Pekerja Kreatif Film Harus Tingkatkan Kapasitas Diri

Kamis, 16 April 2020 - 13:08 WIB
loading...
Pekerja Kreatif Film...
Pekerja Kreatif Film Harus Tingkatkan Kapasitas Diri
A A A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus memberikan pendampingan bagi pekerja kreatif khususnya di bidang perfilman agar dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri di tengah pandemi COVID-19.

Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi Kemenparekraf Syaifullah mengatakan, di tengah masa sulit seperti ini Kemenparekraf terus mendorong pekerja kreatif, salah satunya pekerja kreatif film agar mampu meningkatkan kreativitas dan kapasitas diri. Salah satunya dengan menyiapkan berbagai program yang dapat diikuti para pekerja kreatif film secara daring.

"Salah satu yang kami lakukan adalah membuat program #CreativeFromHome. Dimana para pekerja kreatif film bisa mendapatkan informasi, inspirasi, dan mendapatkan kesempatan sesi tanya jawab dengan para narasumber ahli di bidangnya," kata Syaifullah dalamdiskusi virtual bertajuk “1 Hari dari Orang Film”, Rabu (15/4) di Jakarta.

Program tersebut, memberikan kiat-kiat kreatif dan tetap produktif di tengah kondisi seperti ini. Pihaknya juga ingin membawa semangat bahwa sebagai insan kreatif akan selalu ada celah untuk tidak terseret pada arus yang masif.

“Kita tahu saat ini adalah masa yang sulit, namun situasi ini tidak seharusnya membuat kita kehilangan harapan masa depan terutama di industri film nasional. Saat ini bisa menjadi refleksi diri guna peningkatan kapasitas, mencari inovasi baru supaya kita bisa adaptasi dengan situasi baru pasca-pandemi,” katanya.

Terhadap pekerja harian yang mengandalkan pendapatan ketika syuting berjalan, Kemenparekraf sedang berkoordinasi dengan asosiasi terkait dan pihak-pihak terkait untuk mendata pekerja kreatif yang terdampak. Kemenparekraf juga akan terus bersinergi dengan asosiasi dan pelaku film untuk sama-sama mencari jalan terbaik di tengah wabah COVID-19.

Kemenparekraf sebelumnya telah mendata sebanyak 189.586 tenaga kerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dari 34 provinsi yang terdampak wabah pandemi COVID-19 untuk menerima bantuan melalui program kartu pra kerja. Dimana pekerja film salah satu yang terdata dan diusulkan menerima kartu tersebut.

"Bagaimana kita bisa membantu pekerja (harian) film yang terdampak, itu sedang kita pikirkan juga," kata Syaifullah.

Di bagian lain, para pengusaha perfilman juga tetap optimistis dan berusaha mengambil sudut pandang positif agar dapat terus produktif dalam situasi sulit imbas COVID-19 saat ini. Menurut Edy Sulistyo selaku CEO GoPlay situasi COVID-19 membuat deretan produksi film miliknya terpaksa dihentikan sementara demi keselamatan artis, pekerja kreatif, serta kru perfilman.

Namun di sisi lain ia melihat dampak positif terhadap industri, terutama layanan Over The Top (OTT) yang jadi produk andalan GoPlay.

Turut menjadi narasumber di acara itu Edwin Nazir selaku Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) serta Joshua Simanjuntak selaku Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf.

"Saat kampanye untuk di rumah saja, kami memberikan layanan gratis masyarakat untuk menikmati hiburan dalam layanan kami. Dan tanpa kami sadari, terdapat imbas yang luar biasa karena engagement terhadap platform kami naik 10 kali lipat," katanya.

Edi mengatakan, dalam situasi itu banyak masyarakat yang memberikan apresiasi lebih terhadap film Indonesia. Mereka baru menyadari bahwa film Indonesia sudah semakin baik secara kualitas, tidak kalah dengan film-film produksi luar baik secara cerita ataupun skala produksi.

“Dari situasi ini, kami menilai, sekarang adalah saat yang tepat bagi kami untuk lebih memperkenalkan film Indonesia dan meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap film Indonesia. Sehingga setelah COVID-19, film Indonesia akan kembali lebih kuat dari sebelumnya,” kata Edi.

Situasi saat ini juga dimanfaatkan pihak GoPlay untuk memperbaiki atau menggali lebih dalam karya-karya yang akan mereka produksi.

“Sangat memungkinkan bagi penulis-penulis kita untuk membuat pengembangan karya yang jauh lebih baik. Karena saat ini mereka jadi punya banyak waktu untuk berkarya dibanding saat sebelumnya. Mereka bisa berpikir lebih jernih dan berkolaborasi untuk bisa berkarya lebih baik lagi,” kata Edi.

Hal senada dikatakan Edwin Nazir selaku Ketua APROFI, dimana banyak rumah produksi yang filmnya masuk dalam tahap pra-produksi maupun pasca-produksi, menanfaatkan situasi saat ini untuk mengerjakannya dengan lebih baik.

“Harapannya saat situasi membaik, mereka bisa langsung berproduksi dan film yang sudah tahap pasca-produksi juga bisa langsung tayang di bioskop,” ujar Edwin Nazir.

Sementara Joshua Simanjuntak mengapresiasi optimisme yang ditunjukkan pengusaha sektor industri kreatif, khususnya di bidang perfilman. Ia tidak menampik bahwa kondisi saat ini memberikan dampak yang berat bagi industri perfilman yang termasuk satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif. "Bersama-sama kami terus berupaya untuk membantu industri film ini terus bertahan. Kami terbuka dengan ide-ide baru yang melibatkan semua lapisan masyarakat. Bersama pelaku industri kita mencari cara untuk bisa membantu,” kata Joshua Simanjuntak.
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0844 seconds (0.1#10.24)