Soal Penangkapan Kapolsek Cantik, Anggota DPRD Jabar: Hanya Oknum, Saya Ikut Prihatin

Jum'at, 19 Februari 2021 - 17:57 WIB
loading...
Soal Penangkapan Kapolsek Cantik, Anggota DPRD Jabar: Hanya Oknum, Saya Ikut Prihatin
Anggota DPRD Jabar, Haru Shuandaru. Foto/MPI
A A A
BANDUNG - Anggota DPRD Jawa Barat, Haru Suandharu menanggapi kasus penangkapan Kapolsek Astanaanyar, Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi karena diduga terlibat kasus penyalahgunaan narkoba. Haru menegaskan, Kapolsek berparas cantik yang ditangkap bersama belasan anggota polisi itu hanyalah segelintir oknum yang telah menyalahgunakan wewenangnya sebagai aparat penegak hukum.

Oleh karenanya, Haru mengingatkan seluruh masyarakat tidak mencap buruk institusi kepolisian. Haru menyadari, kepercayaan masyarakat rusak akibat peristiwa tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa kepercayaan terhadap Polri harus terus dijaga."Saya bilang, Kapolsek Astanaanyar itu kan hanya oknum. Saya ikut prihatin, tapi masyarakat tidak boleh kehilangan kepercayaan terhadap Polri sebagai institusi," tegas Haru di Bandung, Jumat (19/2/2021).

Haru menjelaskan, jika masyarakat sampai kehilangan kepercayaan terhadap Polri, maka hal itu akan berdampak buruk. Bahkan, Haru menyebut, hilangnya kepercayaan terhadap Polri, termasuk institusi penegak hukum lainnya dapat berujung pada tindakan chaos. Baca juga: Coreng Wajah Polri, Mantan Kapolsek Astanaanyar Harus Ditindak Tegas

"Kepercayaan terhadap institusi itu harus dijaga, institusi Polri, penegak hukum lainnya, termasuk institusi pemerintah. Tidak boleh, kita harus menaruh kepercayaan, kalau tidak bisa chaos," jelas anggota Komisi I DPRD Jabar yang salah satunya membidangi keamanan dan ketertiban masyarakat itu.

Meski begitu, berkaca pada kasus yang menimpa Kapolsek Astanaanyar, Ketua Fraksi PKS DPRD Jabar itu pun meminta Polri untuk introspeksi, agar kasus tersebut tidak terulang dan kepercayaan masyarakat, khususnya terhadap institusi Polri dapat tetap terjaga."Polri harus introspeksi, salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap anggotanya, agar kasus itu tidak terulang dan kepercayaan masyarakat tetap terjaga," tegas Haru.

Lebih lanjut Haru mengimbau seluruh institusi, termasuk masyarakat di Jabar untuk bersatu dan membentengi diri dari bahaya narkoba. Dia menegaskan, bahaya narkoba sangat nyata dan dapat merusak kehidupan. "Kita harus bersatu karena kalau narkoba dibiarkan dan terjebak dalam pusarannya, maka masa depan akan rusak. Seluruh komponen harus terlibat aktif menjadi benteng dalam memerangi narkoba," tandasnya.

Sebelumnya, Kriminolog Universitas Padjadjaran (Unpad) Yesmil Anwar mengaku prihatin mendengar kabar penangkapan Kapolsek Astana Anyar dan belasan anggotanya karena diduga mengonsumsi sabu.

Menurut Yesmil, dugaan perbuatan haram yang dilakukan para penegak hukum tersebut dipastikan berimbas pada rusaknya kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri. Bahkan, dia menilai, perbuatan tersebut bertentangan dengan semangat Polri yang menjadikan Polsek sebagai ujung tombak penegakan hukum.

"Ini kan suatu hal yang menjadi prihatin. Kapolsek ini ujung tombak. Kalau di ujungnya terjadi semacam ini, sulit untuk Polri bekerja secara professional dan kepercayaan masyarakat akan rusak," tutur Yesmil, Rabu (17/2/2021).

Diketahui, Propam Polda Jabar dan Mabes Polri menangkap Kapolsek Astanaanyar dan belasan anggota pada Selasa 16 Februari 2021 karena diduga mengkonsumsi sabu . Setelah ditangkap, mereka ditahan di Propam Polda Jabar .

"Saya sampaikan, Propam Polda Jabar dan Mabes Polri mengamankan personel Polsek Astanaanyar terkait dugaan penyalahgunaan narkoba . Ada 12 yang diamankan termasuk kapolsek," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Rabu (17/2/2021).
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1741 seconds (0.1#10.140)