Syuting, Film KADET 1947 Bikin Pangkalan Udara hingga Replika Pesawat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Proses syuting film KADET 1947 garapan rumah produksi Temata sempat terhenti lantaran pandemi, tetapi pertengahan September sudah kembali produksi di wilayah Yogyakarta.
Film yang terinspirasi dari kisah kadet (calon pilot angkatan udara) ini digarap lebih dari 300 orang tim produksi termasuk para aktor. Menariknya, film ini menyesuaikan dengan latar ceritanya di 1947. Tentu kondisi sekarang jauh berbeda dengan 70 tahun lalu.
Skala produksinya cukup besar, dengan membuat Pangkalan Udara Maguwo dan hanggarnya yang merupakan asal usul Bandara Adisutjipto, yang pernah menjadi sekolah penerbangan untuk kadet. Selain itu, film ini juga menggambarkan pemukiman warga bernuansa era 1940-an. Set ini dibangun di Landasan Udara Gading TNI AU di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Produser Film KADET 1947 Celerina Judisari mengatakan syuting film KADET 1947 ini menggunakan sembilan replika pesawat tempur yang dirakit sendiri. (Baca juga: No Time To Die Gunakan 8.400 Galon Coca-Cola untuk Adegan Daniel Craig )
“Ini replika-replika pesawat tempur tim kita yang bikin sendiri dengan didampingi oleh Dinas Penerangan TNI AU, salah satunya ada model pesawat Cureng yang dipakai di peristiwa aslinya. Nanti eksekusinya akan dikombinasikan dengan teknik CGI untuk menampilkan adegan serangan udara. Jadi biar pas nonton semakin berasa ambience-nya,” kata Celerina.
“Tantangan pasti ada, apalagi buat film perang gini, tapi prosesnya cukup heavy. Sebagian besar syutingnya di outdoor, ya tanah lapang, hutan, sungai, belum lagi cuaca intens dari siang sampai malam,” sambung dia.
Beruntung semua tim yang berjumlah 300 orang ini bahu membahu membuat proses syuting berjalan lancer. “Teman-teman semuanya enjoy dan excited. Karena kita syuting di daerah yang cukup terpencil. Jadi kalau break kita bikin hiburan sendiri, main games atau jamming bareng. Kebersamaan ini bikin chemistry para aktor makin kuat saat on shoot, apalagi kalau mereka sudah on costume dan make-up, jadi kelihatan seperti kadet beneran,” tutur dia.
Tak hanya mengangkat peristiwa yang jarang dibahas di buku sejarah, film KADET 1947 juga mengulas sisi lain anak muda di 1940-an.
“Cerita perjuangan kan sudah banyak, tapi kisah persahabatan yang dikemas ke dalam drama heroik terhadap peristiwa bersejarah tuh masih jarang diceritakan, apalagi peristiwanya serangan udara. Makanya, kita angkat sisi ini supaya ada ‘bumbu penyedap’ dan penonton bisa relate sama karakternya.” ungkap Celerina.
Kevin Julio pemeran Kadet Mulyono menceritakan pengalaman syutingnya. Menurutnya butuh persiapan mental dan fisik yang kuat, karena di film ini dia mendapat latihan fisik dan di-coaching langsung sama TNI AU, mulai dari cara bersikap, cara jalan, sampai teknik menerbangkan pesawat. (Baca juga: Fantastis! Ini Bocoran Kejutan Malam Puncak HUT ke-29 MNC TV: Ada Air Mancur dan Artis Menari di Dalam Air! )
“Terus dari sisi karakter, gue harus mendalami sisi psikologisnya juga. Gimana sih perasaannya jadi anak muda yang hidup di masa perang? Di satu sisi mereka punya cita-cita mulia, tapi di sisi lain mereka kaya anak muda pada umumnya aja, punya jiwa nekat dan masalah sehari-hari,” beber Kevin.
Sementara, Wafda Saifan yang berperan sebagai Kadet Sutardjo, penggarapan set yang matang jadi salah satu daya tarik utama film ini. “Gambarin situasi puluhan tahun lalu itu kan sulit ya, apalagi untuk setting medan perang. Banyak detail yang harus dipikirin. Nanti penonton bisa lihat penampakan pesawat tempur warisan Jepang di zaman itu yang sederhana dan vintage banget tapi bisa jadi kendaraan para kadet buat perang melawan Belanda. Ini salah satu experience yang gue rasa layak ditunggu masyarakat,” papar dia.
Film KADET 1947 sendiri merupakan film drama berlatar belakang sejarah yang terinspirasi dari peristiwa serangan udara pertama Indonesia ke tentara Belanda yang menduduki wilayah-wilayah di Indonesia pada saat Agresi Militer Belanda I 1947.
