Lirik Lagu Hymne Guru, Punya Makna Mendalam bagi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lirik lagu Hymne Guru memiliki makna yang mendalam. Lagu ini selalu disenandungkan ketika Hari Guru Nasional yang jatuh setiap 25 November.
Pencipta lagu "Hymne Guru" adalah Sartono, mantan guru seni musik di sekolah yayasan swasta di Madiun.
Lagu tersebut diciptakan pada 1980-an sebagai upaya untuk menghargai para guru karena dinilai sangat berjasa untuk pendidikan di Indonesia.
Namun versi original dari Sartono ini sempat mengalami perubahan pada tahun 2007. Perubahan teks "Hymne Guru" tersebut terdapat pada penggalan terakhir yang berbunyi "Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa" menjadi "Pembangun insan cendekia".
Pertimbangan perubahan tersebut berkaitan dengan makna lagu hymne guru. Frasa tanpa tanda jasa dianggap membawa kesan kurang baik, bahwa guru tidak perlu mendapat imbalan atas jasanya.
Terpujilah
Wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir
Didalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Terpujilah wahai ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia
Lirik "Terpujilah wahai engkau, ibu bapak guru" menunjukkan rasa terimakasih yang amat besar untuk setiap guru atau pengajar yang telah memberikan ilmu berharganya.
Sementara lirik "Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku" menafsirkan jika jasa seorang guru akan selalu dikenang karena ilmu berharga yang telah diberikan.
Sedangkan untuk lirik "Engkau bagai pelita dalam kegelapan" dan selanjutnya dapat ditafsirkan sebagai kehadiran guru yang mampu membawa perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, atau dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Itulah lirik lagu Hymne Guru lengkap dengan makna yang terdapat di setiap liriknya. Mengingatkan seberapa besar jasa guru di masa lalu sehingga kita dapat sukses dan meraih cita-cita yang diimpikan.
Pencipta lagu "Hymne Guru" adalah Sartono, mantan guru seni musik di sekolah yayasan swasta di Madiun.
Lagu tersebut diciptakan pada 1980-an sebagai upaya untuk menghargai para guru karena dinilai sangat berjasa untuk pendidikan di Indonesia.
Namun versi original dari Sartono ini sempat mengalami perubahan pada tahun 2007. Perubahan teks "Hymne Guru" tersebut terdapat pada penggalan terakhir yang berbunyi "Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa" menjadi "Pembangun insan cendekia".
Pertimbangan perubahan tersebut berkaitan dengan makna lagu hymne guru. Frasa tanpa tanda jasa dianggap membawa kesan kurang baik, bahwa guru tidak perlu mendapat imbalan atas jasanya.
Lirik Lagu Hymne Guru
Terpujilah
Wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir
Didalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Terpujilah wahai ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia
Makna Lagu Hymne Guru
Lagu Hymne Guru memiliki makna mendalam, yang merepresentasikan ucapan terimakasih dan pujian terhadap besarnya jasa seorang guru.Lirik "Terpujilah wahai engkau, ibu bapak guru" menunjukkan rasa terimakasih yang amat besar untuk setiap guru atau pengajar yang telah memberikan ilmu berharganya.
Sementara lirik "Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku" menafsirkan jika jasa seorang guru akan selalu dikenang karena ilmu berharga yang telah diberikan.
Sedangkan untuk lirik "Engkau bagai pelita dalam kegelapan" dan selanjutnya dapat ditafsirkan sebagai kehadiran guru yang mampu membawa perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, atau dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Itulah lirik lagu Hymne Guru lengkap dengan makna yang terdapat di setiap liriknya. Mengingatkan seberapa besar jasa guru di masa lalu sehingga kita dapat sukses dan meraih cita-cita yang diimpikan.
(tdy)