Asap Kebakaran di Los Angeles Mengandung Racun, Dipicu Karbon dan Hidrogen Plastik

Rabu, 15 Januari 2025 - 08:20 WIB
loading...
Asap Kebakaran di Los...
Kebakaran hutan di Los Angeles mengandung racun yang menimbulkan ancaman bagi penduduk. Foto/ AP
A A A
JAKARTA - Los Angeles memasuki minggu kedua kebakaran hutan, kekhawatiran yang berkembang atas dampak kesehatan dari asap yang dihasilkan menjadi semakin mengemuka. Dampaknya tidak terlihat pada kualitas udara saja, juga menimbulkan ancaman yang lebih berbahaya bagi penduduk.

"Semua asap itu buruk," kata Rory Hadden, seorang profesor ilmu kebakaran di Universitas Edinburgh, Inggris kepada Newsweek.



"Setiap kali Anda melihat asap dari kebakaran, itu berarti ada beberapa hal yang sangat buruk di dalamnya," ujar dia lagi.

Petugas pemadam kebakaran melihat tetesan air di kebakaran Palisades di Mandeville Canyon, Los Angeles, di mana ada asap beracun dari rumah yang terbakar, yang dapat menimbulkan risiko kesehatan tambahan.

Mengapa Asap di Los Angeles Sangat Berbahaya?

Asap dari pembakaran vegetasi memang sudah berbahaya, tetapi kebakaran di Los Angeles menghasilkan racun tambahan saat bangunan, kendaraan dan bahan sintetis lainnya terbakar. Plastik, khususnya, merupakan masalah yang signifikan dari kebakaran ini.

"Alasan mengapa bau plastik terbakar begitu khas adalah karena sebagian besar plastik, saat kita menggunakannya, tidak hanya terdiri dari karbon dan hidrogen dalam molekul plastik—ada hal lain di dalamnya," kata Hadden.

Beberapa zat berbahaya yang mungkin ada dalam asap adalah penghambat api, hidrogen klorida, senyawa bromin, dan hidrogen sianida—zat kimia yang sangat beracun dan dapat menyebabkan sesak napas dalam dosis yang cukup tinggi.

Asbes lama, yang masih ditemukan di gedung-gedung tua, juga dapat berkontribusi terhadap campuran racun, menurut Mesothelioma Center, sebuah organisasi advokasi pasien.

"Jumlah kontaminasi asbes di seluruh area tidak terukur," kata presiden dan salah satu pendiri Asbestos Disease Awareness Organization Linda Reinstein kepada pusat tersebut.

Dijelasakannya, alat seperti Indeks Kualitas Udara (AQI) mungkin tidak memperhitungkan semua zat beracun yang dilepaskan selama kebakaran perkotaan, yang dapat bervariasi tergantung pada bahan apa yang terbakar.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1448 seconds (0.1#10.173)