Jelang Musim Libur, Cegah Kegemukan Anak dengan 12 Cara Ini

Minggu, 15 Desember 2019 - 14:10 WIB
Jelang Musim Libur, Cegah Kegemukan Anak dengan 12 Cara Ini
Jelang Musim Libur, Cegah Kegemukan Anak dengan 12 Cara Ini
A A A
JAKARTA - Masa libur sekolah bisa menjadi periode yang harus diwaspadai oleh orangtua terhadap anak. Pasalnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pernah merilis data registri yang menyebut bahwa kejadian diabetes pada anak cenderung naik pada periode Juni-Juli dan Desember–Januari, di mana itu merupakan masa liburan panjang sekolah. Diabetes, kita tahu, salah satunya disebabkan oleh obesitas.

Obesitas menjadi masalah yang harus diwaspadai. Apalagi ada kecenderungan di tengah masyarakat kita bahwa pada masa liburan, umumnya anak-anak dibebaskan melakukan kegiatan apapun. Sehingga jadwal tidur anak jadi tidak karuan, aktivitas dan pola makannya pun berantakan. Maka, untuk mencegah hal itu terjadi, orangtua sebaiknya sejak awal sudah merancang agenda kegiatan anak-anak kala ingin mengisi liburan.

Dua belas cara berikut ini bisa diterapkan untuk mencegah kegemukan pada anak:

1. Batasi jumlah makanan dan minuman tinggi kalori serta gula seperti cokelat, minuman bersoda, biskuit, kue, dan es krim. Anda dapat menggantinya dengan yang lebih sehat seperti seperti buah-buahan, jus buah, agar-agar, keripik sayuran, dan susu rendah lemak.
2. Pastikan anak sarapan pagi sehingga dia mendapatkan energi yang cukup untuk beraktivitas. Ini diperlukan agar anak kuat saat beraktivitas dan mencegah makan berlebihan setelahnya.
3. Kurangi makanan ringan yang dimakan sambil beraktivitas. Jangan biarkan anak Anda makan sambil menonton televisi atau melakukan pekerjaan rumah.
4. Tetapkan aturan makan. Biasakan agar anak Anda makan di meja makan, bukan di depan televisi atau komputer. Banyak orang akan tidak menyadari berapa banyak makanan yang sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di depan komputer.
5. Lakukan kegiatan makan bersama dalam satu keluarga sesering mungkin. Dengan begitu anak tidak akan memiliki kesempatan untuk jajan di luar rumah atau membeli makanan yang tidak sehat.
6. Jangan jadikan makanan cepat saji sebagai acara rutin mingguan. Fast food memiliki kandungan gizi tidak seimbang, kebanyakan mengandung lemak dan kalori yang tinggi tetapi sangat rendah serat yang dapat memicu obesitas.
7. Ajari anak untuk memesan makanan sehat ketika makan di luar. Dan, tawarkan jenis makanan yang bervariasi, misalnya biji-bijian dan sayuran, buah, susu rendah lemak, daging tanpa lemak, dan kacang-kacangan.
8. Batasi asupan gula. Banyak minum air atau susu rendah lemak. Hindari konsumsi minuman ringan (soft drink), atau jus buah (mengandung fruktosa atau gula buah tinggi).
9. Tetapkan batas waktu menonton televisi dan bermain komputer. Dorong anak untuk melakukan kegiatan aktif sebagai gantinya. Anak-anak harus melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari.
10. Ajak anak ke luar dan beraktivitas. Libatkan seluruh anggota keluarga dalam kegiatan seperti jalan sehat, bersepeda, berenang bersama, bermain basket, kegiatan outdoor, seperti mendaki gunung, dan outbond.
11. Anda adalah panutan utama anak-anak. Berilah contoh dengan menciptakan lingkungan makan yang sehat dan lingkungan yang aktif bergerak. Orangtua jangan pilih-pilih makanan juga. Anak bisa meniru orangtua yang gemar makan enak, tapi kalorinya tinggi.
12. Diet pada anak berbeda dengan pada orang dewasa. Diet yang direkomendasikan untuk anak dengan obesitas ialah diet normal yang seimbang. Diet sangat ketat kalori hanya akan meningkatkan jumlah drop out diet atau berbuntut depresi berat pada si kecil.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8405 seconds (0.1#10.140)