Review Film ‘Laskar Pelangi’: Tagore, Totto-Chan, juga Hirata

Rabu, 30 September 2020 - 12:40 WIB
loading...
Review Film ‘Laskar...
Film Laskar Pelangi merayakan semangat bersekolah di wilayah terpencil, sekaligus memotret ironi di wilayah tersebut. Foto/Miles Films
A A A
JAKARTA - Rabindranath Tagore pernah begitu sebal pada sistem pendidikan bernama sekolah. Sistem yang dinilainya kaku dan lebih membuat dirinya merasa tepenjara dibanding memberinya kemerdekaan untuk berpikir.

Di lain pihak, juga ada Totto-Chan yang pernah dikeluarkan dari sekolah ketika usianya baru menginjak 6 tahun.

Tapi dibanding Tagore, Totto-Chan lebih beruntung. Karena ia menemukan sebuah sistem pendidikan yang juga bernama sekolah, tapi punya daya pikat luar biasa untuk seorang gadis yang suka melamun seperti dirinya.

Sekolah Tomoe menjelma sebagai sekolah yang mendobrak kekakuan yang dibenci Tagore. Karena para siswanya bisa belajar di mana saja dan belajar dari apa saja. Anak kecil seperti Totto-Chan pun seperti menemukan dirinya yang bisa bersenda gurau bersama burung sembari mendengarkan gurunya berceloteh.

Review Film ‘Laskar Pelangi’: Tagore, Totto-Chan, juga Hirata

Foto: Miles Films

Sementara Andrea Hirata tak pernah mengemukakan satu alasan pun bagi dirinya untuk membenci sekolah. Bahkan melalui "Laskar Pelangi", tetralogi pertama dari novel yang ditulisnya, ia justru merayakan kesempatan memperoleh pendidikan melalui bangku sekolah. Hirata jelas berseberangan dengan Tagore.

"Laskar Pelangi" justru memperlihatkan tokoh utamanya yang bernama Ikal (yang diidentikkan dengan dirinya) yang berkat pendidikan justru berhasil mengarungi lautan dari Belitong hingga ke Prancis.

Tapi "Laskar Pelangi" sebagai sebuah film bukanlah film yang mengalir begitu-begitu saja. Riri Riza , dengan filmografinya yang irit, terkenal dengan kegelisahan-kegelisahannya yang diungkapkan dalam film. Dan ia selalu berpihak pada yang muda.

Review Film ‘Laskar Pelangi’: Tagore, Totto-Chan, juga Hirata

Foto: Miles Films

Dalam "Eliana Eliana" (yang masih jadi karya terbaiknya hingga saat ini) adalah film yang begitu gamblang mempersoalkan jurang komunikasi antara anak dan orang tua.

Sementara lewat "Gie", Riri mendapat konten yang sangat pas untuk mencereweti pemerintah yang kadung takut pada pemikiran pemuda yang berapi-api. ( )

Dan dalam "3 Hari Untuk Selamanya", ia juga masih melihat betapa sosok anak muda bisa begitu tak peduli pada keadaan sekitar,tapipada saat bersamaan juga mempertanyakan banyak hal tentang apa yang terjadi di sekitarnya.

Namun dengan meletakkan khittah-nya sebagai family movie, Riri memang tak bisa terlalu meletakkan kegelisahan di depan yang bisa menyusutkan tema utama "Laskar Pelangi" yang mengobarkan semangat melawan kemiskinan sistematis.

Ia harus berkompromi dengan itu, tapi bukan berarti harus menjadi ’pelacur’ yang menjual jiwanya pada setan. Riri, dengan integritasnya yang tak terbantahkan sebagai seorang kreator, mampu memadukan "Laskar Pelangi" sehingga tak perlu kering, tapi juga tak kehilangan pijakannya dengan niat menghibur keluarga Indonesia.

Review Film ‘Laskar Pelangi’: Tagore, Totto-Chan, juga Hirata

Foto: Miles Films

Melalui Ikal (Zulfani, versi dewasanya dimainkan Lukman Sardi) dan kawan-kawannya yang bersemangat baja bersekolah di sebuah tempat bobrok, Riri sesungguhnya ingin mengkritik ketidakpedulian pemerintah untuk menjadikan pendidikan sebagai garda terdepan demi memajukan bangsa.

Ia juga mengecam kemiskinan yang menggerogoti Belitong, yang justru melimpah ruah sumber daya alamnya. Ironi, juga tragedi, dikemasnya sebagai tontonan yang tak menyesakkan, tapi meruapkan keinginan untuk bersyukur. Bersyukur di tengah keterbatasan dan mencoba menyiasati keterbatasan.

