Gala Premiere Film Eva Bakal Hadirkan Pengalaman Horor, Mistis hingga Dialog Budaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gala premiere Film Eva: Pendakian terakhir akan digelar di Episentrum Kuningan, Rabu (8/1/2025). Gala premiere akan menghadirkan banyak tokoh dan menghadirkan pemahaman budaya dan kesadaran ekologis.
Produser Eksekutif Film Eva Pendakian terakhir, Anwar A Mattawape mengatakan sejumlah tokoh politik dan kepala daerah akan menyaksikan gala premiere Eva. Pihaknya juga menghadirkan semua artis pendukung.
“Kami berharap film ini tidak cuma kuat di sisi hiburan, tetapi juga menjadi pintu untuk membuka kesadaran tentang menjaga lingkungan, serta merawat budaya,” kata Anwar, pengusaha yang juga aktivis pencinta alam.
Film yang akan ditayangkan pada 16 Januari 2025 ini mengisahkan seorang perempuan bernama Eva yang diperankan Bulan Sutena, yang sedang berduka kehilangan ibunya. Sahabatnya Pasha (Keisha Alvaro) mengajaknya untuk mendaki satu gunung di Sulawesi Selatan.
Konon, gunung tersebut tidak hanya dikenal dengan kisah mistisnya saja, tetapi juga memiliki medan yang menantang. Di tengah pendakian, Pasha bermaksud melamar Eva. Namun, Eva mendadak menghilang dan terjebak di dimensi lain. Eva juga diteror oleh sosok yang mengerikan.
Anwar mengatakan, film ini merupakan kolaborasi dari Citra Visual Sinema dan Titah Citra Kreasi yang diangkat dari kisah nyata di Sulawesi Selatan, akan tetapi syutingnya dilakukan di Jawa. Pihaknya melihat ada kesamaan budaya, serta tradisi di dua wilayah itu, khususnya bagaimana melihat memperlakukan alam semesta dan lingkungan.
“Kami melihat sesuatu yang universal. Meskipun kisah ini pernah terjadi di Sulawesi, hal serupa juga bisa terjadi di tempat lain,” ujar Anwar.
“Kami ingin kedepankan etik kultural. Hal-hal yang dianggap tabu sejatinya penting untuk menjaga ekosistem. Tujuannya agar kita tidak bertindak seenaknya. Contohnya orang haid dilarang mendaki. Ini penting sebab bau darah bisa mengundang binatang buas. Demikian pula kita tidak boleh kencing sembarangan. Selalu ada pesan penting dibalik semua larangan itu,” kata Anwar yang juga founder Titah Synergi.
Di tempat terpisah, pemeran utama Bulan Sutena mengaku tertarik memerankan Eva karena cerita film yang unik dan relevan dengan pengalamannya.
"Film ini sangat menarik karena mengangkat tema pendakian dan alam, sesuatu yang sangat saya sukai. Saya juga merasa terhubung dengan karakter Eva," ujarnya.
Produser Eksekutif Film Eva Pendakian terakhir, Anwar A Mattawape mengatakan sejumlah tokoh politik dan kepala daerah akan menyaksikan gala premiere Eva. Pihaknya juga menghadirkan semua artis pendukung.
“Kami berharap film ini tidak cuma kuat di sisi hiburan, tetapi juga menjadi pintu untuk membuka kesadaran tentang menjaga lingkungan, serta merawat budaya,” kata Anwar, pengusaha yang juga aktivis pencinta alam.
Film yang akan ditayangkan pada 16 Januari 2025 ini mengisahkan seorang perempuan bernama Eva yang diperankan Bulan Sutena, yang sedang berduka kehilangan ibunya. Sahabatnya Pasha (Keisha Alvaro) mengajaknya untuk mendaki satu gunung di Sulawesi Selatan.
Konon, gunung tersebut tidak hanya dikenal dengan kisah mistisnya saja, tetapi juga memiliki medan yang menantang. Di tengah pendakian, Pasha bermaksud melamar Eva. Namun, Eva mendadak menghilang dan terjebak di dimensi lain. Eva juga diteror oleh sosok yang mengerikan.
Anwar mengatakan, film ini merupakan kolaborasi dari Citra Visual Sinema dan Titah Citra Kreasi yang diangkat dari kisah nyata di Sulawesi Selatan, akan tetapi syutingnya dilakukan di Jawa. Pihaknya melihat ada kesamaan budaya, serta tradisi di dua wilayah itu, khususnya bagaimana melihat memperlakukan alam semesta dan lingkungan.
“Kami melihat sesuatu yang universal. Meskipun kisah ini pernah terjadi di Sulawesi, hal serupa juga bisa terjadi di tempat lain,” ujar Anwar.
“Kami ingin kedepankan etik kultural. Hal-hal yang dianggap tabu sejatinya penting untuk menjaga ekosistem. Tujuannya agar kita tidak bertindak seenaknya. Contohnya orang haid dilarang mendaki. Ini penting sebab bau darah bisa mengundang binatang buas. Demikian pula kita tidak boleh kencing sembarangan. Selalu ada pesan penting dibalik semua larangan itu,” kata Anwar yang juga founder Titah Synergi.
Di tempat terpisah, pemeran utama Bulan Sutena mengaku tertarik memerankan Eva karena cerita film yang unik dan relevan dengan pengalamannya.
"Film ini sangat menarik karena mengangkat tema pendakian dan alam, sesuatu yang sangat saya sukai. Saya juga merasa terhubung dengan karakter Eva," ujarnya.