SAU, Pusat Seni Angklung yang Menyatukan Pemimpin Asia-Afrika

Selasa, 08 Desember 2020 - 21:40 WIB
loading...
SAU, Pusat Seni Angklung yang Menyatukan Pemimpin Asia-Afrika
Saung Angklung Udjo (SAU) merupakan sanggar tempat pertunjukkan seni tradisional, laboratorium pendidikan sekaligus sebagai atraksi budaya khas Jawa Barat. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Saung Angklung Udjo (SAU) merupakan sanggar tempat pertunjukkan seni tradisional, laboratorium pendidikan sekaligus sebagai atraksi budaya khas Jawa Barat. Tempat ini adalah contoh bagaimana sebuah sanggar seni berhasil bertransformasi membina kekayaan budaya lokal sehingga bukan hanya bertahan dari desakan arus globalisasi, juga menjadi sebuah daya tarik wisata yang memikat.

Selain sebagai alat musik tradisional, angklung juga melambangkan kehidupan manusia yang tidak dapat berdiri tetapi saling membutuhkan. Tabung besar dan kecil dari deretan bambu ini menggambarkan perkembangan kehidupan manusia. (Baca juga: Aman Dikunjungi, Kemenparekraf dan Mister Aladin Dorong Wisata Yogyakarta )

Tabung bambu kecil menggambarkan bahwa setiap orang memiliki impian dan keinginan untuk menjadi orang besar yang dilambangkan dengan tabung besar. Ketika angklung digoyangkan, semua tabung menciptakan harmoni yang menggambarkan kehidupan sebagaimana seharusnya.

Di Saung Angklung Udjo, kesenian angklung dikemas dengan sangat menarik oleh Udjo Ngalagena (alm) yang akrab dengan panggilan Mang Udjo dan isterinya, Uum Sumiati. Mang Udjo dikenal sebagai pembuat angklung sejak 1966.

Udjo Ngalagena bersama istrinya belajar pada Daeng Soetigna mendirikan padepokan seni Saung Angklung Udjo, Sundanese Art & Bamboo Craft Center pada 1967. Saung Angklung Mang Udjo berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan mendiang Mang Udjo yang atas kiprahnya mengenalkan musik Angklung hingga dijuluki sebagai Legenda Angklung.

Seiring perkembangan, Saung Angklung Udjo tak hanya sebagai pusat seni angklung di Indonesia, juga menjadi tujuan kegiatan Meetings Incentives Conferences and Exhibitions(MICE) di Bandung. Telah banyak rombongan perusahaan, organisasi, maupun pemerintah memasukkanya dalam agenda kunjungan mereka saat ke Bandung.

Bahkan, Saung Angklung Udjo menyediakan tempat untuk menyelenggarakan acara dalam jumlah besar. Lokasi tersebut berada di bagian belakang panggung pertunjukan yang biasa menampilkan kesenian khas Jawa Barat. Tempatnya berupa ruang terbuka yang sering dijadikan tempat berkumpulnya berbagai kegiatan termasuk gathering korporat.

Saung Angklung Udjo berlokasi di Jalan Padasuka 118 Bandung merupakan sanggar seni, laboratorium pendidikan, sekaligus sebagai obyek wisata budaya Sunda khas Jawa Barat. Saung Angklung Udjo dapat diibaratkan oase kebudayaan di tengah perkampungan padat, di atas tanah seluas 1,2 hektare. (Baca juga: Mister Aladin Optimistis Industri Pariwisata Kembali Bergeliat di Era New Normal )

Bagi Anda yang ingin berkunjung, tiket masuk SAU seharga Rp50.000,00 per orang. Harga itu sudah termasuk souvenir berupa kalung berbandul angklung, brosur dan minuman gratis. Pertunjukan Bambu Petang merupakan sebuah mahakarya Udjo Ngalagena yang masih dapat kita apresiasi hingga kini, dipentaskan setiap hari mulai pukul 15.30 wib. Pertunjukan ini merupakan pagelaran apik dari budaya tradisi Sunda.

