HEI Schools Siapkan Anak Sejak Dini untuk Raih Potensi Maksimal
loading...

Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak usia dini semakin meningkat di kalangan orang tua Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Foto/istimewa
A
A
A
JAKARTA - Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak usia dini semakin meningkat di kalangan orang tua Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2021-2023), kelompok usia dengan partisipasi tertinggi dalam pendidikan anak usia dini adalah 5-6 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa banyak orang tua melihat pendidikan taman kanak-kanak sebagai persiapan penting sebelum memasuki sekolah dasar.
Dalam konteks ini, HEI Schools Senayan hadir dengan pendekatan inovatif yang menggunakan keunggulan pendidikan Finlandia untuk mendukung generasi dini Indonesia tumbuh dan berprestasi di jenjang pendidikan berikutnya. Lingkungan belajar yang diciptakan HEI Schools Senayan tidak hanya relevan bagi anak-anak dan keluarga di Indonesia, tetapi juga menjadi simbol keunggulan dan kemajuan dalam pendidikan anak usia dini.
Finlandia dikenal sebagai pelopor global dalam pendidikan anak usia dini yang menekankan pertumbuhan holistik, kreativitas, dan pembelajaran berbasis permainan. Pendekatan ini fleksibel dan dapat diadaptasi sesuai keberagaman di Indonesia, memastikan anak-anak tetap terhubung dengan identitas mereka sambil meraih manfaat dari metode berbasis riset.
HEI Schools memberdayakan tenaga pendidik lokal dengan pelatihan intensif berbasis kurikulum dan pengajaran Finlandia. Dengan pendekatan ini, para guru tidak hanya memahami prinsip-prinsip pendidikan Finlandia, tetapi juga mampu mengaplikasikannya sesuai dengan konteks lokal. Hasilnya adalah lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak secara optimal, di mana mereka merasa didengar, dipahami, dan terinspirasi untuk berkembang.
Bermain di HEI Schools bukan sekadar aktivitas hiburan, melainkan alat pembelajaran yang efektif. Anak-anak diajak untuk mengembangkan kreativitas, keterampilan sosial, pengendalian diri, empati, dan kemampuan memecahkan masalah melalui permainan yang terarah. Penelitian dari University of Helsinki menunjukkan bahwa bermain dengan interaksi sosial yang baik dapat meningkatkan empati dan kecerdasan emosional anak.
"Pembelajaran terbaik terjadi saat anak fokus, termotivasi, dan terlibat dalam aktivitas yang bermakna. Bagi mereka, ini berarti belajar sambil bersenang-senang. Bermain bukanlah lawan dari belajar, justru mendorong rasa ingin tahu dan semangat belajar," ujar Meriana Kartini, Kepala Sekolah HEI Schools Senayan.
"Di HEI Schools, kami menerapkan prinsip ini setiap hari. Dengan dukungan guru terlatih dan tim pedagogi Finlandia, kami menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Karena setiap anak unik, kami bekerja sama dengan orang tua dan komunitas untuk memahami kebutuhan mereka,” tambahnya.
Setiap anak memiliki kebutuhan yang unik pada tiap tahap perkembangannya. Oleh karena itu, kurikulum HEI Schools dirancang untuk mendukung perkembangan optimal setiap kelompok usia. Fokus pada keterampilan yang sesuai dengan tahap perkembangan membantu anak-anak belajar dengan ritme mereka sendiri, membangun fondasi kokoh untuk masa depan.
Penelitian dari University of Helsinki menunjukkan bahwa periode "golden age" perkembangan anak, yakni usia 0 hingga 5 tahun, atau yang sekarang diperluas hingga 6-8 tahun, adalah masa kritis dalam pembentukan koneksi saraf otak yang signifikan. Aktivitas seperti permainan sensorik, pembelajaran interaktif, dan eksplorasi terpadu memainkan peran besar dalam perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.
Dalam konteks ini, HEI Schools Senayan hadir dengan pendekatan inovatif yang menggunakan keunggulan pendidikan Finlandia untuk mendukung generasi dini Indonesia tumbuh dan berprestasi di jenjang pendidikan berikutnya. Lingkungan belajar yang diciptakan HEI Schools Senayan tidak hanya relevan bagi anak-anak dan keluarga di Indonesia, tetapi juga menjadi simbol keunggulan dan kemajuan dalam pendidikan anak usia dini.
Finlandia dikenal sebagai pelopor global dalam pendidikan anak usia dini yang menekankan pertumbuhan holistik, kreativitas, dan pembelajaran berbasis permainan. Pendekatan ini fleksibel dan dapat diadaptasi sesuai keberagaman di Indonesia, memastikan anak-anak tetap terhubung dengan identitas mereka sambil meraih manfaat dari metode berbasis riset.
HEI Schools memberdayakan tenaga pendidik lokal dengan pelatihan intensif berbasis kurikulum dan pengajaran Finlandia. Dengan pendekatan ini, para guru tidak hanya memahami prinsip-prinsip pendidikan Finlandia, tetapi juga mampu mengaplikasikannya sesuai dengan konteks lokal. Hasilnya adalah lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak secara optimal, di mana mereka merasa didengar, dipahami, dan terinspirasi untuk berkembang.
Bermain di HEI Schools bukan sekadar aktivitas hiburan, melainkan alat pembelajaran yang efektif. Anak-anak diajak untuk mengembangkan kreativitas, keterampilan sosial, pengendalian diri, empati, dan kemampuan memecahkan masalah melalui permainan yang terarah. Penelitian dari University of Helsinki menunjukkan bahwa bermain dengan interaksi sosial yang baik dapat meningkatkan empati dan kecerdasan emosional anak.
"Pembelajaran terbaik terjadi saat anak fokus, termotivasi, dan terlibat dalam aktivitas yang bermakna. Bagi mereka, ini berarti belajar sambil bersenang-senang. Bermain bukanlah lawan dari belajar, justru mendorong rasa ingin tahu dan semangat belajar," ujar Meriana Kartini, Kepala Sekolah HEI Schools Senayan.
"Di HEI Schools, kami menerapkan prinsip ini setiap hari. Dengan dukungan guru terlatih dan tim pedagogi Finlandia, kami menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Karena setiap anak unik, kami bekerja sama dengan orang tua dan komunitas untuk memahami kebutuhan mereka,” tambahnya.
Setiap anak memiliki kebutuhan yang unik pada tiap tahap perkembangannya. Oleh karena itu, kurikulum HEI Schools dirancang untuk mendukung perkembangan optimal setiap kelompok usia. Fokus pada keterampilan yang sesuai dengan tahap perkembangan membantu anak-anak belajar dengan ritme mereka sendiri, membangun fondasi kokoh untuk masa depan.
Penelitian dari University of Helsinki menunjukkan bahwa periode "golden age" perkembangan anak, yakni usia 0 hingga 5 tahun, atau yang sekarang diperluas hingga 6-8 tahun, adalah masa kritis dalam pembentukan koneksi saraf otak yang signifikan. Aktivitas seperti permainan sensorik, pembelajaran interaktif, dan eksplorasi terpadu memainkan peran besar dalam perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.
Lihat Juga :