Aksi ini dilakukan oleh para kadet (calon siswa TNI Angkatan Udara) yang memiliki semangat untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia saat itu.
Film yang terinspirasi dari kisah kadet (calon pilot angkatan udara) ini digarap lebih dari 300 orang tim produksi termasuk para aktor. Menariknya, film ini menyesuaikan dengan latar ceritanya di 1947. Tentu kondisi sekarang jauh berbeda dengan 70 tahun lalu.
Skala produksinya cukup besar, dengan membuat Pangkalan Udara Maguwo dan hanggarnya yang merupakan asal usul Bandara Adisutjipto, yang pernah menjadi sekolah penerbangan untuk kadet. Selain itu, film ini juga menggambarkan pemukiman warga bernuansa era 1940-an. Set ini dibangun di Landasan Udara Gading TNI AU di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Produser Film KADET 1947 Celerina Judisari mengatakan syuting film KADET 1947 ini menggunakan sembilan replika pesawat tempur yang dirakit sendiri. (Baca juga: No Time To Die Gunakan 8.400 Galon Coca-Cola untuk Adegan Daniel Craig )
“Ini replika-replika pesawat tempur tim kita yang bikin sendiri dengan didampingi oleh Dinas Penerangan TNI AU, salah satunya ada model pesawat Cureng yang dipakai di peristiwa aslinya. Nanti eksekusinya akan dikombinasikan dengan teknik CGI untuk menampilkan adegan serangan udara. Jadi biar pas nonton semakin berasa ambience-nya,” kata Celerina.
“Tantangan pasti ada, apalagi buat film perang gini, tapi prosesnya cukup heavy. Sebagian besar syutingnya di outdoor, ya tanah lapang, hutan, sungai, belum lagi cuaca intens dari siang sampai malam,” sambung dia.
Beruntung semua tim yang berjumlah 300 orang ini bahu membahu membuat proses syuting berjalan lancer. “Teman-teman semuanya enjoy dan excited. Karena kita syuting di daerah yang cukup terpencil. Jadi kalau break kita bikin hiburan sendiri, main games atau jamming bareng. Kebersamaan ini bikin chemistry para aktor makin kuat saat on shoot, apalagi kalau mereka sudah on costume dan make-up, jadi kelihatan seperti kadet beneran,” tutur dia.
Tak hanya mengangkat peristiwa yang jarang dibahas di buku sejarah, film KADET 1947 juga mengulas sisi lain anak muda di 1940-an.
“Cerita perjuangan kan sudah banyak, tapi kisah persahabatan yang dikemas ke dalam drama heroik terhadap peristiwa bersejarah tuh masih jarang diceritakan, apalagi peristiwanya serangan udara. Makanya, kita angkat sisi ini supaya ada ‘bumbu penyedap’ dan penonton bisa relate sama karakternya.” ungkap Celerina.
Kevin Julio pemeran Kadet Mulyono menceritakan pengalaman syutingnya. Menurutnya butuh persiapan mental dan fisik yang kuat, karena di film ini dia mendapat latihan fisik dan di-coaching langsung sama TNI AU, mulai dari cara bersikap, cara jalan, sampai teknik menerbangkan pesawat. (Baca juga: Fantastis! Ini Bocoran Kejutan Malam Puncak HUT ke-29 MNC TV: Ada Air Mancur dan Artis Menari di Dalam Air! )
“Terus dari sisi karakter, gue harus mendalami sisi psikologisnya juga. Gimana sih perasaannya jadi anak muda yang hidup di masa perang? Di satu sisi mereka punya cita-cita mulia, tapi di sisi lain mereka kaya anak muda pada umumnya aja, punya jiwa nekat dan masalah sehari-hari,” beber Kevin.
Sementara, Wafda Saifan yang berperan sebagai Kadet Sutardjo, penggarapan set yang matang jadi salah satu daya tarik utama film ini. “Gambarin situasi puluhan tahun lalu itu kan sulit ya, apalagi untuk setting medan perang. Banyak detail yang harus dipikirin. Nanti penonton bisa lihat penampakan pesawat tempur warisan Jepang di zaman itu yang sederhana dan vintage banget tapi bisa jadi kendaraan para kadet buat perang melawan Belanda. Ini salah satu experience yang gue rasa layak ditunggu masyarakat,” papar dia.
Film KADET 1947 sendiri merupakan film drama berlatar belakang sejarah yang terinspirasi dari peristiwa serangan udara pertama Indonesia ke tentara Belanda yang menduduki wilayah-wilayah di Indonesia pada saat Agresi Militer Belanda I 1947.
Aksi ini dilakukan oleh para kadet (calon siswa TNI Angkatan Udara) yang memiliki semangat untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia saat itu.
(tdy)