Bahan Kimia pada Riasan Wajah Ibu Hamil Bisa Sebabkan Kenaikan Bobot Anak

Rabu, 19 Februari 2020 - 10:56 WIB
Bahan Kimia pada Riasan Wajah Ibu Hamil Bisa Sebabkan Kenaikan Bobot Anak
Bahan Kimia pada Riasan Wajah Ibu Hamil Bisa Sebabkan Kenaikan Bobot Anak
A A A
JAKARTA - Bahan kimia pada riasan wajah yang digunakan ibu hamil dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada anak. Sebuah penelitian menemukan bahwa ketika wanita hamil menggunakan kosmetik yang mengandung paraben, anak-anak mereka punya kemungkinan lebih besar mengalami kelebihan berat badan.

Paraben adalah bahan kimia yang telah lama digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik dan produk perawatan tubuh. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa paraben meniru estrogen dalam tubuh dan dapat mengganggu fungsi normal hormon.

Dalam studi terbaru, para peneliti menemukan paraben yang terdeteksi dalam urin wanita hamil pengguna produk yang mengandung paraben setiap hari seperti makeup, body lotion, atau pelembab wajah. Semakin tinggi level paraben urin, semakin besar kemungkinan anak perempuan akan kelebihan berat badan pada usia 8 tahun.

Suatu senyawa yang disebut butylparaben memicu anak-anak dua kali lebih mungkin kelebihan berat badan ketika tingkat butylparaben prenatal ibu mereka berada di sepertiga atas, dibandingkan dengan ketiga terbawah. Dalam hal ini, anak perempuan perempuan lebih terpengaruh daripada anak laki-laki.

Namun, peneliti Irina Lehmann dari Berlin Institute of Health and Charite at Berlin University Hospital di Jerman menyebutkan, temuan ini tidak membuktikan bahwa paraben yang harus disalahkan. Banyak faktor berkontribusi terhadap penambahan berat badan yang berlebihan, termasuk kurang olahraga dan terlalu banyak konsumsi kalori.

"Tetapi, ini bukan studi pertama yang menghubungkan paparan pranatal dengan bahan kimia yang mengganggu endokrin dan kemungkinan anak-anak kelebihan berat badan," tegas Eva Tanner, seorang peneliti di Sekolah Kedokteran Mount Sinai di Icahn School of Medicine, New York City, yang meninjau temuan seperti dilansir dari laman WebMD.

"Pekerjaan ini menambah banyak bukti yang menunjukkan bahwa paparan prenatal terhadap bahan kimia yang ditemukan dalam produk konsumen umum dapat membahayakan pertumbuhan dan perkembangan anak," lanjut Tanner.

Dia memuji desain penelitian sebagai sesuatu yang luar biasa. Itu karena seiring dengan mempelajari pasangan ibu-anak, para peneliti mencari bukti lebih langsung dengan melakukan percobaan pada tikus lab. Mereka mengekspos tikus hamil ke butylparaben dengan jumlah yang sebanding dengan wanita yang memiliki tingkat kimiawi tertinggi dalam bahan kimia. Pada akhirnya, keturunan betina dari tikus-tikus itu mendapatkan lebih banyak lemak tubuh dibandingkan tikus yang ibunya tidak terpapar butylparaben.

"Dengan model hewan, kita pada kenyataannya dapat menunjukkan bahwa kenaikan berat badan disebabkan oleh paraben ini," timpal Lehmann.

Penelitian ini juga menghasilkan beberapa petunjuk tentang mengapa anak anjing betina yang lahir dari tikus yang dipajan paraben cenderung makan lebih banyak. Mereka menunjukkan bukti aktivitas yang berubah dalam gen yang disebut POMC yang membantu mengatur nafsu makan.

Menurut Tobias Polte, peneliti utama lain dalam penelitian ini, butylparaben mempengaruhi aktivitas estrogen dan menunjukkan peran hormon tersebut.

"Tetapi tidak jelas bagaimana paparan prenatal terhadap bahan kimia estrogenik cocok dengan keseluruhan gambaran. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mereproduksi temuan epidemiologis kami," ujar Polte dari Pusat Penelitian Lingkungan-UFZ Helmholtz di Leipzig, Jerman.

Temuan yang diterbitkan di Nature Communications ini didasarkan pada data dari penelitian yang lebih besar terhadap 629 pasangan ibu-anak. Selama minggu ke-34 kehamilan, para wanita melaporkan penggunaan kosmetik yang mengandung paraben dan memberikan sampel urin. Wanita yang menggunakan riasan wajah dan lotion dengan paraben setiap hari biasanya memiliki konsentrasi paraben yang lebih tinggi dalam urin mereka.

Tetapi, kata Lehmann, sumber-sumber lain dapat berkontribusi pada level paraben itu juga. Bahan kimia digunakan pula sebagai pengawet dalam makanan dan obat-obatan, misalnya. Untuk saat ini, ia menyarankan agar wanita hamil dan menyusui memilih produk perawatan bebas paraben. Tanner setuju, bahwa bahan-bahan kimia itu tinggal di dalam tubuh hanya untuk waktu yang singkat. Jadi, bahkan jika wanita telah menggunakan produk yang mengandung paraben, mereka dapat membatasi eksposurnya kapan saja.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4070 seconds (0.1#10.140)