Bayi Tetap Sehat pada Masa Pandemi

Rabu, 28 Oktober 2020 - 13:15 WIB
loading...
Bayi Tetap Sehat pada Masa Pandemi
Covid-19 menjadi pandemi global yang memberikan kekhawatiran bagi masyarakat, khususnya ibu yang mempunyai bayi dan anak balita. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Covid-19 menjadi pandemi global yang memberikan kekhawatiran bagi masyarakat, khususnya ibu yang mempunyai bayi dan anak balita. Bagaimana menjaga bayi tetap sehat di masa pandemi ini?

Di samping lansia dan penderita komorbid (penyakit penyerta), anak-anak juga cukup rentan terkena virus dan bakteri karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum sempurna. Tugas orang tua adalah memastikan anak balita rajin mencuci tangan, memakai masker jika keluar rumah, menjaga jarak, dan memastikan anak tidak menyentuh wajahnya ketika berada di luar. (Baca: Berdoa keburukan untuk Orang yang Menzalimi)

Bagi yang memiliki bayi, sebaiknya selalu jaga kebersihan barang-barang yang menyentuh mulut bayi, seperti dot, botol, teether, dan mainan juga harus diperhatikan. Karena dapat menjadi sumber bakteri dan jamur yang dapat membahayakan kesehatan dan pencernaannya.

Pada masa pandemi ini, kita harus lebih hati-hati terhadap belanjaan yang kita beli. Misalnya dengan mencuci buah dan sayuran untuk menghilangkan zat kimia yang menempel sebelum memasak atau memasukkan ke dalam kulkas. Hal ini sekaligus bertujuan untuk meminimalkan penularan virus korona dari droplet yang mungkin menempel pada permukaan barang-barang belanjaan.

Cuci bersih pula segala perlengkapan bayi. Mengingat bayi suka sekali memasukkan benda ke mulut. Kebiasaan ini selain dapat mengganggu pencernaan, benda yang menyentuh mulut bayi pun dapat memudahkan jamur tumbuh di rongga mulut. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)

Akibatnya, muncul gejala sariawan. "Untuk itu sebaiknya dot, botol, perlengkapan makanan bayi ataupun mainan harus segera dibersihkan agar virus dan jamur tidak menempel. Disarankan mencuci buah, sayur, peralatan dan mainan bayi dengan sabun dan air yang mengalir, jangan hanya merendamnya,” papar Prof DR dr Rini Sekartini SpA(K), Ketua IDAI Jaya.

Untuk membersihkan buah, sayur, botol, dot dan perlengkapan bayi, bisa menggunakan sabun yang diformulasikan khusus untuk keamanan bayi karena sabun biasa mengandung bahan-bahan kimia yang berisiko membahayakan kesehatan bayi.

Prof DR dr Rini Sekartini SpA(K) menyarankan, untuk membersihkan peralatan bayi secara rutin menggunakan sabun. Tapi penting untuk memperhatikan kandungan dari sabun yang digunakan. Secara umum sabun mengandung zat aktif yang dapat membersihkan segala macam kotoran yang melekat di peralatan bayi.

Sabun yang mengandung antibakteri sangat tepat digunakan untuk membersihkan peralatan bayi termasuk mencuci sayur dan buah yang dikonsumsi bayi sehingga mencegah diare yang salah satunya disebabkan oleh bakteri E Coli atau S Aureus. (Baca juga: Satga tegaskan Pandemi Corona Tak Kenal Kata Libur)

Yang juga perlu mendapat perhatian adalah asupan nutrisi si kecil. Guna menjaga imunitas, sebaiknya berikan ASI hingga anak berusia 2 tahun atau lebih dan lengkapi imunisasi anak sesuai jadwal yang dianjurkan. Pastikan anak mendapat tidur yang cukup setiap harinya serta mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang.

“Apabila diperlukan, bawalah si kecil berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk memastikan asupan vitaminnya sudah terpenuhi,” kata dr Cynthia Rindang Kusumaningtyas SpA dari RS Pondok Indah – Puri Indah. Secara umum, multivitamin dan mineral atau suplemen peningkat daya tahan tubuh tidak dibutuhkan pada anak yang tumbuh secara normal dan mau mengonsumsi makanan yang bervariasi.

Sumber alami terbaik dari berbagai nutrien adalah makanan yang anak konsumsi sendiri. Pada umumnya makanan anak yang bervariasi termasuk kudapannya sudah dapat memenuhi kebutuhan harian anak, termasuk saat anak mengonsumsi berbagai makanan yang terfortifikasi seperti sereal, susu, dan jus.

Dr Cynthia mengingatkan, pemberian vitamin yang berlebihan justru berpotensi menimbulkan toksisitas. Ia menegaskan, agar orang tua lebih ekstra menjaga anak kala pandemi. Sebab, banyak orang tanpa gejala berkeliaran. Orang tersebut tetap dapat menularkan virus melalui percikan/droplets saluran napas dari mulut ataupun hidungnya saat ia sedang berbicara, tertawa, bersin, atau batuk. (Lihat videonya: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan)

Percikan yang mengandung virus dapat terhirup oleh orang lain yang berjarak 1–2 meter di sekitarnya. Semakin lama dan semakin dekat jarak anak saat berinteraksi dengan orang lain akan meningkatkan risiko anak terinfeksi. (Sri Noviarni)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1577 seconds (0.1#10.140)