Tantangan Menarik Konser Berbasis Internet

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 09:15 WIB
loading...
Tantangan Menarik Konser Berbasis Internet
Dunia seni dan hiburan kini mengandalkan teknologi agar karya mereka bisa dinikmati para pencintanya. Foto/SINDOnews/Eko Purwanto
A A A
JAKARTA - Dunia seni dan hiburan kini mengandalkan teknologi agar karya mereka bisa dinikmati para pencintanya. Salah satunya yang tengah menjadi tren adalah konser virtual .



Konser berbasis internet seperti ini memang tengah menggeliat seiring masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak Maret 2020. Agar karya dan kreatifitas tetap terjaga, banyak artis yang kemudian menggelar konser virtual sebagai bentuk upaya menjaga karya sekaligus menerapkan protap kesehatan yang tidak boleh berkerumun. (Baca: Inilah 10 Adab berbicara Agar Lisan Terjaga)

Artis sekaligus penyanyi Mawar De Jong misalnya, untuk mengobati rasa rindu terhadap para penggemar, dia mengadakan konser virtual bertajuk "Ruang Rindu". Tampil dengan latar berwana nude dan diiringi format live band, Mawar membuka penampilan pertamanya dengan lagu 'Heartbeat'.

Wanita yang memiliki nama asli Mawar Eva De Jong ini terlihat anggun dengan balutan dress berwarna abu-abu bermotifkan kupu-kupu di bagian bawahnya. Lagu 'Heartbeat' yang versi aslinya dibawakan berkolaborasi dengan Julian Jacob itu, dia bawakan sendiri dan mampu membius penggemarnya.

Tidak lupa di sela-sela konsernya , Mawar mengucapkan terima kasih kepada para penggemar yang telah bergabung dan setia menonton pertunjukan virtualnya. "Aku mau ucapkan terimakasih buat semua yang menonton konser virtual 'Ruang Rindu'. Sekarang kita virtual dulu, tapi semoga kita bisa bertemu di konser sesungguhnya," ucap Mawar, seperti yang dilansir di laman Youtube miliknya.

Bintang filim 'Teman Tapi Menikah' itu pun melanjutkan penampilannya dengan membawakan lagu terbaru berjudul 'Ruang Rindu' yang sempat dipopulerkan oleh group band Letto. "Walaupun bukan lagu baru, tetapi saat membawakannya dengan aransemen ulang, kita bisa merasakan sesuatu yang baru, dan lagu ini salah satu favorit aku saat masih di bangku Sekolah Dasar (SD)," kata wanita berusia 19 tahun ini. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembangkan SMK untuk Bangun Desa)

Dalam konser virtualnya, wanita keturunan Belanda itu juga meng-cover lagu musisi lain, seperti "Don't Worry Bout a Thing' (Tori Kelly), “Benci Untuk Mencinta (Naif)”, “Mantan Terindah' (Kahitna)”, hingga “Harus Bahagia (Yura Yunita)”. Mawar juga sempat membawakan salah satu lagu dari musisi K-pop idolanya. Kali ini Mawar membawakan lagu "Eyes, Nose, Lips” dari Taeyang.

"Orang tahu aku fans EXO. Tapi waktu konser virtual kemarin aku enggak bawain lagu EXO dulu. Aku suka dengan lagu Taeyang karena ada alasan tersendiri, salah satunya karena lagu tersebut sesuai dengan tema konser aku," ujarnya.

Sebelum lagu ketiga dinyanyikannya, lebih dahulu diputar cuplikan video bagaimana dirinya mempersiapkan konser ini agar berjalan lancar tanpa ada gangguan jaringan dan audio yang bisa menghalangi penikmatnya di rumah. Mawar pun mengatakan harus menjalani tiga kali sesi latihan.

