Genap 29 Tahun, Jikustik Ungkap Kisah di Balik Karya Bermusik
loading...

Band Jikustik merayakan 29 tahun perjalanan mereka dan menjadi momen refleksi para personelnya. Foto/ Instagram
A
A
A
JAKARTA - Hampir tiga dekade berkarya di industri musik Indonesia, band Jikustik merayakan 29 tahun perjalanan mereka. Perayaan ini menjadi momen refleksi bagi para personel dan penggemar untuk mengenang perjalanan panjang yang telah ditempuh bersama.
Sejak pertama kali menggebrak industri musik Indonesia pada 1996, Jikustik telah merilis lebih dari 14 album yang menyimpan beragam kisah. Dikenal dengan lagu-lagu bernuansa romantis, karya mereka tidak hanya menggambarkan kisah cinta antara dua insan, tapi juga menyiratkan perjalanan spiritual dan hubungan manusia dengan Tuhan, sesuatu yang mungkin belum banyak disadari oleh para pendengar.
Salah satu lagu Jikustik yang sering disalahartikan oleh pendengar adalah “Puisi”, yang selama ini dianggap sebagai lagu tentang cinta sepasang kekasih. Namun, Ardi Nurdin sebagai penciptanya, justru menuangkan perenungan mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Liriknya yang puitis mencerminkan ketulusan, pengharapan, serta kerinduan seorang hamba kepada Penciptanya, dibalut dengan nuansa cinta yang lebih universal.
Hal serupa juga terlihat dalam lagu “Takkan Berpaling Dari-Mu”, yang diciptakan oleh Aji Mirza Hakim atau lebih dikenal sebagai Icha Jikustik. Lagu ini secara eksplisit dan lugas menggambarkan harapan seorang hamba untuk tetap teguh di jalan Tuhan karena kasih dan anugerah-Nya yang tak pernah berhenti menerangi setiap langkah perjalanan hidup.
Dalam perayaan ulang tahun ke-29, ratusan Jikustikan —sebutan bagi penggemar Jikustik— hadir untuk mendengarkan langsung kisah di balik lagu-lagu yang banyak menggambarkan hubungan antara manusia dan Tuhan. Para personel berbagi pengalaman tentang proses kreatif mereka serta bagaimana lagu-lagu yang diciptakan ternyata dapat memiliki beragam interpretasi bagi para pendengar.
"Kami meyakini bahwa puncak tertinggi dari cinta seorang insan adalah ketulusan cintanya kepada Tuhan Semesta Alam. Itulah yang mendasari banyak karya kami, di mana kecintaan tersebut menjadi inspirasi utama. Namun, pada akhirnya, lagu-lagu kami sering kali ditafsirkan secara beragam oleh para pendengar, termasuk sebagai kisah cinta antara dua sejoli," ujar Icha Jikustik, yang saat ini berperan sebagai vokalis sekaligus pemain bass band tersebut.
Sementara itu, Ardi Nurdin sang gitaris menambahkan, bagi Jikustik, setiap karya bukan sekadar rangkaian nada dan lirik, tapi juga cerminan perjalanan hidupnya sebagai pelaku seni.
"Ketika lagu-lagu kami memiliki relevansi yang kuat dengan perjalanan hidup banyak orang, itulah pencapaian terbesar bagi seorang musisi," kata Ardi.
"Terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh Jikustikan yang selalu mendukung kami serta menjadikan setiap karya kami bagian dari perjalanan hidup mereka. Semoga di perayaan tiga dasawarsa tahun depan, semakin banyak lagu kami yang tidak hanya terdengar di telinga, tetapi juga hadir dan bermakna dalam kehidupan mereka," timpal Icha.
Sejak pertama kali menggebrak industri musik Indonesia pada 1996, Jikustik telah merilis lebih dari 14 album yang menyimpan beragam kisah. Dikenal dengan lagu-lagu bernuansa romantis, karya mereka tidak hanya menggambarkan kisah cinta antara dua insan, tapi juga menyiratkan perjalanan spiritual dan hubungan manusia dengan Tuhan, sesuatu yang mungkin belum banyak disadari oleh para pendengar.
Salah satu lagu Jikustik yang sering disalahartikan oleh pendengar adalah “Puisi”, yang selama ini dianggap sebagai lagu tentang cinta sepasang kekasih. Namun, Ardi Nurdin sebagai penciptanya, justru menuangkan perenungan mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Liriknya yang puitis mencerminkan ketulusan, pengharapan, serta kerinduan seorang hamba kepada Penciptanya, dibalut dengan nuansa cinta yang lebih universal.
Hal serupa juga terlihat dalam lagu “Takkan Berpaling Dari-Mu”, yang diciptakan oleh Aji Mirza Hakim atau lebih dikenal sebagai Icha Jikustik. Lagu ini secara eksplisit dan lugas menggambarkan harapan seorang hamba untuk tetap teguh di jalan Tuhan karena kasih dan anugerah-Nya yang tak pernah berhenti menerangi setiap langkah perjalanan hidup.
Dalam perayaan ulang tahun ke-29, ratusan Jikustikan —sebutan bagi penggemar Jikustik— hadir untuk mendengarkan langsung kisah di balik lagu-lagu yang banyak menggambarkan hubungan antara manusia dan Tuhan. Para personel berbagi pengalaman tentang proses kreatif mereka serta bagaimana lagu-lagu yang diciptakan ternyata dapat memiliki beragam interpretasi bagi para pendengar.
"Kami meyakini bahwa puncak tertinggi dari cinta seorang insan adalah ketulusan cintanya kepada Tuhan Semesta Alam. Itulah yang mendasari banyak karya kami, di mana kecintaan tersebut menjadi inspirasi utama. Namun, pada akhirnya, lagu-lagu kami sering kali ditafsirkan secara beragam oleh para pendengar, termasuk sebagai kisah cinta antara dua sejoli," ujar Icha Jikustik, yang saat ini berperan sebagai vokalis sekaligus pemain bass band tersebut.
Sementara itu, Ardi Nurdin sang gitaris menambahkan, bagi Jikustik, setiap karya bukan sekadar rangkaian nada dan lirik, tapi juga cerminan perjalanan hidupnya sebagai pelaku seni.
"Ketika lagu-lagu kami memiliki relevansi yang kuat dengan perjalanan hidup banyak orang, itulah pencapaian terbesar bagi seorang musisi," kata Ardi.
"Terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh Jikustikan yang selalu mendukung kami serta menjadikan setiap karya kami bagian dari perjalanan hidup mereka. Semoga di perayaan tiga dasawarsa tahun depan, semakin banyak lagu kami yang tidak hanya terdengar di telinga, tetapi juga hadir dan bermakna dalam kehidupan mereka," timpal Icha.
(tdy)
Lihat Juga :