memberikan apa pun untuk "kepala orang itu", yang merujuk pada sosok Suge Knight yang sedang bersama Tupac di malam penembakan di Las Vegas tersebut. MG/Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Klaim Tupac ini disampaikan saat sang musisi di-interview oleh sebuah media satu tahun sebelum kejadian penembakan pada 7 September 1996 di Las Vegas, Amerika Serikat, yang membuatnya tewas. Isi interview itu memberikan bukti tambahan terhadap kejahatan Sean Combs alias P. Diddy.
P. Diddy sendiri telah ditangkap oleh polisi pada 16 September 2024 atas tuduhan perdagangan seks dan pemerasan.
Baca Juga
Profil Tupac Shakur (2Pac)
Tupac Amaru Shakur yang memiliki nama panggung 2Pac adalah rapper yang memberikan pengaruh signifikan dalam dunia musik rap dan hip hop. Para akademisi bahkan mengakui bahwa kontribusi Tupac dalam dunia musik rap menjadikan dia salah satu penyanyi berpengaruh tinggi pada abad ke-20, serta aktivis politik terkemuka untuk kampanye Black America (orang hitam Amerika).Tupac lahir pada 16 Juni 1971 di Manhattan, New York, Amerika Serikat. Tupac menempuh pendidikan di Dunbar High School, Baltimore School for the Arts, dan Tamalpais High School.
Tupac memulai karier musiknya dengan merekam lagu di bawah nama MC New York. Selama bernaung di bawah MC New York, Tupac mulai menghadiri kelas puisi Leila Steinberg, di mana Leila akhirnya menjadi manajer mendiang rapper tersebut.
Tupac memulai debut musik dengan nama 2Pac di bawah label Interscope Records pada November 1991 dengan merilis album 2Pacalypse Now. Selama kariernya, Tupac telah mendapatkan 2 Diamond Album, 6 Multi-Platinum Album, 7 Platinum Album, dan 4 Gold Album.
Isi Interview Tupac Shakur
Hasil interview dengan Tupac yang sempat hilang itu telah ditemukan dan tersebar di beberapa platform media sosial seperti X dan YouTube. Dalam interview dengan VIBE di tahun 1996 tersebut, Tupac menjelaskan tentang bagaimana P. Diddy memiliki kaitan dengan peristiwa penembakan di sebuah studio musik pada 1994, di mana saat itu sang rapper juga ada di sana.“Apakah Puffy (P. Diddy) berhubungan terhadap penembakan yang terjadi?" tanya wartawan dari VIBE.
“Hanya mereka yang bisa menjawab karena saya tidak ingin merusak nama baik mereka, seperti apa yang mereka lakukan kepada saya,” jawab Tupac.
Penembakan itu terjadi di Quad Studios, Times Square, New York, pada 30 November 1994, atau 2 tahun sebelum penembakan terhadap Tupac yang mengakibatkan kematiannya. Tupac juga memiliki bukti untuk mendukung klaimnya, yang mana dia percaya bahwa P. Diddy memiliki hubungan dengan penembakan di Quad Studios. Namun, Tupac tak ingin merilisnya ke publik demi menjaga nama baik para pihak yang terlibat.
Tupac juga mengekspresikan kekhawatirannya pada saat penembakan studio tersebut, di mana P. Diddy dan Notorious BIG terlibat dalam peristiwa itu.
“Saya menekan tombol lift, berbalik, dan saat itulah orang-orang keluar dengan senjata mereka, dua senjata 9 mm yang identik,” ungkap Tupac.
Tupac pada saat itu merasakan bahwa orang tersebut “mengenal” dia.
“Mereka merampas barang-barangku saat aku sedang berbaring di lantai. Mataku terpejam, tetapi aku gemetar, karena situasi itu membuatku gemetar. Aku merasakan mereka menendang dan menginjak-injakku, mereka tidak memukul orang lain,” kisah Tupac.
“Kami melompat ke dalam lift dan naik ke atas. Saya pincang dan sebagainya, tetapi saya tidak merasakan apa-apa. Mati rasa. Ketika kami sampai di atas, saya melihat sekeliling, dan itu membuat saya sangat takut,” kata Tupac lagi.
Bukti tambahan lain adalah, Duane “Keffe D” Davis, tersangka pembunuhan Tupac pada 13 September 1996, pernah menyebut Diddy akan memberinya uang USD1 juta jika berhasil membunuh Tupac dan produser musik dari Death Row Records, Suge Knight. Duane sendiri bukan yang membunuh Tupac secara langsung, melainkan salah satu pemimpin komplotan dari pelaku pembunuhan Tupac.
Terdapat dalam tulisan dokumen pengadilan Clark County bahwa Duane pernah menyarankan P. Diddy agar membayar Erich Von Marthin USD1 juta dolar untuk pembunuhan tersebut dan juga menawarkan untuk mengatur panggilan telepon diam-diam dengan Terrence Brown, pengemudi yang membawa Tupac pada saat itu.
Duane Davis juga melaporkan ke pihak penyidik bahwa Diddy akan memberikan apa pun untuk "kepala orang itu", yang merujuk pada sosok Suge Knight yang sedang bersama Tupac di malam penembakan di Las Vegas tersebut. MG/Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
(tsa)