Serangan Jantung Ubah Pola Hidup sang Komedian

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 14:15 WIB
loading...
Serangan Jantung Ubah Pola Hidup sang Komedian
Jodhy Bejo. Foto/dok
A A A
Candanya masih sama, suaranya pun terdengar masih penuh semangat. Serangan jantung yang pernah dialaminya pada 2016 silam, tidak mengubah keceriaannya.

Artis komedian Jodhy Bejo ramah menyapa KORAN SINDO di ujung telepon. Di sela waktu santainya di rumah, pemilik nama lengkap Jody Sumantri ini bercerita mengenai penyakit jantung yang dialaminya. (Baca: Inilah Dosa yang Lebih Besar daripada Zina)

Serangan jantung itu datang begitu saja seperti sebuah jawaban atas gejala yang selalu ia rasakan. Tidak ada riwayat sakit jantung di keluarganya, membuatnya tidak pernah terpikir untuk memeriksakan kesehatan jantungnya.

"Sudah lama sebenarnya, saya suka keringat dingin, tangan kiri kebas (mati rasa). Sesekali sesak dan kalau berbicara suka tersengal-sengal. Biasanya badan saya langsung dikerok sampai merah karena dianggap masuk angin," katanya.

Setelah serangan jantung itu, nyawanya memang masih terselamatkan. Namun, saat itu Jodhy belum mau menjalani perawatan medis, yakni pemasangan ring. Pengobatan alternatif dijalaninya selama setahun, namun belum terasa manfaatnya. Akhirnya Jodhy pun tersadar bahwa sakit jantung yang menjadi penyakit mematikan ini harus ditangani dokter.

"Saya memang terlena dengan sugesti. Tetapi sakit jantung itu harus ditangani dokter spesialis yang mengerti. Dan itu lebih rasional karena sebelum pengobatan jelas ada tes untuk mengecek badan kita," kata anggota Super Bejo bersama Edwin ini. (Baca juga: 5 Cara Menjaga kesehatan Tulang)

Pada Maret 2017, Jodhi dipasang ring pertama, kemudian satu setengah bulan kemudian dipasang ring kedua, termasuk pemasangan dua balon juga dilakukannya. Jhody sadar jantungnya tidak sesempurna dulu sehingga kini dia mengurangi aktivitas di dunia hiburan.

Dengan pemasangan dua ring dan balon, dia sudah tidak kembali ke dokter setiap bulan. Diakuinya, kini check-up dilakukan hanya tiga kali selama setahun. Pria yang hobi naik motor dan mengoleksi motor-motor besar ini juga menganggap tubuhnya seperti mesin yang karburatornya sudah tidak benar sehingga dimaklumi terkadang terasa tidak nyaman.

"Sesak sedikit masih ada, lalu jantung seperti terasa dicubit. Saya melihat itu sebagai tanda untuk tidak kebablasan dalam beraktivitas," ujar Jodhy.

Dokter pun menyarankan olahraga hanya joging, bukan lari atau bersepeda seperti yang sedang tren sekarang. Meskipun bersepeda santai, dokter tidak menyarankannya karena bersepeda itu memacu adrenalin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2107 seconds (0.1#10.140)