Raja Charles III Harus Minta Izin Pangeran William untuk Damai dengan Harry
loading...
A
A
A
INGGRIS - Raja Charles III dilaporkan harus meminta izin Pangeran William untuk berdamai dengan Pangeran Harry. Hal ini diungkap oleh sejarawan dan penulis biografi Robert Hardman dalam wawancaranya dengan Daily Beast.
Hardman menyebut bahwa rekonsiliasi dengan Pangeran Harry harus melibatkan semua pihak, bukan keputusan sepihak dari Raja Charles III. Pangeran William , sebagai pewaris takhta, juga harus menyetujui langkah tersebut.
Dilansir dari Daily Beast, Rabu (27/11/2024), rekonsiliasi Charles dan Harry bisa berdampak terhadap masa depan Keluarga Kerajaan.
“Apa pun yang dilakukan raja harus dilakukan bersama-sama dengan kedua anaknya, bukan hanya satu orang. Ia tidak dapat melakukan diskusi sepihak jika William tidak setuju," kata Hardman.
Foto/Getty Images
“Tepat sekali. Apa pun rekonsiliasi atau yang terjadi, itu harus menjadi proses tiga arah. Orang-orang terus bertanya tentang perasaan raja, tetapi William juga harus ikut serta, yang menambah kerumitan,” sambungnya.
Selain itu, ketegangan hubungan keluarga ini semakin rumit dengan gugatan hukum suami Meghan Markle itu terhadap pemerintah terkait status keamanannya.
“Ini rumit, dan situasi yang tidak diinginkan siapa pun. Namun, apa pun jalan ke depannya, semua orang harus bisa mengatasinya,” jelasnya.
Di sisi lain, Charles khawatir interaksi dengan pangeran 40 tahun itu dapat disalahartikan sebagai dukungan terhadap kasus tersebut. Akibatnya dapat merusak netralitasnya sebagai raja.
Hardman juga mengungkap bahwa diagnosis kanker Charles menjadi pengingat tentang kerapuhan hidupnya. Meski demikian, ia tetap tenang dan didukung oleh spiritualitasnya yang kuat.
Berbeda dengan Charles, diagnosis kanker menantunya, sekaligus istri William, Kate Middleton dirahasiakan karena perannya yang tidak bersifat konstitusional.
William, yang kini berusia 42 tahun, disebut telah matang secara publik dan siap mengambil peran sebagai raja di masa depan. Meski hubungan dengan Harry sedang tegang, ada harapan bahwa rekonsiliasi masih mungkin terjadi di masa mendatang.
“Ikatan antara kedua saudara itu secara historis sangat dalam. Meskipun kita tidak melihat gambaran lengkapnya, kita tahu bahwa mereka berdua sangat tertutup," tandasnya.
Hardman menyebut bahwa rekonsiliasi dengan Pangeran Harry harus melibatkan semua pihak, bukan keputusan sepihak dari Raja Charles III. Pangeran William , sebagai pewaris takhta, juga harus menyetujui langkah tersebut.
Dilansir dari Daily Beast, Rabu (27/11/2024), rekonsiliasi Charles dan Harry bisa berdampak terhadap masa depan Keluarga Kerajaan.
“Apa pun yang dilakukan raja harus dilakukan bersama-sama dengan kedua anaknya, bukan hanya satu orang. Ia tidak dapat melakukan diskusi sepihak jika William tidak setuju," kata Hardman.
Foto/Getty Images
“Tepat sekali. Apa pun rekonsiliasi atau yang terjadi, itu harus menjadi proses tiga arah. Orang-orang terus bertanya tentang perasaan raja, tetapi William juga harus ikut serta, yang menambah kerumitan,” sambungnya.
Selain itu, ketegangan hubungan keluarga ini semakin rumit dengan gugatan hukum suami Meghan Markle itu terhadap pemerintah terkait status keamanannya.
“Ini rumit, dan situasi yang tidak diinginkan siapa pun. Namun, apa pun jalan ke depannya, semua orang harus bisa mengatasinya,” jelasnya.
Di sisi lain, Charles khawatir interaksi dengan pangeran 40 tahun itu dapat disalahartikan sebagai dukungan terhadap kasus tersebut. Akibatnya dapat merusak netralitasnya sebagai raja.
Hardman juga mengungkap bahwa diagnosis kanker Charles menjadi pengingat tentang kerapuhan hidupnya. Meski demikian, ia tetap tenang dan didukung oleh spiritualitasnya yang kuat.
Berbeda dengan Charles, diagnosis kanker menantunya, sekaligus istri William, Kate Middleton dirahasiakan karena perannya yang tidak bersifat konstitusional.
William, yang kini berusia 42 tahun, disebut telah matang secara publik dan siap mengambil peran sebagai raja di masa depan. Meski hubungan dengan Harry sedang tegang, ada harapan bahwa rekonsiliasi masih mungkin terjadi di masa mendatang.
“Ikatan antara kedua saudara itu secara historis sangat dalam. Meskipun kita tidak melihat gambaran lengkapnya, kita tahu bahwa mereka berdua sangat tertutup," tandasnya.
(dra)