Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup
loading...

Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya unsur sosial dan unsur genetik. Foto Ilustrasi/Rcc.com.py
A
A
A
JAKARTA - Menurut Asosiasi Psikologi Amerika (APA), kepribadian adalah perbedaan individu dalam pola karakteristik berpikir, merasakan, dan berperilaku. Dalam teori psikologi, tidak ada seseorang dengan kepribadian identik meskipun saudara kandung dengan pola asuh yang sama.
Bagaimana Kepribadian Terbentuk?
Rina Rahmatika, M.Psi, salah seorang psikolog di Rumah Sakit Dr. Radjak Salemba mengungkapkan, kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya unsur sosial dan unsur genetik. Unsur sosial meliputi kondisi geografis, bagaimana lingkungan memperlakukan seseorang,bagaimana individu tersebut merespons hal di sekitarnya, dan unsur belajar karena setiap manusia beradaptasi.
“Terkadang ada stereotip kalau membahas masyarakat di daerah tertentu. Misal, di suatu daerah yang jarak rumah satu dan lainnya berjauhan, masyarakatnya cenderung berbicara dengan suara keras karena terbiasa komunikasi jarak jauh. Ini menandakan kondisi geografis mempengaruhi karakteristik kepribadian masyarakat secara umum” jelas Rina. ( )
Bagaimana Cara yang Tepat Menilai Kepribadian?
Pemeriksaan kepribadian tidak bisa dilakukan dengan satu metode. Ada aspek lain yang biasa digunakan para psikolog dalam pengamatan kepribadian seseorang, di antaranya aspek cara berpikir (kognitif), kondisi emosi (afektif), dan perilaku.
Pengamatan harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari labeling/cap.Setelah dilakukan pengamatan, psikolog dapat melakukan tes kepribadian untuk memastikan kembali hasil pengamatan dan wawancara.
“Terkadang seseorang melihat kepribadiannya hanya dari satu tes kepribadian. Padahal tes kepribadian banyak macamnya, dan setiap tes mengungkap hal yang berbeda. Kita tidak bisa mengungkap kepribadian seseorang dari satu macam tes (single test),” jelas Rina.
Tes kepribadian untuk seleksi sekolah atau perguruan tinggi akan berbeda dengan seleksi penerimaan karyawan. Contohnya, untuk mengetahui cara belajar yang efektif bagi seseorang, jenis tes DISC akan lebih efektif dibandingkan MBTI. Untuk mengetahui pola kerja seseorang, jenis tes papi kostick lebih cocok dibandingkan jenis tes Big Five.
Untuk hasil pengamatan yang menyeluruh, penting untuk mengetahui tujuan dilakukannya tes kepribadian. Sebab, dasar teori pada tes kepribadian untuk seleksi sekolah atau perguruan tinggi akan berbeda dengan seleksi penerimaan karyawan.
Bagaimana Kepribadian Terbentuk?
Rina Rahmatika, M.Psi, salah seorang psikolog di Rumah Sakit Dr. Radjak Salemba mengungkapkan, kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya unsur sosial dan unsur genetik. Unsur sosial meliputi kondisi geografis, bagaimana lingkungan memperlakukan seseorang,bagaimana individu tersebut merespons hal di sekitarnya, dan unsur belajar karena setiap manusia beradaptasi.
“Terkadang ada stereotip kalau membahas masyarakat di daerah tertentu. Misal, di suatu daerah yang jarak rumah satu dan lainnya berjauhan, masyarakatnya cenderung berbicara dengan suara keras karena terbiasa komunikasi jarak jauh. Ini menandakan kondisi geografis mempengaruhi karakteristik kepribadian masyarakat secara umum” jelas Rina. ( )
Bagaimana Cara yang Tepat Menilai Kepribadian?
Pemeriksaan kepribadian tidak bisa dilakukan dengan satu metode. Ada aspek lain yang biasa digunakan para psikolog dalam pengamatan kepribadian seseorang, di antaranya aspek cara berpikir (kognitif), kondisi emosi (afektif), dan perilaku.
Pengamatan harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari labeling/cap.Setelah dilakukan pengamatan, psikolog dapat melakukan tes kepribadian untuk memastikan kembali hasil pengamatan dan wawancara.
“Terkadang seseorang melihat kepribadiannya hanya dari satu tes kepribadian. Padahal tes kepribadian banyak macamnya, dan setiap tes mengungkap hal yang berbeda. Kita tidak bisa mengungkap kepribadian seseorang dari satu macam tes (single test),” jelas Rina.
Tes kepribadian untuk seleksi sekolah atau perguruan tinggi akan berbeda dengan seleksi penerimaan karyawan. Contohnya, untuk mengetahui cara belajar yang efektif bagi seseorang, jenis tes DISC akan lebih efektif dibandingkan MBTI. Untuk mengetahui pola kerja seseorang, jenis tes papi kostick lebih cocok dibandingkan jenis tes Big Five.
Untuk hasil pengamatan yang menyeluruh, penting untuk mengetahui tujuan dilakukannya tes kepribadian. Sebab, dasar teori pada tes kepribadian untuk seleksi sekolah atau perguruan tinggi akan berbeda dengan seleksi penerimaan karyawan.
Lihat Juga :