Angkat Karya-karya Ikonik Ismail Marzuki, Pergelaran Musikal 'Mar' Digelar Februari
loading...
A
A
A
Pergelaran musikal bertajuk “Mar” siap digelar pada 26-28 Februari 2025 di Ciputra Artpreneur, Ciputra World Jakarta. Sejumlah aktor musikal kenamaan akan tampil dalam pertunjukan ke-13 ArtSwara ini. Di antaranya Gabriel Harvianto yang berperan sebagai Mar dan Galabby Thahira sebagai Aryati, serta sejumlah aktor dan aktris pendukung lain seperti Taufan Purbo Kusumo, Ni Made Ayu Vania Aurellia, Bima Zeno Pooroe, dan Witrie.
"Mar" sendiri merupakan sebuah drama musikal yang penuh perasaan dan kuat, mengisahkan cinta, pengorbanan, dan ketahanan yang terjalin dalam salah satu momen sejarah paling menentukan di Indonesia. Melalui kenangan hidup Nin, penonton dibawa kembali ke masa mudanya, di mana sebuah romansa tak terlupakan berkembang antara Mar, seorang prajurit yang berani dan setia, dengan Aryati, seorang perawat yang penuh kasih dan tekad kuat. Dalam konteks perjuangan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan tragedi Bandung Lautan Api, cinta mereka diuji oleh realitas perang dan tugas yang tak tergoyahkan.
Kisah ini tidak hanya merayakan hubungan Mar dan Aryati, tapi juga menyoroti semangat abadi orang-orang yang mengorbankan segalanya demi kebebasan. Musikal ini adalah penghormatan terhadap karya-karya ikonik Ismail Marzuki, yang dihidupkan kembali dengan aransemen musik yang berani dan terinspirasi.
Di bawah arahan Dian HP sebagai direktur musik, komposer, pengatur vokal, dan penulis naskah, komposisi abadi Ismail Marzuki ini diinterpretasikan ulang dengan pengaruh jazz yang riang dinamis, mengingatkan pada era Glen Miller, sehingga menangkap semangat zaman Bandung Lautan Api dengan sempurna.
Pendekatan artistik dalam pertunjukan “Mar” dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan pengalaman yang surreal dan imersif, memungkinkan penonton untuk terlibat dengan musik Marzuki dalam bentuk teater yang terasa inovatif dan emosional. Cerita ini diperkaya oleh ide orisinal Maera Panigoro dan ditulis oleh Titien Watimena serta disutradarai oleh Wawan Sofwan.
Executive Producer ArtSwara Maera Panigoro menyampaikan, "Mar" tidak hanya sebagai penghormatan kepada sang jenius Ismail Marzuki, tetapi juga eksplorasi terobosan dalam dunia teater musikal.
"Dengan memperkenalkan kembali karya-karya Marzuki melalui narasi baru yang segar dan inovatif, produksi ini memastikan warisannya tetap relevan bagi audiens yang lebih luas. Lebih dari sekadar pertunjukan, "Mar" adalah undangan untuk menyaksikan keindahan cinta, kekuatan pengorbanan, dan dampak abadi musik yang menjembatani generasi,” tuturnya.
Sementara itu, Produser “Mar” Narindra Kukila menjelaskan, pertunjukan musikal adalah suatu bentuk seni yang menggabungkan elemen musik, akting, dan tari untuk menyampaikan cerita atau tema tertentu. Dalam konteks ini, pertunjukan musikal sering kali melibatkan penyanyi dan penari yang berkolaborasi untuk menciptakan pengalaman yang menghibur dan emosional bagi penonton.
Pertunjukan musikal disajikan dalam sejumlah format seperti drama musikal yang menggabungkan elemen teater dengan musik dan tari. Biasanya memiliki alur cerita yang kuat, seperti “Mar” yang akan dipertunjukkan pada Februari mendatang.
“Pertunjukan musikal merupakan bentuk seni yang kaya akan ekspresi, menggabungkan berbagai elemen untuk menciptakan pengalaman yang mendalam bagi penonton. Melalui kombinasi musik, akting, dan tari, ArtSwara mencoba menghadirkan pertunjukan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat menyampaikan pesan-pesan emosional dan sosial yang relevan. Produksi ini menghidupkan kembali warisan Marzuki, memungkinkan karyanya untuk terus hidup dan terhubung dengan penonton dengan cara yang menggerakkan hati dan abadi,” pungkas Narindra.
