Waspada! Pria Berisiko Tinggi Alami Henti Jantung Seperti Didi Kempot
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang mengalami henti jantung seperti penyanyi Didi Kempot.
Henti jantung sangat sering dikaitkan dengan penyakit arteri koroner, faktor yang sama yang membuat seseorang berisiko terkena penyakit arteri koroner juga dapat menyebabkan risiko henti jantung.
Adapun faktor risiko yang di maksud, mencakup riwayat keluarga dengan penyakit arteri koroner, merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol, kegemukan, diabetes hingga gaya hidup yang tidak banyak gerak.
Dilansir Mayo Clinic, faktor-faktor lain yang mungkin meningkatkan seseorang berisiko mengalami henti jantung meliputi, riwayat keluarga dengan serangan jantung dan serangan jantung sebelumnya.
Riwayat pribadi atau keluarga dari bentuk lain penyakit jantung, seperti gangguan irama jantung, kelainan jantung bawaan, gagal jantung dan kardiomiopati juga bisa menjadi faktor risiko henti jantung. Selain itu, insiden henti jantung meningkat seiring bertambahnya usia.
Di sisi lain, pria juga merupakan kelompok yang paling berisiko mengalami henti jantung. Mereka yang menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amfetamin, ketidakseimbangan nutrisi, seperti kadar kalium atau magnesium yang rendah, sleep apnea obstruktif hingga penyakit ginjal kronis juga berisiko tinggi.
Sementara, henti jantung merupakan kondisi hilangnya fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran secara mendadak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gangguan listrik di jantung yang mengganggu aksi pemompaan sehingga menghentikan aliran darah ke tubuh.
Didi Kempot diduga meninggal dunia karena henti jantung . Hal itu diungkap pihak Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5/2020). Didi menghembuskan napas terakhirnya di usia 53 tahun dan jenazah dimakamkan di Ngawi, Jawa Timur.
Henti jantung sangat sering dikaitkan dengan penyakit arteri koroner, faktor yang sama yang membuat seseorang berisiko terkena penyakit arteri koroner juga dapat menyebabkan risiko henti jantung.
Adapun faktor risiko yang di maksud, mencakup riwayat keluarga dengan penyakit arteri koroner, merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol, kegemukan, diabetes hingga gaya hidup yang tidak banyak gerak.
Dilansir Mayo Clinic, faktor-faktor lain yang mungkin meningkatkan seseorang berisiko mengalami henti jantung meliputi, riwayat keluarga dengan serangan jantung dan serangan jantung sebelumnya.
Riwayat pribadi atau keluarga dari bentuk lain penyakit jantung, seperti gangguan irama jantung, kelainan jantung bawaan, gagal jantung dan kardiomiopati juga bisa menjadi faktor risiko henti jantung. Selain itu, insiden henti jantung meningkat seiring bertambahnya usia.
Di sisi lain, pria juga merupakan kelompok yang paling berisiko mengalami henti jantung. Mereka yang menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amfetamin, ketidakseimbangan nutrisi, seperti kadar kalium atau magnesium yang rendah, sleep apnea obstruktif hingga penyakit ginjal kronis juga berisiko tinggi.
Sementara, henti jantung merupakan kondisi hilangnya fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran secara mendadak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gangguan listrik di jantung yang mengganggu aksi pemompaan sehingga menghentikan aliran darah ke tubuh.
Didi Kempot diduga meninggal dunia karena henti jantung . Hal itu diungkap pihak Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5/2020). Didi menghembuskan napas terakhirnya di usia 53 tahun dan jenazah dimakamkan di Ngawi, Jawa Timur.
(tdy)