Yuk, Bergerak Sambil Berdonasi!

Kamis, 05 Desember 2019 - 10:57 WIB
Yuk, Bergerak Sambil Berdonasi!
Yuk, Bergerak Sambil Berdonasi!
A A A
Terlepas dari semua manfaat yang bisa dipetik dari perkembangan zaman dewasa ini, kemajuan di segala bidang rupanya juga membawa dampak tidak baik bagi kesehatan. Sebab, dari tahun ke tahun grafik aktivitas gerak masyarakat Indonesia semakin menunjukkan penurunan yang signifikan.

Menurut Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI Kartini Rustandi, faktanya semakin ke sini masyarakat Indonesia memang kurang gerak. Kartini mengungkapkan hal tersebut berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Kesehatan, di mana pada periode lima tahun antara 2013 hingga 2018, aktivitas gerak masyarakat menurun sekitar 7,4%.

"Tahun 2013 ada sebanyak 26,1% masyarakat Indonesia yang kurang gerak. Lalu pada 2018, angkanya bertambah menjadi 33,5%. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh kemajuan zaman. Atau bisa juga karena situasi yang membuat kita jadi tidak banyak bergerak. Misalnya, harus kerja sambil duduk," kata Kartini dalam peluncuran kampanye Gerak Tak Terbatas yang digagas brand deodoran Rexona di Jakarta, Rabu (4/12).

Kartini menambahkan, tak ada perbedaan antara masyarakat desa maupun kota dalam hal aktivitas gerak atau olahraga ini. Semua sama, kurang bergerak. Padahal, bergerak itu sangat baik untuk kesehatan, terlebih anak-anak di mana perkembangan tulangnya masih berproses. Lagi-lagi gadget disinyalir menjadi penyebab anak jadi malas bergerak karena permainan kini sudah ada aplikasinya pada gawai. Berbeda dengan zaman dulu saat anak-anak masih senang memainkan permainan tradisional.

"Padahal aktivitas fisik itu sangat baik. Jasmani menjadi bugar, bisa mengontrol berat badan, mengurangi risiko terkena penyakit tidak menular, mengurangi stres, dan meningkatkan rasa percaya diri. Terutama pada anak-anak. Itu 4 L (lari, lompat, loncat, lempar) harus dilakukan oleh mereka karena bisa membantu kepadatan tulang," terang Kartini.

Untuk anak-anak, Kartini menyarankan, aktivitas fisik dapat dilakukan minimal 60 menit. Lebih kecil usia anak, geraknya harus lebih banyak lagi. Dan itu sebenarnya sudah dilakukan oleh anak, khususnya balita, yang memang sangat suka melakukan aktivitas lari, lompat, loncat, dan lempar.

"Kalau untuk yang sudah dewasa, tidak usah sampai segitu lama. 30 menit setiap hari cukup. Tapi, geraknya tidak asal saja. Ini gerak yang memang dipersiapkan. Bukan jalan pelan-pelan, tapi lebih seperti brisk walking. Kegiatan ini baik untuk latihan jantung dan paru-paru. Sementara untuk lansia, tidak perlu terlalu mengejar target karena kan gerak mereka memang sudah terbatas," terang Kartini.

Concern atas permasalahan inilah yang kemudian mendorong PT Unilever Indonesia melalui brand Rexona meluncurkan kampanye Gerak Tak Terbatas, yang masih sejalan dengan momen Hari Disabilitas Internasional. Kampanye yang didukung oleh Kementerian Kesehatan dan PT MRT Jakarta ini mengajak serta memfasilitasi seluruh masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, untuk bisa lebih aktif bergerak.

"Sebagai brand yang telah menemani aktivitas masyarakat Indonesia selama puluhan tahun, Rexona memiliki tujuan untuk mengajak masyarakat lebih aktif bergerak tanpa takut berkeringat. Maka itu, Rexona menghadirkan kampanye Gerak Tak Terbatas, yang mengajak masyarakat tanpa terkecuali untuk sama-sama bergerak, karena kami percaya akan pentingnya Move More to Live More. Semakin banyak kita bergerak, maka hari-hari pun akan terasa lebih hidup," kata Personal Care Director PT Unilever Indonesia Ira Noviarti.

Di Indonesia, pada 2018 tercatat ada sekitar 30 juta penyandang disabilitas. Tak bisa dipungkiri bahwa akses dan fasilitas penunjang mobilitas yang dapat membantu mereka bergerak dengan leluasa masih sangat terbatas. Padahal, penyandang disabilitas memiliki semangat yang sama dengan non-disabilitas untuk menunjukkan potensi dan berkontribusi kepada masyarakat luas.

Berbarengan dengan kampanye tersebut, juga diluncurkan aplikasi Gerak by Rexona untuk memfasilitasi seluruh masyarakat agar bebas bergerak tanpa batasan. Dalam aplikasi ini terdapat beberapa menu yang bisa digunakan demi menunjang mobilitas penyandang disabilitas yang dilengkapi fitur voice activated.Rexona memiliki target mengumpulkan 2 miliar langkah yang kelak bakal dikonversikan menjadi donasi berupa kursi roda untuk membantu mobilitas para penyandang disabilitas yang kurang mampu. Artinya, sembari aktif bergerak, masyarakat juga bisa berdonasi. Dalam kampanye ini, Rexona berkolaborasi dengan The Special ID-ATC Widyatama, social enterprise yang mewadahi sejumlah kreator penyandang disabilitas fisik maupun mental, untuk membuktikan kemampuan mereka dalam menciptakan berbagai karya seni.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5938 seconds (0.1#10.140)