Mutasi COVID-19, Masih Efektifkah Vaksin yang Disiapkan Pemerintah?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belakangan beredar berita mutasi virus COVID-19 di Inggris yang lebih ganas dan menular dibanding versi sebelumnya. Padahal pemerintah tengah menyiapkan vaksin yang sedianya akan didistribusikan ke berbagai daerah. Pertanyaannya apakah vaksin tersebut nantinya masih akan tetap bekerja efektif?
Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, meyakinkan bahwa vaksin COVID-19 masih efektif untuk melawan mutasi tersebut.
“Setiap virus bermutasi itu hal yang alamiah, sementara ini pakar berpendapat bahwa tes PCR kita tidak terganggu dan vaksin yang digunakan tetap efektif terhadap mutasi yang baru tersebut, tapi pemantauan tetap dilakukan WHO”, ujarnya dari keterangan pers yang diterima.
Baca juga : Maia Estianty Sembuh dari COVID 19 dalam Sehari, Begini Tipsnya?
Selain itu, Prof. Samsuridjal juga menampik opini masyarakat yang mengatakan bahwa Indonesia hanya membeli dari satu produsen vaksin saja. Sementara negara produsen vaksin tersebut malah membeli dari negara produsen lainnya.
“Indonesia tidak hanya membeli dari satu jenis vaksin saja, kita tidak membeli dari Tiongkok saja tapi juga dari negara lain secara bilateral maupun multilateral, karena setiap vaksin itu ada keunggulannya masing-masing”, terang Prof. Samsuridjal. Ia menjelaskan lebih lanjut bagaimana vaksin yang satu dengan yang lain mampu menutupi kekurangan masing-masing.
Vaksin yang pemerintah sediakan dari Sinovac tidak bisa digunakan untuk usia lanjut. “Tetapi yang dari Amerika atau Inggris bisa digunakan untuk usia lanjut”, ujarnya. Terkait efek samping dari vaksinasi sampai sejauh ini bersifat ringan, dan belum ada yang menunjukkan gejala berat.
Vaksinasi di Inggris dan Amerika sudah dilakukan pada ratusan ribu orang, efek samping sudah bisa mulai terlihat. Efek sampingnya ada dua macam. Pertama di tempat penyuntikan terjadi kemerahan. Kedua adalah suhu tubuh sedikit naik atau pusing, dan jarang sekali terjadi alergi.
Baca juga : Pandemi, Tekanan Hebat pada Kesehatan Mental Sejak PD II
Kalaupun ada alergi obat-obatan atau makanan tentu yang bersangkutan melapor terlebih dahulu sebelum divaksinasi. Prof. Samsuridjal berpesan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan vaksin COVID-19. Menurutnya pemerintah sudah berusaha keras untuk mengadakan vaksinasi bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa mengurangi risiko tertular COVID-19.
Perlu diketahui, vaksin COVID-19 adalah vaksin mati. Maksudnya yaitu virus yang digunakan adalah virus yang sudah dilemahkan untuk membuat vaksin COVID-19 ini. Artinya vaksin yang diberikan kepada tubuh kita tidak ada risiko, atau risikonya nol untuk menyebabkan penyakit. Jadi tidak mungkin ada orang setelah divaksinasi COVID-19 menjadi sakit Covid-19. Itulah keunggulan dari vaksin mati.
Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, meyakinkan bahwa vaksin COVID-19 masih efektif untuk melawan mutasi tersebut.
“Setiap virus bermutasi itu hal yang alamiah, sementara ini pakar berpendapat bahwa tes PCR kita tidak terganggu dan vaksin yang digunakan tetap efektif terhadap mutasi yang baru tersebut, tapi pemantauan tetap dilakukan WHO”, ujarnya dari keterangan pers yang diterima.
Baca juga : Maia Estianty Sembuh dari COVID 19 dalam Sehari, Begini Tipsnya?
Selain itu, Prof. Samsuridjal juga menampik opini masyarakat yang mengatakan bahwa Indonesia hanya membeli dari satu produsen vaksin saja. Sementara negara produsen vaksin tersebut malah membeli dari negara produsen lainnya.
“Indonesia tidak hanya membeli dari satu jenis vaksin saja, kita tidak membeli dari Tiongkok saja tapi juga dari negara lain secara bilateral maupun multilateral, karena setiap vaksin itu ada keunggulannya masing-masing”, terang Prof. Samsuridjal. Ia menjelaskan lebih lanjut bagaimana vaksin yang satu dengan yang lain mampu menutupi kekurangan masing-masing.
Vaksin yang pemerintah sediakan dari Sinovac tidak bisa digunakan untuk usia lanjut. “Tetapi yang dari Amerika atau Inggris bisa digunakan untuk usia lanjut”, ujarnya. Terkait efek samping dari vaksinasi sampai sejauh ini bersifat ringan, dan belum ada yang menunjukkan gejala berat.
Vaksinasi di Inggris dan Amerika sudah dilakukan pada ratusan ribu orang, efek samping sudah bisa mulai terlihat. Efek sampingnya ada dua macam. Pertama di tempat penyuntikan terjadi kemerahan. Kedua adalah suhu tubuh sedikit naik atau pusing, dan jarang sekali terjadi alergi.
Baca juga : Pandemi, Tekanan Hebat pada Kesehatan Mental Sejak PD II
Kalaupun ada alergi obat-obatan atau makanan tentu yang bersangkutan melapor terlebih dahulu sebelum divaksinasi. Prof. Samsuridjal berpesan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan vaksin COVID-19. Menurutnya pemerintah sudah berusaha keras untuk mengadakan vaksinasi bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa mengurangi risiko tertular COVID-19.
Perlu diketahui, vaksin COVID-19 adalah vaksin mati. Maksudnya yaitu virus yang digunakan adalah virus yang sudah dilemahkan untuk membuat vaksin COVID-19 ini. Artinya vaksin yang diberikan kepada tubuh kita tidak ada risiko, atau risikonya nol untuk menyebabkan penyakit. Jadi tidak mungkin ada orang setelah divaksinasi COVID-19 menjadi sakit Covid-19. Itulah keunggulan dari vaksin mati.
(wur)