Jangan Abai, Kasus Anak Terpapar COVID-19 Masih Tinggi

Minggu, 18 Oktober 2020 - 21:04 WIB
loading...
Jangan Abai, Kasus Anak Terpapar COVID-19 Masih Tinggi
Orangtua diharapkan tidak menganggap remeh risiko paparan COVID-19 pada anak. Foto Ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Tak hanya orangtua, anak-anak pun rentan terinfeksi virus corona baru. Berdasarkan data yang dirilis oleh Satuan Tugas Pandemi COVID-19 melalui situs resminya, pada Oktober ini terdapat 9,5% kasus positif pada rentang usia 0-18 tahun.

Sementara angka kematian pada usia tersebut adalah 3%. Bahkan menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kematian anak-anak di Tanah Air akibat COVID-19 termasuk yang tertinggi di kawasan Asia Pasifik.

( )

Angka kasus positif 9,5% tadi menunjukkan kenaikan dibandingkan data tiga bulan lalu, di mana kasus positif COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun "hanya" 2%-5%. Dengan rincian, untuk anak di bawah lima tahun persentasenya 2,3%, sementara anak usia 6-18 tahun sekira 5,6%.

"Lebih tinggi pada anak lebih besar tapi angka keparahan penyakit yang lebih berat terjadi pada bayi dan toddler (1-3 tahun)," ungkap Spesialis Anak dr. Melia Yunita, M.Sc, Sp.A dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.

Melihat kondisi ini, dr. Melia meminta agar para orangtua tidak menganggap remeh risiko paparan COVID-19 pada anak. Ia bercerita, beberapa bulan lalu pernah ada satu pasien berusia 10 bulan terkena COVID-19. Rupanya sang anak sering diajak oleh bapaknya pergi naik motor untuk mencari takjil saat bulan puasa lalu.

"Padahal kalau anak datang dengan keluhan, batuk, pilek, pneumonia, sesak, maka protokolnya akan dianggap sebagai PDP dan harus diswab. Ini sangat tidak nyaman bagi orang dewasa, terlebih anak-anak," ujarnya.

Tes swab adalah pemeriksaan untuk mendeteksi virus corona. Tes ini juga disebut tes PCR (polymerase chain reaction). Pada tes PCR, sampel yang biasa digunakan adalah apus tenggorok di belakang hidung (nasofaring) atau belakang mulut (orofaring). Nantinya, pasien akan diminta sedikit mendongak dan dimasukkan cotton bud dengan tangkai panjang ke dalam lubang hidung pasien hingga mencapai bagian belakang hidung. Dokter akan mengambil sampel dengan cara menyapukan dan memutar alat swab tersebut selama beberapa detik.

Tentu prosedur ini akan membuat anak tidak nyaman dan mungkin juga terasa sakit. Karenanya, dr. Melia mewanti-wanti agar anak-anak tetap di rumah saja dan tidak bepergian.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2601 seconds (0.1#10.140)