Lihat Juga: Datang ke Cileungsi, Govinda hingga Deretan Pemain Sinetron Siap Menghibur Warga di Dahsyatnya Weekend
"Mar" sendiri merupakan sebuah drama musikal yang penuh perasaan dan kuat, mengisahkan cinta, pengorbanan, dan ketahanan yang terjalin dalam salah satu momen sejarah paling menentukan di Indonesia. Melalui kenangan hidup Nin, penonton dibawa kembali ke masa mudanya, di mana sebuah romansa tak terlupakan berkembang antara Mar, seorang prajurit yang berani dan setia, dengan Aryati, seorang perawat yang penuh kasih dan tekad kuat. Dalam konteks perjuangan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan tragedi Bandung Lautan Api, cinta mereka diuji oleh realitas perang dan tugas yang tak tergoyahkan.
Kisah ini tidak hanya merayakan hubungan Mar dan Aryati, tapi juga menyoroti semangat abadi orang-orang yang mengorbankan segalanya demi kebebasan. Musikal ini adalah penghormatan terhadap karya-karya ikonik Ismail Marzuki, yang dihidupkan kembali dengan aransemen musik yang berani dan terinspirasi.
Di bawah arahan Dian HP sebagai direktur musik, komposer, pengatur vokal, dan penulis naskah, komposisi abadi Ismail Marzuki ini diinterpretasikan ulang dengan pengaruh jazz yang riang dinamis, mengingatkan pada era Glen Miller, sehingga menangkap semangat zaman Bandung Lautan Api dengan sempurna.
Pendekatan artistik dalam pertunjukan “Mar” dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan pengalaman yang surreal dan imersif, memungkinkan penonton untuk terlibat dengan musik Marzuki dalam bentuk teater yang terasa inovatif dan emosional. Cerita ini diperkaya oleh ide orisinal Maera Panigoro dan ditulis oleh Titien Watimena serta disutradarai oleh Wawan Sofwan.
Executive Producer ArtSwara Maera Panigoro menyampaikan, "Mar" tidak hanya sebagai penghormatan kepada sang jenius Ismail Marzuki, tetapi juga eksplorasi terobosan dalam dunia teater musikal.
"Dengan memperkenalkan kembali karya-karya Marzuki melalui narasi baru yang segar dan inovatif, produksi ini memastikan warisannya tetap relevan bagi audiens yang lebih luas. Lebih dari sekadar pertunjukan, "Mar" adalah undangan untuk menyaksikan keindahan cinta, kekuatan pengorbanan, dan dampak abadi musik yang menjembatani generasi,” tuturnya.
Sementara itu, Produser “Mar” Narindra Kukila menjelaskan, pertunjukan musikal adalah suatu bentuk seni yang menggabungkan elemen musik, akting, dan tari untuk menyampaikan cerita atau tema tertentu. Dalam konteks ini, pertunjukan musikal sering kali melibatkan penyanyi dan penari yang berkolaborasi untuk menciptakan pengalaman yang menghibur dan emosional bagi penonton.
Pertunjukan musikal disajikan dalam sejumlah format seperti drama musikal yang menggabungkan elemen teater dengan musik dan tari. Biasanya memiliki alur cerita yang kuat, seperti “Mar” yang akan dipertunjukkan pada Februari mendatang.
“Pertunjukan musikal merupakan bentuk seni yang kaya akan ekspresi, menggabungkan berbagai elemen untuk menciptakan pengalaman yang mendalam bagi penonton. Melalui kombinasi musik, akting, dan tari, ArtSwara mencoba menghadirkan pertunjukan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat menyampaikan pesan-pesan emosional dan sosial yang relevan. Produksi ini menghidupkan kembali warisan Marzuki, memungkinkan karyanya untuk terus hidup dan terhubung dengan penonton dengan cara yang menggerakkan hati dan abadi,” pungkas Narindra.
Lihat Juga: Datang ke Cileungsi, Govinda hingga Deretan Pemain Sinetron Siap Menghibur Warga di Dahsyatnya Weekend
(tdy)