Sebelumnya berkeliling. Di bagian belakang panggung terdapat semacam gudang tempat menyimpan angklung. Anda dapat melihat persiapan pementasan angklung, dimana seorang ibu sedang mendandani anak-anak kecil mengenakan kebaya. Keceriaan anak-anak adalah ruh Saung Angklung Udjo. Sejak 1966 proses regenerasi seni tradisi dilakukan dengan cara bermain sambil belajar. Di setiap sudut, senyuman dan sapaan anak-anak akan menemani Anda berkenalan dengan budaya khas Sunda.

Tempat ini mudah dijangkau. Transportasi udara tersedia, penerbangan setiap hari dari Bali, Surabaya, dan Medan ke Bandung pulang pergi. Untuk transportasi darat, dapat memanfaatkan kendaraan sewaan maupun travel. Selama perjalanan ke SAU, Anda akan dimanjakan panorama bukit-bukit hijau yang indah dan bertingkat-tingkat dengan hamparan sawah serta kebun teh yang menyejukkan mata. Perjalanan dari Jakarta memakan waktu sekira 3 jam.

PT KAI Persero (Kereta Api Indonesia) menyediakan jasa layanan kereta api khusus rombongan corporate untuk membawa Anda sampai ke Bandung dari beberapa kota di Indonesia. Untuk pemesanan rombongan silakan hubungi 022-426 6383 pada jam kerja.

Jika Anda ingin datang ke Bandung dengan menggunakan travel atau kereta api maka belilah tiket jauh hari sebelumnya karena Bandung adalah tujuan wisata yang ramai dikunjungi terutama saat akhir pekan. Jika Anda datang dari Surabaya (Stasiun Kereta Gubeng Surabaya) ada beberapa kereta yang dapat digunakan diantaranya ialah Turangga (Eksekutif), Harina (Eksekutif), Argowilis (Eksekutif) dan Mutiara Selatan (Bisnis) yang beroperasi setiap hari.

SAU menjadi besar, setelah Bandung mencatatkan sejarah sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika pada 1955. Saat itu, angklung menjadi atraksi utama yang dimainkan Presiden Soekarno dan para pemimpin negara-negara di Asia dan Afrika. (Baca juga: Kemenparekraf Genjot Promosi Pariwisata Bersama 16 Mitra Co-Branding )

Kegiatan tersebut bukan saja berhasil memikat para pemimpin dunia yang hadir saat itu tetapi juga mempromosikan alat musik tradisional Indonesia ke dunia. Kini setidaknya ada 42 negara di dunia yang mengenalkan permainan angklung, bahkan di Korea Selatan angklung telah dikenalkan sejak masih Sekolah Dasar.

Saat itu Daeng Soetigna, guru dari Udjo Ngalagena (pendiri Saung Angklung Udjo) terjun langsung memperkenalkan angklung kepada seluruh delegasi negara peserta Konferensi Asia-Afrika. Dia memimpin para pemimpin dunia dengan menjadi dirigen permainan angklung.

Pada momen bersejarah itu, angklung menyatukan para pemimpin negara peserta dan menciptakan perdamaian melalui kerja sama yang kompak. Momen tersebut kemudian dikenal sebagai pertunjukan angklung yang pertama kali mendunia dan menorehkan nama Daeng Soetigna yang tak terpisahkan dari Konferensi Asia-Afrika.

Kata angklung sendiri berasal dari bahasa Sunda yaitu ‘angkleung-angkleungan’ yaitu gerakan pemain angklung, serta dari suara ‘klung’ yang dihasilkan instrument bambu ini. Angklung sebenarnya merupakan pengembangan alat musik calung, yaitu tabung bambu yang dipukul, sedangkan angklung merupakan tabung bambu yang digoyang sehingga menghasilkan hanya satu nada untuk setiap instrumennya.

Mengingat angklung hanya bernada pentatonis (da mi na ti la) maka dibutuhkan puluhan orang untuk memainkan angklung agar terdengar harmonis. Kini dengan teknik tertentu bisa dimainkan oleh beberapa orang saja.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2349 seconds (0.1#10.140)