Series Culture Shock Mengedukasi Gen Z lewat Romansa Anak SMA
loading...
Series Culture Shock di VISION+ mengangkat tema romansa khas anak SMA, juga drama keluarga dan pertemanan. Foto/ MPI
A
A
A
JAKARTA - Series Culture Shock di VISION+ dinilai membawa potensi edukasi bagi para remaja Gen Z. Tak hanya mengangkat tema romansa khas anak SMA, Culture Shock juga menyajikan drama keluarga, pertemanan, hingga eksplorasi isu-isu tabu yang seringkali terabaikan dalam kehidupan remaja.
Dalam dunia yang semakin terbuka, series ini berusaha untuk mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan seks yang tidak hanya sebatas soal kesehatan reproduksi, tetapi juga tentang consent, otoritas tubuh, dan pemahaman tentang hubungan yang sehat.
Kadang, larangan dan tabu justru membuat remaja semakin penasaran, dan mereka bisa mencari informasi dari sumber yang tidak terpercaya. Ini adalah momen yang tepat untuk memberikan perspektif yang lebih dewasa dan edukatif, agar penonton bisa memahami bahwa topik yang sulit dan tabu seharusnya tetap bisa dibahas secara terbuka demi perkembangan bersama.
Dengan cerita yang penuh emosi, tantangan, dan pelajaran hidup, Culture Shock bukan hanya sebuah hiburan, tetapi juga sebuah ajakan untuk berdiskusi dan berpikir kritis tentang realitas kehidupan remaja yang sering kali dipenuhi oleh teka-teki dan kenyataan yang tak mudah dihadapi.
CEO Ideosource Entertainment Andi Boediman yang juga mewakili Paragon Pictures menemukan cara untuk mengumpulkan para Gen Z dengan menciptakan suatu genre yang ada unsur godaan.
“Gimana caranya meng-engage teman-teman yang Gen Z ini supaya bisa relate? Sebelumnya kita membuat genre remaja, romance, ini lebih sesuatu yang baru, lalu kita implementasi genre-nya,” kata Andi dalam Press Conference dan Screening Series Culture Shock di iNews Tower Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Ajil Ditto yang memerankan Riko sukses membuat esensi Culture Shock yang jelas. Ia merantau dari Muara Enim, Palembang ke Jakarta untuk menjemput beasiswa yang dapatkan di SMA Nasional. Namun, hidupnya jadi lebih rumit ketika ia harus menghadapi tantangan seksual untuk menjaga keperjakaannya hingga usia 30 tahun, seperti ibunya yang berpesan bahwa dirinya akan mati jika melanggar. Hal ini menjadi tantangan berat bagi Riko di ibukota yang penuh dengan kejutan.
Adapun tokoh Sabrina (Davina Karamoy) yaitu gadis kota yang populer, dan merupakan salah satu siswi tercantik di SMA Nasional. Sebagai anggota geng Lust, rasa penasaran Sabrina terhadap hal-hal dewasa semakin besar. Namun, seringkali dirinya merasa cupu dan tertinggal dengan pergaulan teman-temannya yang ternyata sangat modern.
Menurut Jay Sukmo selaku Sutradara Series Culture Shock, Ajil dan Davina memang seakan ditakdirkan untuk memerankan karakter Riko dan Sabrina.
“Kenapa Ajil Ditto dan Davina Karamoy, tentu saja ini adalah saya percaya bahwa karakter akan mencari perannya gitu,” ungkap Andi.
Dalam dunia yang semakin terbuka, series ini berusaha untuk mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan seks yang tidak hanya sebatas soal kesehatan reproduksi, tetapi juga tentang consent, otoritas tubuh, dan pemahaman tentang hubungan yang sehat.
Kadang, larangan dan tabu justru membuat remaja semakin penasaran, dan mereka bisa mencari informasi dari sumber yang tidak terpercaya. Ini adalah momen yang tepat untuk memberikan perspektif yang lebih dewasa dan edukatif, agar penonton bisa memahami bahwa topik yang sulit dan tabu seharusnya tetap bisa dibahas secara terbuka demi perkembangan bersama.
Dengan cerita yang penuh emosi, tantangan, dan pelajaran hidup, Culture Shock bukan hanya sebuah hiburan, tetapi juga sebuah ajakan untuk berdiskusi dan berpikir kritis tentang realitas kehidupan remaja yang sering kali dipenuhi oleh teka-teki dan kenyataan yang tak mudah dihadapi.
CEO Ideosource Entertainment Andi Boediman yang juga mewakili Paragon Pictures menemukan cara untuk mengumpulkan para Gen Z dengan menciptakan suatu genre yang ada unsur godaan.
“Gimana caranya meng-engage teman-teman yang Gen Z ini supaya bisa relate? Sebelumnya kita membuat genre remaja, romance, ini lebih sesuatu yang baru, lalu kita implementasi genre-nya,” kata Andi dalam Press Conference dan Screening Series Culture Shock di iNews Tower Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Ajil Ditto yang memerankan Riko sukses membuat esensi Culture Shock yang jelas. Ia merantau dari Muara Enim, Palembang ke Jakarta untuk menjemput beasiswa yang dapatkan di SMA Nasional. Namun, hidupnya jadi lebih rumit ketika ia harus menghadapi tantangan seksual untuk menjaga keperjakaannya hingga usia 30 tahun, seperti ibunya yang berpesan bahwa dirinya akan mati jika melanggar. Hal ini menjadi tantangan berat bagi Riko di ibukota yang penuh dengan kejutan.
Adapun tokoh Sabrina (Davina Karamoy) yaitu gadis kota yang populer, dan merupakan salah satu siswi tercantik di SMA Nasional. Sebagai anggota geng Lust, rasa penasaran Sabrina terhadap hal-hal dewasa semakin besar. Namun, seringkali dirinya merasa cupu dan tertinggal dengan pergaulan teman-temannya yang ternyata sangat modern.
Menurut Jay Sukmo selaku Sutradara Series Culture Shock, Ajil dan Davina memang seakan ditakdirkan untuk memerankan karakter Riko dan Sabrina.
“Kenapa Ajil Ditto dan Davina Karamoy, tentu saja ini adalah saya percaya bahwa karakter akan mencari perannya gitu,” ungkap Andi.
Lihat Juga :
