Sebelum Mengonsumsi Sesuatu Sebaiknya Pastikan Kemasannya Bebas BPA

Rabu, 30 Desember 2020 - 16:56 WIB
loading...
Sebelum Mengonsumsi Sesuatu Sebaiknya Pastikan Kemasannya Bebas BPA
Kesadaran untuk tidak menggunakan plastik kemasan berbahan BPA juga sudah dilakukan oleh perusahan makanan, minuman dan obat-obatan di negara maju. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Maraknya pemberitaan dan webinar tentang bahaya zat BPA di kemasan makanan danminuman, salah satunya kemasan plastik air minum galon isi ulang, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap trendingnya tagar #PeringatanGalonIsiUlangBPA di Twitter, Selasa (29/12) pagi.

(Baca juga: Rebranding, Sarian Skincare Miliki Kemasan Lebih Mewah dan Eksklusif )

Akun @misterespect melalui kultwitnya menyampaikan informasi terkait bahayanya BPA. Dalam penyajian informasinya, akun tersebut juga melampirkan data-data dan pendapat para ahli kesehatan .

Zat BPA (Bisphenol-A) dinilai mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan , dan zat BPA ini di sebagian besar negara maju dilarang digunakan untuk kemasan makanan dan minuman. Mereka pun telah mengganti kemasan yang mengandung zat BPA dengan bahan lain yang lebih aman.

Salah satunya pemerintah Kanada yang dengan tegas melarang penggunaan plastik BPA pada botol minum bayi sejak 2010. Penggantinya adalah BPS (Bisphenol-S) dan BPF (Bisphenol-F). Begitu juga Austria yangmelarang BPA pada 2011, Belgia (2012), Swedia (2012), Prancis (2012) dan Denmark (2013).

Fungsi BPA terhadap plastik sendiri adalah sebagai kandungan yang mengawetkan serta memperkuat plastik agar kemasan tidak rusak, yang mempunyai sifat membentuk plastik menjadi keras, mudah dibentuk dan kuat.

Sebagian besar dokter melalui seminar dan penelitian kesehatan international sejak beberapa tahun lalu sudah memperingatkan bahaya zat BPA. Kesadaran untuk tidak menggunakan plastik kemasan berbahan BPA juga sudah dilakukan oleh perusahan makanan, minuman dan obat-obatan di negara maju.

"Jadi sebaiknya, sebelum mengonsumsi sesuatu pastikan kemasan yang digunakan adalah BPA Free demi kesehatan Bayi, Balita & Ibu Hamil. Perubahan harus dimulai dari sekarang & diri kita sendiri," salah satu bunyi kicauan @misterespect.

Dokter spesialis kandungan, dr. Darrel Fernando mengungkapkan, agar memperhatikan kemasan minuman dan makanan dengan melihat dulu kode plastiknya. "Kita harus teliti melihat kode plastik pada setiap produk yang kita gunakan," ujarnya.

"Misalnya kode plastik no 7 (jenis plastik polikarbonat) yang perlu kita perhatikan dalam kemasan makanan kita, karena kode plastik no 7 biasanya mengandung BPA. Meskipun bukan di level yang berbahaya, tapi kalau bisa, dihindari agar tidak terjadi akumulasi jangka panjang," paparnya.

Kementerian Kesehatan juga pernah berpesan agar berhati-hati dalam memilih kemasan plastik minuman, usahakan hindari yang mengandung BPA. Ahli Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Iwan Nefawan mengatakan bahwa BPA dalam kemasan plastik ini telah dilarang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

(Baca juga: Kembali ke Bioskop dengan Nyaman dan Aman Menyaksikan Generasi 90-an: Melankolia )

Ke depannya, akan lebih baik apabila seluruh produsen makanan, minuman dan obat-obatan tidak lagi menggunakan kemasan yang mengandung zat BPA. Pasalnya, akibat yang ditimbulkannya dapat memengaruhi kesehatan.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1684 seconds (0.1#10.140)