Seperti halnya tokohnya yang juga penting dalam film ini, Ibu Muslimah (Cut Mini). Sosok yang menjadi teladan bagi murid-muridnya dan juga bisa jadi bagi 4 juta penonton yang telah menonton film ini. ( )

Ia menolak melawan nasib yang seakan digariskan untuknya: menikah dengan laki-laki yang menjadi pilihan orang tuanya. Ia memilih mengabdikan diri bagi anak-anak yang membutuhkan bimbingan. Ibu Muslimah juga membangkitkan harapan pada mereka.

Review Film ‘Laskar Pelangi’: Tagore, Totto-Chan, juga Hirata

Foto: Miles Films

Totto-Chan, seperti Hirata, juga begitu kagum pada gurunya. Dan kekaguman itu ditularkan pada 700 ribu pembeli novel "Laskar Pelangi". Sementara Totto-Chan sukses membuat 5 juta orang tergopoh-gopoh membaca kisah sekolahnya yang luar biasa.

Alasannya, ada harapan di dalamnya yang membuat orang terkesima. Harapan yang tak disadari juga bisa menggerakkan seseorang untuk lebih menghargai hidup yang dipunyainya. ( )

"Laskar Pelangi" versi novel maupun filmnya pada akhirnya menemukan keterikatan emosi dengan pembacanya yang membutuhkan harapan pada masa yang serba tak pasti. Dan Riri tetap menjaga esensi terpenting dari tulisan Hirata itu.

Ia seperti mengamini pendapat Lionel Tiger. Bahwa manusia adalah “sejenis hewan dengan bakat besar untuk berharap ("An animal with a gorgeous genius for HOPE.”)

“Laskar Pelangi” tayang di Disney+ Hotstar dan Netflix.

*Ichwan Persada adalah seorang sutradara/produser film, sekaligus dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran.
(it)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
7 Kontroversi Film Snow...
7 Kontroversi Film Snow White Live Action, dari Pemilihan Pemeran hingga Perubahan Cerita
Film John Wick 5 Dilanjutkan...
Film John Wick 5 Dilanjutkan Tanpa Keanu Reeves, Benar-benar Mati di Chapter 4?
Its Family Time! Ada...
Its Family Time! Ada Deretan Film yang Bikin Mata Segar Saat Sahur di Big Movies Platinum Spesial Sahur GTV!
Its Family Time! Ada...
Its Family Time! Ada Teror Monster & Aksi Spektakuler di Big Movies Platinum Setiap Habis Berbuka!
7 Fakta Mickey 17, Kolaborasi...
7 Fakta Mickey 17, Kolaborasi Bong Joon Ho dan Robert Pattinson dalam Fiksi Ilmiah Satir
Penyebab Daredevil Buta,...
Penyebab Daredevil Buta, Kecelakaan Mobil Membuat Indranya ke Titik Manusia Super
Weekend Seru Nonton...
Weekend Seru Nonton Film Transformers di VISION+, Link Nonton di Sini
Marvel Bunuh Pahlawan...
Marvel Bunuh Pahlawan Fantastic Four
Its Family Time! Bersiap...
Its Family Time! Bersiap Hadapi Teror di Big Movies Platinum Mega Crocodile dan Full Action Special!
Rekomendasi
Senyum Optimistis Patrick...
Senyum Optimistis Patrick Kluivert saat Pimpin Timnas Indonesia Terbang ke Australia
325.000 Orang ikut Unjuk...
325.000 Orang ikut Unjuk Rasa Terbesar Memprotes Kebijakan Korup Pemerintah Serbia
Polemik RUU TNI, Ini...
Polemik RUU TNI, Ini Kekhawatiran Wasekjen PB HMI jika Disahkan
Berita Terkini
Apakah Boleh Minum Kopi...
Apakah Boleh Minum Kopi saat Sahur? Perhatikan 5 Hal Ini Agar Tidak Dehidrasi
2 jam yang lalu
IU Blak-blakan Akui...
IU Blak-blakan Akui Syuting When Life Gives You Tangerines dalam Keadaan Mabuk
3 jam yang lalu
Alasan Sebenarnya Ratu...
Alasan Sebenarnya Ratu Camilla Menikah dengan Raja Charles III, Bukan demi Kekuasaan
4 jam yang lalu
Bobon Santoso Diblokir...
Bobon Santoso Diblokir Istri usai Mualaf, Kini Hubungan Kembali Membaik
5 jam yang lalu
Akses Kesehatan Makin...
Akses Kesehatan Makin Mudah, Klinik Damessa Hadir di Pondok Bambu
5 jam yang lalu
Pemakaman Barbie Hsu...
Pemakaman Barbie Hsu Diiringi Tangis Keluarga di Tengah Hujan dan Kabut Tebal
6 jam yang lalu
Infografis
Selain Donald Trump,...
Selain Donald Trump, 4 Capres Ini juga Ditembak saat Kampanye
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved