Alasan di Balik Orang Suka Tantangan dan Bahaya, Bisa Terkait Trauma Masa Lalu
loading...

Ketertarikan kita pada tantangan dan bahaya bisa berasal dari dorongan atau pun pengalaman. Foto/Darren Tiumalu, Pexels
A
A
A
JAKARTA - Dalam hidup, terkadang kita ingin mencoba hal-hal yang sama sekali tak menggambarkan keseharian kita. Hal itu bisa saja sesuatu yang penuh tantangan atau dekat dengan bahaya,
Keinginan ini biasanya muncul kalau kamu merasa rutinitasmu terlalu monoton. Jadilah, kamu misalnya ingin menjajal mendaki gunung yang jalurnya berat, menjajal ngebut naik motor, atau mencoba wahana yang bikin adrenalin melonjak drastis. Bahkan orang yang punya hobi berolahraga tinju pun bisa jadi bagian dari hal-hal ini.
Melansir dari Psychology Today , manusia memang punya dorongan yang saling bertentangan dalam diri. Berikut penjelasannya.
Dua Sisi yang Saling Mendesak
Manusia punya dua sisi yang saling bertentangan. Di satu sisi, kita menyukai hal-hal yang stabil, seperti pekerjaan kantoran . Kita bakal menghindar dari segala sesuatu yang menyulitkan, tidak stabil, dan membahayakan. Dalam hal ini, manusia menginginkan pekerjaan yang tetap, aman, serta dapat menghidupi dirinya secara stabil tanpa punya risiko apa pun.
Akan tetapi, kita juga punya sisi lain yang cukup memberontak, melawan dan memberi dorongan ke arah yang berbeda. Sisi ini sangat menyukai tantangan dan segala hal yang tidak pasti. Kita bakal mencari petualangan yang bisa saja menyulitkan.
Contohnya, berlatih olahraga ekstrem seperti paralayang, maraton, mendaki gunung, atau melakukanbungee jumping.
Sisi ini juga bisa membuat kita melepaskan pekerjaan dengan gaji tinggi demi menjadi sukarelawan atau pergi berkeliling dunia. Rupanya, sisi ini lebih penting untuk membuat kita merasa “hidup” daripada merasa “aman”.
Kita menjadi orang yang haus akan tantangan dan nekat mendekati bahaya karena sisi ini. Bagian diri yang membuat kita terus terjaga dan merasa tertantang serta menghindari hal-hal statis, seperti cuma duduk di kursi kantor atau bergelut dengan tugas-tugas kuliah di rumah.
![Alasan di Balik Orang Suka Tantangan dan Bahaya, Bisa Terkait Trauma Masa Lalu]()
Foto:Karolina Grabowska/Pexels
Keinginan ini biasanya muncul kalau kamu merasa rutinitasmu terlalu monoton. Jadilah, kamu misalnya ingin menjajal mendaki gunung yang jalurnya berat, menjajal ngebut naik motor, atau mencoba wahana yang bikin adrenalin melonjak drastis. Bahkan orang yang punya hobi berolahraga tinju pun bisa jadi bagian dari hal-hal ini.
Melansir dari Psychology Today , manusia memang punya dorongan yang saling bertentangan dalam diri. Berikut penjelasannya.
Dua Sisi yang Saling Mendesak
Manusia punya dua sisi yang saling bertentangan. Di satu sisi, kita menyukai hal-hal yang stabil, seperti pekerjaan kantoran . Kita bakal menghindar dari segala sesuatu yang menyulitkan, tidak stabil, dan membahayakan. Dalam hal ini, manusia menginginkan pekerjaan yang tetap, aman, serta dapat menghidupi dirinya secara stabil tanpa punya risiko apa pun.
Akan tetapi, kita juga punya sisi lain yang cukup memberontak, melawan dan memberi dorongan ke arah yang berbeda. Sisi ini sangat menyukai tantangan dan segala hal yang tidak pasti. Kita bakal mencari petualangan yang bisa saja menyulitkan.
Contohnya, berlatih olahraga ekstrem seperti paralayang, maraton, mendaki gunung, atau melakukanbungee jumping.
Sisi ini juga bisa membuat kita melepaskan pekerjaan dengan gaji tinggi demi menjadi sukarelawan atau pergi berkeliling dunia. Rupanya, sisi ini lebih penting untuk membuat kita merasa “hidup” daripada merasa “aman”.
Kita menjadi orang yang haus akan tantangan dan nekat mendekati bahaya karena sisi ini. Bagian diri yang membuat kita terus terjaga dan merasa tertantang serta menghindari hal-hal statis, seperti cuma duduk di kursi kantor atau bergelut dengan tugas-tugas kuliah di rumah.

Foto:Karolina Grabowska/Pexels
Lihat Juga :