"Perasaannya Senang banget, tapi tetap deg-degan. Syukur semuanya bisa berjalan lancer, tidak ada kendala teknik seperti audio, dan jaringan juga karena memang semua sudah ditangani oleh orang-orang yang tepat," kisahnya. (Baca juga: Perkuat Imunitas Agar tetap Sehat Selama Pandemi)

Penyanyi yang populer dengan lagu 'Lebih Dari Egoku ini' mendapat tantangan tersendiri pada saat mengadakan konser virtual nya. "Challenge bagaimana memberikan pengalaman baru kepada audiens, sehingga mereka akan merasa ada engagement kuat walaupun tidak bertemu langsung. Dan itu yang susah, karena aku juga harus bisa menyatukan rasa walaupun tidak berhadapan langsung," tuturnya.

Wanita berkulit putih tersebut merasa senang, karena konsernya yang bekerja sama dengan salah satu platform digital dan menggunakan teknologi AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) berjalan mulus. Teknologi AR dan VR yang digunakan dalam konser tersebut membuat penampilan Mawar semakin menarik dengan efek 3D. Seperti lirik yang muncul melayang, dan background yang terlihat nyata di tampilan monitor.

Semua efek itu akan berubah di setiap lagu dan disesuaikan dengan lirik lagu yang sedang dinyanyikan. Tentunya pengalaman tersebut membuat konser wanita yang mengawali profesinya sebagai seorang model ini menjadi lebih spektakuler.

Tentunya untuk mendapatkan konser sempurna memang membutuhkan banyak biaya. Namun, bagi Mawar, semua yang dikeluarkan tidak sebanding dengan kepuasan yang bisa dia rasakan untuk para penggemarnya. (Baca juga: Kejagung dalami Dugaan Kasus Korupsi Maryono)

"Kalau bicara dana tentunya tidak sebesar dengan mengadakan konser secara langsung ya, tetapi berapa dana yang harus dikeluarkan tidak sebanding dengan rasa senang saya, karena bisa dibilang ini konser pertama paling berkesan dan memiliki tantangan tersendiri," ungkapnya.

Pengalaman lain konser virtual juga pernah dirasakan oleh musisi Indra Lesmana. Meski telah bertahun-tahun mewarnai belantika musik Indonesia, musisi Jazz Indonesia ini merasa tertantang untuk melakukan konser secara virtual.

Salah satu tantangan terbesar bagi pria yang saat ini menetap di Pulau Dewata Bali, ketika dirinya memutuskan untuk tampil bersama musisi lain secara live lewat internet. Karena lokasi yang kurang memadai jaringan internet, Indra pun mengalami keterlambatan pengantaran pada jaringan komunikasi data dan juga suara.

"Kalau boleh memilih, saya lebih senang konser sambil berinteraksi langsung dengan penonton. Konser virtual banyak banget kendalanya, jadi bikin saya tidak tenang setiap kali perform karena kapasitas public internet tidak dapat diprediksi," papar Indra. (Baca juga: Hilirisasi Tambang Harus Memperhitungkan Hak Rakyat)

Tidak hanya pada performa, perbedaan lainnya juga terasa pada saat latihan. Indra mengaku tidak bisa leluasa memainkan banyak trik seperti konser biasanya, karena keterbatasan waktu yang ada pada panggung virtual.

Waktu latihan pun dia nilai menjadi cukup lama karena harus memperbaiki teknis audio yang menurutnya memakan waktu kurang lebih sampai tiga minggu lamanya.

"Jadi poin utamanya dalam konser virtual ini adalah audio, dan itu yang diutamakan dibandingkan dengan gambar. Tantangan sebelum konser dimulai, kami lebih fokus untuk menyamakan audionya dulu," jelasnya.

Namun, di balik banyaknya tantangan yang harus dihadapi untuk membuat konser virtual, hubungan antara musisi dan teknologi bukan menjadi hal yang baru lagi. Pria kelahiran 1966 ini mengisahkan, sebelum pandemi pun sudah banyak musisi Indonesia yang berkolaborasi dengan musisi mancanegara melalui daring. (Lihat videonya: Pernyataan Bank Dunia Mengenai Undang-Undang Cipta Kerja)

"Sebetulnya para musisi sudah tidak kaget lagi ketika dihadapkan pada kondisi seperti ini, karena memang sejak ada internet dan teknologi, mereka sudah biasa kerja sama dari kota atau negara lain untuk mengisi part (instrumen) masing-masing sampai mixing," tuturnya. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4055 seconds (0.1#10.140)