Digital dan Online System, Kombinasi Tumbuh di Masa COVID-19

Senin, 21 Desember 2020 - 02:27 WIB
loading...
Digital dan Online System, Kombinasi Tumbuh di Masa COVID-19
Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian, saat menjadi keynote speaker dalam webinar dan virtual awarding IBBA 2020. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Wabah virus Corona baru telah mengubah semua aspek kehidupan. Pandemik ini telah memberi tekanan dahsyat bagi kesehatan dan perekonomian negara . Di tengah berbagai disrupsi akibat pandemik virus Corona, pertanian sanggup menjadi sektor yang tetap tumbuh dan bertahan dari tekanan tersebut. Salah satu kuncinya adalah penggunaan digital dan online system.

Pada triwulan kedua 2020, pertanian berkontribusi 16,46% terhadap total PDB nasional. Angka itu meningkat dibanding triwulan pertama 2020 sebesar 12,84%. (Baca juga: Strategi Baru Mengelola Pelanggan di Tengah Tantangan Disrupsi Digital dan Pandemi )

Dilihat dari sisi pertumbuhan ekonominya, pada triwulan kedua tahun ini, pertanian meraih pertumbuhan positif sebesar 2,19% (YoY) dan tetap tumbuh positif pada triwulan ketiga 2,15% (YoY). Data tersebut mengidentifikasikan pertanian adalah zona ekonomi yang paling tangguh terhadap berbagai interruptions yang diciptakan pandemi COVID-19. Di saat sektor lain lesu, kinerja tersebut justru mempertegas kalau pertanian berpeluang menjadi sektor penyangga (buffer stock) di masa krisis dan masa-masa yang aman lainnya.

“Kita dituntut untuk mampu melihat peluang yang ada. Keterbatasan mobilisasi akibat pandemi Covid-19 menuntut dan membuat peluang bagi para pelaku bisnis untuk lebih kreatif, berkolaborasi, dan menggunakan mekanisasi dan teknologi pada semua aspek kehidupan yang ada, termasuk penggunaan digital dan online system,” kata Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian , saat menjadi keynote speaker dalam webinar dan virtual awarding Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2020 dengan tema "Post-Survival Agenda: Marketing Strategy for Business Resilience and Competitiveness in The Coming Years".

IBBA adalah survei rutin setiap tahun yang mengukur nilai suatu merek dengan memaparkan elemen-elemen yang menentukan nilai tersebut. Hasil dari survei ini dapat mengetahui posisi, perubahan, dan persaingan setiap merek dengan merek lainnya pada setiap elemen yang diukur. Kepada pemenangnya, dalam survei ke-19 yang digelar oleh SWA bersama lembaga riset MARS Digital Indonesia ini diberikan penghargaan IBBA, yakni penghargaan merek-merek terbaik peraih Brand Value tertinggi. (Baca juga: Daftar Smartphone dengan Pengisian Baterai Tercepat di Tahun 2020 )

Masih seperti tahun-tahun sebelumnya, penentuan indeks IBBA menggunakan 5 variabel penilaian. Pertama, TOM Ad atau Top of Mind Advertising, yaitu iklan yang paling diingat konsumen. Kedua, TOM Brand (Top of Mind Brand), yaitu merek yang paling diingat konsumen. Ketiga, Brand Share, yaitu komposisi/perbandingan merek yang digunakan responden dalam 3 bulan terakhir. Keempat, Satisfaction, yaitu kepuasan konsumen terhadap merek. Kelima, Gain Index, yaitu kemampuan merek mengakuisisi konsumen baru di masa yang akan datang.

“Indonesia Best Brand Award (IBBA) merupakan output dari survei Indonesia Best Brand Index. Dengan menyelenggarakan survei merek secara nasional dengan konsisten setiap tahun, kami dapat memberikan feedback kepada para pemilik dan pengelola merek di Indonesia, bagaimana posisi kekuatan dan kekurangan merek mereka dibandingkan merek-merek lain di kategori sama,” kata Kemal E Gani, Chief Editor SWA Group.

Dalam webinar ini dihadirkan para pimpinan perusahaan yang menjadi juara IBBA 2020 dalam berbagai kategori merek sebagai narasumber. Untuk sesi pertama, menghadirkan narasumber Andrew Gultom (Head of HA & SHA Product Division PT Sharp Electronics Indonesia), Alvin Iskandar Ghazali (Sales Manager Sanyo), dan Sri Adinegara (Federal Oil General Manager). Sedangkan pada sesi kedua narasumbernya adalah Martogi Siahaan (Chief Executive Auto 2000) dan Shandy Purnamasari (Founder & Owner MSGlow).

Sharing knowledge dari para narasumber dalam webinar ini bisa menjadi inspirasi bagaimana cara mereka mengelola merek menjadi yang terbaik di kategorinya di tengah tantangan disrupsi digital dan pandemik. (Baca juga: WHO Mengaku Tengah Pelajari Mutasi Covid-19 di Inggris )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2128 seconds (0.1#10.140)