Derita Fauzian, Terbaring Lemah dengan Kepala Terus Membesar

Rabu, 27 Januari 2021 - 11:45 WIB
loading...
Derita Fauzian, Terbaring Lemah dengan Kepala Terus Membesar
Fauzian Saepuloh hanya mampu terbaring lemah karena penyakit hidrosefalus dan kelumpuhan yang dideritanya. Foto Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Penderitaan tengah dirasakan Fauzian Saepuloh, bayi malang pengidap hidrosefalus. Sejak lahir 27 hari lalu, kepalanya terus membesar dan butuh segera pertolongan. Berat badan bayi yang terlahir prematur di usia kandungan 8 bulan 23 hari itu pun tidak normal, hanya 3 kilogram.

Penderitaan semakin dirasakan Fauzian karena tangan kirinya juga mengalami kelumpuhan. Buah hati pasangan Saepuloh (36) dan Ina Siti Rohmah (21) itu kini hanya mampu terbaring lemah di kasur. Bahkan, kondisinya yang sangat lemah membuatnya tak pernah menangis dan air susu ibu (ASI) pun terpaksa diberikan melalui selang yang tersambung ke mulutnya. Baca Juga: Pengusaha Surabaya Bantu Modal Usaha Ibu Bayi Hidrosefalus
Sang ayah, Saepuloh menuturkan, sebelum didiagnosa mengidap hidrosefalus, anaknya mengalami sesak napas dan kejang-kejang hingga kepalanya terus membesar. Saat lahir, lingkaran kepala Fauzian 37 cm, namun kini membesar jadi 47 cm. "Dari lahir anak saya tidak pernah menangis sama sekali dan menyusuinya pun hanya lewat selang," ungkap Saepuloh, Rabu (27/1/2021).

Saepuloh melanjutkan, Fauzian lahir di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung. Saat berkonsultasi dengan dokter RSKIA Kota Bandung, anaknya dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk ditangani. Namun, kata Saepuloh, sesampainya di RSHS Bandung, dokter kembali merujuk anaknya ke RS Santosa, Kota Bandung. "Senin (25/1/2021) kemarin saya sudah daftar ke RS Santosa," katanya.

Meski sudah mendaftar, Saepuloh belum bisa memastikan kapan sang anak akan ditangani. Dia berharap, anaknya bisa segera mendapatkan penanganan pihak rumah sakit. "Saya ke Santosa kemarin, katanya tanggal 4 Februari disuruh datang ke sana lagi buat mastiin. Mudah-mudahan bisa segera ditangani," harapnya.

Meski dengan segala keterbatasan, khususnya ekonomi, dia dan istrinya bertekad terus berikhtiar untuk mengobati penyakit sang buah hati. Dia berharap, Pemerintah Kota Bandung membantunya, agar anaknya segera mendapatkan penanganan rumah sakit. "Saya sayang anak saya, saya dan istri menerima lahir batin dan akan terus mengusahakan kesembuhan untuk anak saya," ucapnya seraya berharap, ada keajaiban dari sang pencipta agar anaknya segera sembuh.

Saepuloh yang berprofesi sebagai pemain keyboard di acara pernikahan dan hiburan itu juga mengharapkan uluran tangan para dermawan. Pasalnya, sejak pandemi COVID-19 melanda, dirinya tak pernah lagi mendapatkan panggilan manggung.

Kondisi berat semakin dirasakan Saepuloh karena istrinya pun mengalami keterbatasan fisik akibat kaki kirinya cacat sejak lahir. "Jujur, sampai saat ini saya belum pegang uang. Saya bingung karena belum ada panggilan manggung," ungkapnya.

Saepuloh dan istri sebelumnya tinggal di sebuah kontrakan kecil yang kondisinya memprihatinkan di kawasan Warung Muncang, Kota Bandung. Kini, bersama Fauzian, mereka menempati rumah neneknya di Jalan Aki Padma, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1565 seconds (0.1#10.140)