Sensitivitas Tak 100 Persen, Hasil Rapid Test Antigen Negatif Bukan Berarti Bebas COVID-19

Senin, 21 Desember 2020 - 09:55 WIB
loading...
Sensitivitas Tak 100...
Sensitivitasnya yang kurang dari 100 persen, hasil negatif bukan berarti seseorang tak terpapar COVID-19. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Untuk mencegah meningkatnya penularan COVID-19 saat libur natal dan tahun baru, pemerintah mewajibkan rapid test antigen dilakukan sebagai syarat keluar masuk DKI Jakarta dan ke tempat wisata seperti Bali, misalnya. Para pelancong yang hndak menggunakan moda transportasi umum seperti pesawat dan kereta juga harus melakukan test ini.

Rapid test antigen adalah salah satu pemeriksaan serologi yang diadakan di laboratorium rumah sakit dengan tujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya Antigen Spesifik dari SARS COV2. Antigen sendiri adalah molekul yang dapat merangsang respon daya tahan tubuh.

Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur, dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, mengatakan bahwa swab antigen dilakukan pada tubuh pasien dengan cara pengambilan melalui swab (usapan) orofaring dan nasofaring yang tentunya harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten.

Cara kerja alat swab antigen ini yaitu jika pada tubuh pasien terdapat antigen spesifik SARS COV2, maka antigen tersebut akan berikatan secara spesifik dengan antibodi yang tersedia di alat rapid. Sehingga pada akhirnya akan memunculkan warna pada garis tes (T) di alat rapid. Pengerjaan tes ini sederhana dan cepat yaitu sekitar 15 – 30 menit.

Kelebihan test antigen antara lain mampu mendeteksi komponen virus secara langsung untuk deteksi dini. Metode test ini juga tidak membutuhkan masa inkubasi terjadinya ikatan antigen antibodi untuk mendapatkan hasil positif.

“Jenis test ini juga tidak memerlukan alat pemeriksaan laboratorium khusus, serta tidak memerlukan keterampilan petugas secara khusus dalam pengerjaan rapid swab antigen,” ujar dr. Muhammad Irhamsyah dalam keterangannya secara tertulis kepada SINDOnews..

Namun di sisi lain, kekurangan dari rapid antigen adalah hanya dapat mendeteksi dini (sehingga berpotensi terjadi false negatif dari hasil swab antigen setelah dikonfirmasi dengan tes PCR positif).

Baca juga : Catat! Rapid Tes Antigen Kereta Api Mulai Berlaku Besok

Karena menggunakan sampel saluran napas atas (swab naso/orofaring) sehingga ketidakterampilan petugas dalam pengambilan spesimen dapat mempengaruhi hasil.

Menurut dr. Muhammad tingkat akurasi alat tes antigen rapid bervariasi dari masing-masing brand alat tes rapid antigen. Adapun tingkat sensitivitas alat swab antigen adalah >80% dan spesifisitas alat swab antigen adalah >97%.

Selain itu hasil test yang dilakukan hanya mencerminkan kondisi pada saat itu juga. Jadi rekomendasi untuk melakuan rapid test antigen H-2 sebelum keberangkatan dinilai tidak efektif. Karena bisa saja sehari kemudian seseorang baru terpapar COVID-19 di hari berikutnya.

Baca juga : Aturan Liburan Terbit, Tes PCR dan Rapid Tes Antigen Wajib Kecuali di Bawah 12 Tahun

Untuk melakukan test ini, petugas juga membutuhkan APD level 3 saat pengambilan specimen. Sensitivitas antar brand alat rapid test antigen juga sangat berpengaruh. Sehingga pemilihan alatnya harus dilakukan dengan tepat. Tak hanya itu, uji validasi hasil test antigen masih terbatas sehingga belum dapat menggantikan posisi RT-PCR.

Di dalam dunia pelayanan medis di rumah sakit, penggunaan rapid test antigen direkomendasikan untuk wilayah-wilayah dengan ketersediaan alat tes PCR yang terbatas dan sulit ditemui.
(wur)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1804 seconds (0.1#10.140)